Pages

Monday, February 17, 2014

Holland : One Fine day in Leiden by Feba Sukmana

Judul                     : Holland : One Fine Day in Leiden
Pengarang           : Feba Sukmana
Penerbit               : Bukune
Tahun                   : 2013
ISBN                     : 6022201160
Halaman              : 300
Rating                  : 4 of 5 stars

Sinopsis

Sejak menjejakkan kaki di Bandara Schiphol, Belanda, dan udara dingin menyambutnya, Kara tak lagi merasa asing. Mungkin, karena ia pun telah lama lupa dengan hangat.

Belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi dalam kotak tua yang teronggok di sudut kamarnya. Kini, Kara tahu: Ibu yang pergi, Kara yang mencari. Tak ada waktu untuk cinta.

Namun, kala senja membingkai Leiden dengan jingga yang memerah, Kara masih ingat bisik manis laki-laki bermata pirus itu, “Ik vind je leuk”—aku suka kamu. Juga kecup hangatnya. Rasa takut mengepung Kara, takut jatuh cinta kepada seseorang yang akhirnya akan pergi begitu saja. Dan, meninggalkan perih yang tak tersembuhkan waktu. Seperti Ibu.
Aku tidak berada di sini untuk jatuh cinta, ulangnya dalam hati, mengingatkan diri sendiri.

Di sudut-sudut Leiden, Den Haag, Rotterdam, dan Amsterdam yang menyuguhkan banyak cerita, Kara mempertanyakan masa lalu, harapan, masa depan, juga cinta. Ke manakah ia melangkah, sementara rintik hujan merinai di kanal-kanal dan menghunjam di jantung kota-kota Negeri Kincir Angin yang memesona?

Alles komt goed—Semua akan baik-baik saja, Kara.


Review

Hujan menyambut kedatangan Kara di Belanda. Ia mendatangi negeri tulip ini untuk meraih gelar masternya. Leiden adalah tujuannya.

Tapi sesampainya di Leiden permasalahan lama juga turut mengikutinya. Ibu yang telah lama tidak dijumpai juga berada di negeri yang sama. Siapkah Kara mencari ibu yang telah meninggalkannya ini?

Di  kota kecil ini ia tinggal serumah dengan Linny, cewek Belanda yang terbuka dan blak-blakan, menjalin persahabatan dengan teman-teman sekelasnya yang berasal dari berbagai negara, mengunjungi pelosok-pelosok di Belanda dan jatuh cinta dengan pangeran hujan bermata pirus.

Cover ini buku ini sangat menarik perhatian saya. Gambar kincir angin dan warna oranye covernya sangat menggambarkan Belanda. Apalagi sudut-sudut buku yang dibuat melengkung membuat buku ini terasa unik.

Holland : One Fine Day in Leiden ini merupakan salah satu seri dari “Satu Tempat Punya Cerita”. Di buku ini kita dibawa ke berbagai kota di Belanda seperti Leiden, Den Haag, Rotterdam dan Amsterdam. Selain itu kita juga diperkenalkan dengan budaya Belanda dan acara-acara yang khas disana seperti perayaan friesland niewjaarsduik yaitu perayaan tahun baru dimana para warga Belanda merayakannya dengan menceburkan diri ke danau atau laut.

Novel ini juga dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi tempat dan perayaan tersebut sehingga kita bisa lebih mudah membayangkannya.

Dari segi cerita sebenarnya biasa saja. Saya malah lebih cenderung mengatakan kalau ini bukanlah novel romance. Karena permasalahan Kara dan ibunya jauh lebih menarik daripada perkembangan hubungan antara Kara dan Rein, si pangeran hujan bermata pirus.

Malah dari awal membaca buku ini ,dimana kedatangan Kara di Belanda disambut oleh hujan, kita sudah bisa merasakan kesenduannya. Ditambah lagi dengan rumitnya hubungan antara Kara dan eyang putrinya semakin membuat buku ini lebih cenderung ke drama keluarga daripada percintaan.

Setengah buku ini berisi permasalahan pribadi Kara dan setengahnya lagi adalah cerita perjalanannya mengunjungi sudut-sudut Belanda ditemani oleh pangerannya. Dapat juga kita katakan bahwa buku ini bisa dijadikan panduan jalan-jalan selama di Belanda. 

