Judul : Putih Dalam Cinta
Pengarang : Mursal Fahrezi
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun : 2013
ISBN : 9786020229034
Halaman : 160
Rating : 2 of 5
stars
Sinopsis:
Setelah empat tahun berlalu, akhirnya
Manisha kembali pada suami dan anaknya, Ray dan Nayra yang sudah tumbuh besar.
Sayang, sang suami sudah
terlampau kecewa karena perbuatannya. Ray
merasa sakit hati lantaran Manisha dulu meninggalkannya dan
menelantarkan anak mereka, Nayra, yang saat itu masih berusia dua bulan.
Ray lalu berbaik hati memberikan
Manisha kesempatan, yaitu bisa tinggal di rumah besarnya sekaligus dekat dengan
anaknya sendiri yang selalu memanggilnya dengan sebutan “tante” lantaran Ray
bersikeras menyembunyikan bahwa Manisha adalah ibu kandungnya.
Jika cinta yang benar-benar putih
nan suci itu ada, apakah kehidupan sepasang insan ini bisa kembali seperti
empat tahun yang lalu?
Empat tahun yang lalu Manisha
meninggalkan keluarganya disebabkan karena sang suami yang di PHK dari
pekerjaannya sementara mereka memiliki bayi kecil yang harus diberi makan.
Tidak tahan dengan kemiskinan tersebut, Manisha menerima pekerjaan yang
ditawarkan oleh seorang temannya. Masalahnya pekerjaan tersebut berlokasi di
Bandar Lampung, sementara ia dan suaminya tinggal di Palembang.
Sekarang ia kembali ke Palembang
dengan keberhasilan. Ia memiliki sebuat toko kue yang sangat sukses di Bandar
Lampung sehingga bisa membuka cabang tokonya di Palembang. Ia juga bahkan mampu
membeli sebuah rumah mewah di Palembang. Setelah mendapatkan semua kesuksesan
itu Manisha memutuskan untuk kembali kepada suami dan anaknya. Ia sangat
merindukan anaknya tersebut.
Maka dengan membawa sekoper
pakaian dan hadiah-hadiah untuk Nayra, putrinya, Manisha menuju kediaman
suaminya. Siap untuk memikul kembali tugas sebagai istri dan ibu... kalau Ray
masih mau menerimanya.
Buku ini saya dapatkan sebagai
buntelan dari penerbit. Selalu berbahagia kalau mendapatkan kepercayaan untuk
mereview buku yang diterima langsung dari penerbit. Dari 3 pilihan buku yang
tertinggal waktu itu, saya sengaja memilih buku ini.
Kenapa? Karena temanya cukup unik
menurut saya.
Biasanya kita membaca kisah
mengenai seorang istri yang ditinggalkan oleh suaminya dan harus berjuang
sendirian untuk menghidupi anaknya.
Sementara di buku ini si istri-lah yang meninggalkan keluarganya. Tanpa kabar
selama 4 tahun. Jadi saya berharap untuk mendapatkan sesuatu yang menyentuh di
buku ini.
Satu lagi yang menarik adalah
cerita yang berlokasi di Palembang. Dari sekian banyak buku yang saya baca,
hanya beberapa yang berlokasi di luar Pulau Jawa. Malah kebanyakan berpusat di
Jakarta. Dan saya berharap mendapatkan gambaran yang menarik mengenai
Palembang. Karena walaupun saya berdomisili di Sumatera, dan keluarga mamak
saya tinggal di Palembang, saya sama sekali belum pernah mengunjungi Palembang.
Cover buku ini juga cantik dan
cukup menggambarkan beberapa hal di buku ini. Seperti secangkir teh yang selalu
di sajikan Manisha untuk Ray, sebuah cupcake
yang menggambarkan toko kue Manisha dan sepasang peralatan makan yang
mewakiliki restoran milik Ray.
Tidak bisa kita pungkiri lagi
bahwa saat ini cover buku-buku lokal yang diterbitkan sangatlah cantik-cantik.
Beberapa buku memang secantik covernya, sementara beberapa lagi membuat kita
kecewa.
Dan sayangnya, buku ini termasuk
kedalam kategori terakhir bagi saya. Begitu banyak hal-hal yang tidak logis dan
dangkal sehingga saya harus berulang kali membacanya dan mencernanya.
Saat Manisha mendatangi rumah Ray
untuk pertamakali setelah berpisah selama 4 tahun, hanya ada sedikit kemarahan
yang dimunculkan oleh Ray. Padahal saya mengharapkan semburan kemarahan atau
sikap dingin yang acuh. Bukan yang berlebihan seperti dalam sinetron, tapi
cukup untuk memperlihatkan kepada kita pembaca bahwa Ray sangat sakit hati atas
kepergian Manisha.
Tetapi baru sampai kita ke
halaman 13, Ray sudah menyerah dan mengijinkan Manisha tinggal dirumahnya supaya
bisa berdekatan dengan Nayra. Tidak lama kemudian Manisha sudah kembali melebur
dalam kehidupan keluarganya mulai dari memasak sampai mengantarkan anaknya ke
sekolah.
Manisha di buku ini digambarkan sebagai seorang wanita cantik dengan kulit putih dan rambut lurus. Tidak ada penjelasan lebih lanjut sehingga sepanjang buku ini saya membayangkannya dengan wajah Manisha Koirala. Dan sebagai karakter yang
melakukan “kejahatan” dibuku ini, malah
ia lebih bersikap sebagai manusia yang teraniaya.
Tidak ada perjuangan yang perlu dilakukannya oleh menebus dosa-dosanya. Dan setiap kali menginginkan sesuatu yang berhubungan dengan anaknya, Manisha akan mengeluarkan jurus “karena dia anak kandungku” atau “karena dia darah dagingku.” Sementara yang mengucapkan adalah seorang ibu yang meninggalkan si anak kandung tersebut.
Tidak ada perjuangan yang perlu dilakukannya oleh menebus dosa-dosanya. Dan setiap kali menginginkan sesuatu yang berhubungan dengan anaknya, Manisha akan mengeluarkan jurus “karena dia anak kandungku” atau “karena dia darah dagingku.” Sementara yang mengucapkan adalah seorang ibu yang meninggalkan si anak kandung tersebut.
Walaupun sering mengucapkan
permintaan maaf atas kepergiaannya dulu, tapi kita sebagai pembaca sama sekali
tidak merasakan penyesalan tersebut. Malah yang terasa adalah adanya sekelumit
kebanggaan karena telah sukses dalam karirnya.
Ray sendiri, sebagai seorang ayah
yang berjuang mati-matian untuk menghidupi anaknya sehingga dalam satu hari itu
ia bertemu dengan anaknya hanya di pagi dan malam hari, juga seperti kerbau
yang di cucuk hidungnya. Menuruti semua permintaan Manisha. Ray merupakan
karakter yang paling lemah dan paling tidak saya sukai di buku ini.
Perlakuannya terhadap Risha membuat saya marah.
Kalau kita mengharapkan romans di
buku ini, silakan bermimpi saja. Di sinopsis kita dituntun ke arah dimana “cinta
putih” Ray dan Manisha akan menang. Tapi satu-satunya percintaan yang ada
dibuku ini adalah hubungan antara Ray dan Risha, yang kemudian berakhir dengan
sangat menyedihkan bagi Risa.
TIDAK ADA SAMA SEKALI interaksi
antara Ray dan Manisha kecuali kalau menyangkut anak mereka Nayra. Tidak ada
percakapan berdua mengenang masa lalu mereka atau benih-benih cinta yang
kembali muncul, karena Manisha selalu berkata “aku kembali demi anakku.” Dan Manisha
memang hanya berurusan dengan Nayra saja, kecuali kalau saat dia memasak
sarapan untuk Ray masuk hitungan.
Ketika membaca sinopsis buku ini
saya mengharapkan perjuangan Manisha untuk merebut hati Ray dan Manisha. Tetapi
yang saya dapatkan adalah Manisha cukup meminta dengan manis dan Ray serta
semua orang lain (kecuali Risha) akan menuruti kehendaknya.
Ada begitu banyak hal yang saya
pertanyakan dari buku ini sehingga saya jadi bingung sendiri. Buku dengan
ketebalan 160 halaman ini saya selesaikan dalam waktu 5 jam (jauh lebih lama
dari buku-buku berhalaman 300an) karena tiap sebentar saya berhenti
mempertanyakan hal yang saya baca.
Karakter-karakter yang dangkal,
plot yang unik tapi kurang digali adalah kelemahan besar buku ini. Sementara
yang saya harapkan mengenai Palembang juga tidak terkabul. Setelah membaca buku
ini pengetahuan saya tentang Palembang hanya bertambah sejauh mall PTC dan Palembang Squre Mall.
Saya berharap seandainya buku ini lebih
dikembangkan lagi. Semua bumbunya telah ada untuk membuat buku ini menarik,
tetapi pengembangan karakter dan plotnya sungguh mengecewakan....
Untuk RC :
1. Lucky No. 14 RC (Freebies Time)
2. New Author RC
Untuk RC :
1. Lucky No. 14 RC (Freebies Time)
2. New Author RC
No comments:
Post a Comment