Judul : Before Us
Penulis : Robin Wijaya
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2012
ISBN : 9797805409
Halaman : 304
Rating : 2 of 5 stars
Alhamdulillah, Gagasmedia lagi
bagi-bagi ebook gratis untuk merayakan ultahnya yang ke 12 tahun. Buku ini
merupakan salah satu ebook gratis yang dibagikan.
Tidak seperti biasanya, saya nggak
nyari-nyari referensi dulu tentang buku ini. Namanya juga juga gratis bok, sambar
dulu baru cari tahu belakangan! Hehehehe
Baru baca halaman-halaman awal
ada adegan pertengkaran antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang
topiknya adalah mengenai kepulangan suami si perempuan dari rumah sakit. Saya kutip
dikit percakapannya ya:
Cowok: “Aku tidak berada di sini saat keputusan itu diambil”
Cewek: “Apa kami perlu minta pendapatmu dulu?”
Cowok: “Ya. Aku berhak.”
Cewek: “Aku istrinya.”
Cowok: “Aku sahabatnya. Orang yang tahu banyak tentang Radith.”
Cewek: “Sahabat?”
NENG...NONG...NENG...NONG... gaydar saya langsung berbunyi nyaring
mengalahkan sirene mobil pemadam kebakaran.
Dan, barulah saya menuju
goodreads untuk mencaritahu tentang buku ini. Ternyata firasat saya tidak
salah.
Buku ini bercerita mengenai Agil
yang setelah bertahun-tahun lamanya bertemu kembali dengan Radith, sahabatnya dari
SMA yang baru kembali dari Korea. Sudah lama mereka tidak berkomunikasi,
semenjak Radith memutuskan mengejar karirnya di negeri ginseng itu.
Ada kisah diantara mereka. Kisah
terlarang yang membuat mereka harus menutupinya dengan rapat agar tidak
diketahui oleh siapapun juga.
Tapi sekarang Agil sudah tidak
sendirian lagi. Ada seorang tunangan yang berdiri disampingnya dan sebuah
pernikahan yang harus disiapkan.
Hanya saja, pertemuan kembali itu
membuat gejolak perasaan diantara Agil dan Radith kembali muncul. Dengan
sembunyi-sembunyi Agil berusaha mencuri waktu agar bisa bersama Radith tanpa
menimbulkan kecurigaan Ranti, tunangannya.
Tetapi kisah mereka kembali
terputus. Radith berlalu bersama Winnie dan Agil akhirnya menikah dengan Ranti.
Apakah kisah mereka akhirnya
selesai begitu saja?
Tidak. Karena beberapa tahun
kemudian Radith kembali muncul. Kali ini ia siap meninggalkan segalanya demi
Agil, agar bisa terus bersama dengan lelaki itu.
Tapi bagaimana dengan Agil? Bisakah ia meninggalkan Ranti yang juga dicintainya dan Melanie, buah hati mereka?
Genre LGBT bukanlah hal yang baru
bagi saya. Ada masa dimana saya sangat ingin tahu mengenai genre ini. Saya
melahap banyak buku mengenai genre ini, mulai dari yang cheesy banget sampe ke yang cukup serius.
Tetapi genre ini sudah lama saya
tinggalkan, karena kepuasan membaca novel romance antar sesama jenis ini tidak
sebanding dengan kepuasan saya membaca romance antara pria dan wanita. Jauh
sekali perbandingannya...
Jadi ketika New Author Reading
Challenge yang diadakan oleh Ren memberikan tantangan tambahan tahun ini yaitu
membaca Genre 101 dimana salah satunya adalah mengenai LGBT, saya cukup bingung
juga mau membaca apa. Sebenarnya tinggal request di netgalley.com aja saya bisa
mendapatkan banyak novel LGBT. Tapi ya itu, saya nggak tertarik.
Jadi ketika saya tahu novel ini
bercerita mengenai cinta sesama jenis, saya lumayan ragu juga buat membacanya. Apalagi
masih ada 3 ebook Gagas yang saya download hari itu (dan hari ini nambah 4
ebook lagi. Thank you so much GagasMedia!). Tetapi setelah membaca
review-review di goodreads dan mengintip ending buku ini (iyaaa... saya emang
nggak pantang spoiler!) akhirnya saya putuskan juga membaca buku ini.
Well, saya baca buku ini dari abis Isya
sampe lewat tengah malam. Nggak ingat kalau hanya beberapa jam lagi udah mau
sahuran.
Dari segi cover sudah tidak diragukan lagi, Gagasmedia memang juaranya. Saya suka kombinasi warnanya yang lembut dan simbol cincin dengan berlian yang terlepas seolah menyatakan sebuah hubungan yang retak. Sebelum kehebohan "rainbow" belakangan ini saya mungkin bakal komen simbol cincin berlian itu menceritakan retaknya hubungan Agil dan Ranti. Tapi sepertinya tidak ya :(
Saya setuju dengan kebanyakan
pendapat bahwa buku ini ditulis dengan bahasa yang sangat baik, memikat
pembacanya untuk terus membaca. Ceritanya tidak terlalu berat dan hubungan
antara Agil dan Radith diceritakan dengan halus tetapi dengan makna yang jelas.
Cerita disajikan secara flashback atau maju mundur. Urutan
waktunya cukup jelas sehingga tidak membuat kita bingung.
Sebenarnya saya tidak bisa
menemukan emosi yang mendalam antara Agil dan Radith. Keduanya memang tidak
terang-terangan menyatakan cinta, hanya menunjukkannya melalui sentuhan tangan
atau pandangan mata. Tapi dari hal-hal itupun saya tidak merasakan perasaan
mendalam itu. Apalagi tiap sebentar mereka berpisah. Dan saat berpisah
sepertinya Agil dengan mudah mengalihkan perhatiannya kembali kepada Ranti.
Yang katanya benar-benar ia cintai.
Puncak konfliknya adalah ketika
Radith meminta Agil meninggalkan Ranti demi dirinya. Disini Agil menghadapi
dilema. Keduanya sama dicintai, apalagi bersama Ranti ia memiliki seorang putri
yang dicintainya. Ketika Agil membuat pilihan, saya merasa bahwa ia tidak
terlalu kesulitan membuat pilihan tersebut.
Dan entah kenapa saya merasa
bahwa Agil bukanlah purely gay. Tidak
ada tanda-tanda ketertarikannya kepada lelaki selain selama berpisah dengan
Radith. Ia cukup puas dengan cintanya kepada Ranti.
Secara keseluruhan cerita ini
lumayanlah menurut saya. Kisah cintanya tidak dramatis atau bikin gregetan,
tetapi walaupun begitu cara penulisan yang elok dari penulis membuat kita tidak
berniat berhenti ditengah jalan.
Kalaupun ada yang bikin gregetan
adalah penggunaan bahasa Inggrisnya yang lumayan banyak di buku ini. Dan
lumayan banyak juga tiponya. Saya punya feeling seakan-akan kalimat awalnya
adalah kalimat berbahasa Indonesia yang kemudian diterjemahkan ke bahasa
Inggris. Itu feeling saya aja yaaa... :)
Yang paling saya ingat itu adalah
penggunaan kata “cheat behind me”
yang kalau diartikan lurus yaitu “selingkuh
dibelakangku” sementara pemakaian kata yang sering saya dengar adalah “cheat on me” yang memiliki pengertian
yang sama juga.
Nah, segitu aja dulu review saya
tentang buku ini. Tidak perlulah saya menyinggung gaya hidup Agil dan Ranti
sebelum mereka menikah. Pergi liburan berdua, pesan cottage bersama dan
ujung-ujungnya seranjang berdua. Yaelah anak-anak, ngapain juga mesti tunangan
setahun dulu. Langsung nikah aja napa?
Oke...Oke... sebaiknya saya
hentikan saja sebelum mengomel panjang.
Mau baca buku yang mana lagi
yaaa.... *gosoktangan*