Kedetilan deskripsi tempat ini bisa disebabkan karena penulis yang memang sedang bermukim di Belanda sehingga tempat-tempat tersebut bisa dirasakan secara nyata oleh pembacanya.


note :
1. New Author RC
2. Lucky No. 14 RC (Visit the country)


Friday, February 7, 2014

The Last 2 % by Kim Rang

Judul                     : The Last 2 %
Penulis                 : Kim Rang
Penerbit               : Haru
Tahun                   : 2013
ISBN                     : 9786027742246
Halaman              : 424
Rating                  : 3 of 5 stars


Sinopsis :

Jeongha, si ratu pemenang undian, memang selalu beruntung. Kali ini ia mendapatkan hadiah menginap di Arizona, hotel bintang lima yang sangat terkenal. Sayangnya, keberuntungan sepertinya tidak menyertai wanita ini dalam percintaan. Jeongha melihat sendiri pacarnya Minsu, bermesraan dengan seorang wanita berpakaian merah layaknya cabai!

Saking kesalnya, saat Minsu meneleponnya, Jeongha malah berpura-pura sedang menikmati malam yang menyenangkan di Hotel Arizona bersama pria lain. Saat Jeongha sedang mengeluarkan suara-suranya yang dipenuhi kenikmatan palsu, priayang tinggal persis di sebelah kamar Jeongha memergokinya.

Alih-alih menertawakan, pria itu justru membantunya memberi pelajaran bagi Minsu.

Mencurigakan!

Apakah pria itu benar-benar tulus?


Review : 

Eun Jeongha, tuan putri dari Rumah Beras, selalu beruntung kalau sudah menyangkut undian. Sudah banyak hadiah yang didapatkan, seperti voucher, blender, kulkas, dll. Bisa dibilang sebagian besar isi kamar Jeongha adalah hadiah dari undian-undian yang diikutinya.

Suatu hari sebuah biro perjalanan menelepon Jeongha. Ia memenangkan hadiah menginap satu malam di hotel bintang lima, Hotel Arizona! Ini adalah hadiah undian paling besar yang pernah diterima Jeongha. Dengan semangat ia mengambil hadiahnya dan mengajak Minsu, pacarnya, untuk menginap di hotel tersebut bersamanya.

Susah beberapa waktu ini Jeongha berpikir untuk meningkatkan status hubungannya dengan Minsu. Hadiah undian ini seakan membuka peluangnya kearah sana. Dengan semangat calon penulis naskah yang untuk sementara menulis cerita bergambar ini menjemput Minsu ke bandara. Ternyata disana ini melihat kemesraan Minsu dengan perempuan lain!

Sakit hati, Jeongha memutuskan untuk pergi ke Hotel Arizona sendirian. Ketika telepon-telepon Minsu semakin mengganggunya, Jeongha memutuskan mengangkatnya dan berpura-pura sedang bermesraan dengan laki-laki lain. Ia pura-pura mendesah penuh gairah untuk membalas perbuatan Minsu. Yang tidak disadarinya adalah pria yang menginap di sebelah kamarnya juga sedang berdiri di balkon yang berjarak hanya setengah meter dari balkonnya dan melihat semua kelakuan Jeongha.

Dengan malu Jeongha kabur kekamarnya.

Pria yang mengamati Jeongha tersebut adalah Hyeon Seongwoo, Direktur Walden Pictures yang sedang mengadakan sayembara untuk mencari naskah film yang akan menjadi produksi pertama mereka. Tingkah Jeongha memancing keingintahuan Seongwoo. Dan ketika ia mendapat kesempatan menolong Jeongha, ia sama sekali tidak menyia-nyiakannya.

Ini pertama kalinya saya membaca novel yang ditulis oleh Kim Rang dan Seoungwoo sendiri merupakan karakter yang pernah dikeluarkan penulis di beberapa novelnya sebelumnya. Saya penasaran apa Seongwoo ada di “The Vineyard Man” atau tidak. Kebetulan sepupu saya punya K-dramanya dan sudah ada di tumpukan yang saya pinjam.

Saya suka ama cover bukunya, walaupun tidak melihat hubungan cover ini dengan cerita. dan yang paling saya sukai adalah gambar-gambar di tiap bab dimana gambar-gambar ini memiliki hubungan dengan isi bab yang diceritakan. 
Di buku ini Seongwoo digambarkan sebagai cowok Korea yang sudah memiliki darah campuran dimana neneknya adalah orang Amerika. Seongwoo sendiri bekerja di Walden Group cabang Amerika dan kedatangannya ke Korea adalah untuk membantu sepupunya di cabang Walden Korea.

Seongwoo adalah pria matang yang sudah berpikir untuk berumah tangga. Apalagi ia melihat keharmonisan rumah tangga sepupunya yang saling mencintai. Ia juga ingin menikah atas dasar cinta.
Jeongha merupakan anak bungsu dari pemilik Rumah Beras, toko beras yang dimiliki oleh orangtuanya. Ia memiliki tiga orang saudara laki-laki. