Pages

Thursday, January 23, 2014

Putih Dalam Cinta by Mursal Fahrezi




Judul                     : Putih Dalam Cinta
Pengarang           : Mursal Fahrezi
Penerbit               : Elex Media Komputindo
Tahun                   : 2013
ISBN                     : 9786020229034
Halaman              : 160
Rating                  : 2 of 5 stars


Sinopsis:

Setelah empat tahun berlalu, akhirnya Manisha kembali pada suami dan anaknya, Ray dan Nayra yang sudah tumbuh besar.

Sayang, sang suami sudah terlampau kecewa karena perbuatannya. Ray  merasa sakit hati lantaran Manisha dulu meninggalkannya dan menelantarkan anak mereka, Nayra, yang saat itu masih berusia dua bulan.

Ray lalu berbaik hati memberikan Manisha kesempatan, yaitu bisa tinggal di rumah besarnya sekaligus dekat dengan anaknya sendiri yang selalu memanggilnya dengan sebutan “tante” lantaran Ray bersikeras menyembunyikan bahwa Manisha adalah ibu kandungnya.

Jika cinta yang benar-benar putih nan suci itu ada, apakah kehidupan sepasang insan ini bisa kembali seperti empat tahun yang lalu?


Empat tahun yang lalu Manisha meninggalkan keluarganya disebabkan karena sang suami yang di PHK dari pekerjaannya sementara mereka memiliki bayi kecil yang harus diberi makan. Tidak tahan dengan kemiskinan tersebut, Manisha menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh seorang temannya. Masalahnya pekerjaan tersebut berlokasi di Bandar Lampung, sementara ia dan suaminya tinggal di Palembang.

Sekarang ia kembali ke Palembang dengan keberhasilan. Ia memiliki sebuat toko kue yang sangat sukses di Bandar Lampung sehingga bisa membuka cabang tokonya di Palembang. Ia juga bahkan mampu membeli sebuah rumah mewah di Palembang. Setelah mendapatkan semua kesuksesan itu Manisha memutuskan untuk kembali kepada suami dan anaknya. Ia sangat merindukan anaknya tersebut.

Maka dengan membawa sekoper pakaian dan hadiah-hadiah untuk Nayra, putrinya, Manisha menuju kediaman suaminya. Siap untuk memikul kembali tugas sebagai istri dan ibu... kalau Ray masih mau menerimanya.

Buku ini saya dapatkan sebagai buntelan dari penerbit. Selalu berbahagia kalau mendapatkan kepercayaan untuk mereview buku yang diterima langsung dari penerbit. Dari 3 pilihan buku yang tertinggal waktu itu, saya sengaja memilih buku ini.

Kenapa? Karena temanya cukup unik menurut saya.

Biasanya kita membaca kisah mengenai seorang istri yang ditinggalkan oleh suaminya dan harus berjuang sendirian  untuk menghidupi anaknya. Sementara di buku ini si istri-lah yang meninggalkan keluarganya. Tanpa kabar selama 4 tahun. Jadi saya berharap untuk mendapatkan sesuatu yang menyentuh di buku ini.

Satu lagi yang menarik adalah cerita yang berlokasi di Palembang. Dari sekian banyak buku yang saya baca, hanya beberapa yang berlokasi di luar Pulau Jawa. Malah kebanyakan berpusat di Jakarta. Dan saya berharap mendapatkan gambaran yang menarik mengenai Palembang. Karena walaupun saya berdomisili di Sumatera, dan keluarga mamak saya tinggal di Palembang, saya sama sekali belum pernah mengunjungi Palembang.

Cover buku ini juga cantik dan cukup menggambarkan beberapa hal di buku ini. Seperti secangkir teh yang selalu di sajikan Manisha untuk Ray, sebuah cupcake yang menggambarkan toko kue Manisha dan sepasang peralatan makan yang mewakiliki restoran milik Ray.

Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa saat ini cover buku-buku lokal yang diterbitkan sangatlah cantik-cantik. Beberapa buku memang secantik covernya, sementara beberapa lagi membuat kita kecewa.

Dan sayangnya, buku ini termasuk kedalam kategori terakhir bagi saya. Begitu banyak hal-hal yang tidak logis dan dangkal sehingga saya harus berulang kali membacanya dan mencernanya.

Saat Manisha mendatangi rumah Ray untuk pertamakali setelah berpisah selama 4 tahun, hanya ada sedikit kemarahan yang dimunculkan oleh Ray. Padahal saya mengharapkan semburan kemarahan atau sikap dingin yang acuh. Bukan yang berlebihan seperti dalam sinetron, tapi cukup untuk memperlihatkan kepada kita pembaca bahwa Ray sangat sakit hati atas kepergian Manisha.

Tetapi baru sampai kita ke halaman 13, Ray sudah menyerah dan mengijinkan Manisha tinggal dirumahnya supaya bisa berdekatan dengan Nayra. Tidak lama kemudian Manisha sudah kembali melebur dalam kehidupan keluarganya mulai dari memasak sampai mengantarkan anaknya ke sekolah.

Manisha di buku ini digambarkan sebagai seorang wanita cantik dengan kulit putih dan rambut lurus. Tidak ada penjelasan lebih lanjut sehingga sepanjang buku ini saya membayangkannya dengan wajah Manisha Koirala. Dan sebagai karakter yang melakukan “kejahatan” dibuku ini,  malah ia lebih bersikap sebagai manusia yang teraniaya.

Tidak ada perjuangan yang perlu dilakukannya oleh menebus dosa-dosanya. Dan setiap kali menginginkan sesuatu yang berhubungan dengan anaknya, Manisha akan mengeluarkan jurus “karena dia anak kandungku” atau “karena dia darah dagingku.” Sementara yang mengucapkan adalah seorang ibu yang meninggalkan si anak kandung tersebut.

Walaupun sering mengucapkan permintaan maaf atas kepergiaannya dulu, tapi kita sebagai pembaca sama sekali tidak merasakan penyesalan tersebut. Malah yang terasa adalah adanya sekelumit kebanggaan karena telah sukses dalam karirnya.

Ray sendiri, sebagai seorang ayah yang berjuang mati-matian untuk menghidupi anaknya sehingga dalam satu hari itu ia bertemu dengan anaknya hanya di pagi dan malam hari, juga seperti kerbau yang di cucuk hidungnya. Menuruti semua permintaan Manisha. Ray merupakan karakter yang paling lemah dan paling tidak saya sukai di buku ini. Perlakuannya terhadap Risha membuat saya marah.

Kalau kita mengharapkan romans di buku ini, silakan bermimpi saja. Di sinopsis kita dituntun ke arah dimana “cinta putih” Ray dan Manisha akan menang. Tapi satu-satunya percintaan yang ada dibuku ini adalah hubungan antara Ray dan Risha, yang kemudian berakhir dengan sangat menyedihkan bagi Risa.

TIDAK ADA SAMA SEKALI interaksi antara Ray dan Manisha kecuali kalau menyangkut anak mereka Nayra. Tidak ada percakapan berdua mengenang masa lalu mereka atau benih-benih cinta yang kembali muncul, karena Manisha selalu berkata “aku kembali demi anakku.” Dan Manisha memang hanya berurusan dengan Nayra saja, kecuali kalau saat dia memasak sarapan untuk Ray masuk hitungan.

Ketika membaca sinopsis buku ini saya mengharapkan perjuangan Manisha untuk merebut hati Ray dan Manisha. Tetapi yang saya dapatkan adalah Manisha cukup meminta dengan manis dan Ray serta semua orang lain (kecuali Risha) akan menuruti kehendaknya.

Ada begitu banyak hal yang saya pertanyakan dari buku ini sehingga saya jadi bingung sendiri. Buku dengan ketebalan 160 halaman ini saya selesaikan dalam waktu 5 jam (jauh lebih lama dari buku-buku berhalaman 300an) karena tiap sebentar saya berhenti mempertanyakan hal yang saya baca.

Karakter-karakter yang dangkal, plot yang unik tapi kurang digali adalah kelemahan besar buku ini. Sementara yang saya harapkan mengenai Palembang juga tidak terkabul. Setelah membaca buku ini pengetahuan saya tentang Palembang hanya bertambah sejauh mall PTC dan Palembang Squre Mall.

Saya  berharap seandainya buku ini lebih dikembangkan lagi. Semua bumbunya telah ada untuk membuat buku ini menarik, tetapi pengembangan karakter dan plotnya sungguh mengecewakan....


Untuk RC :
1. Lucky No. 14 RC (Freebies Time)
2. New Author RC

No comments:

Post a Comment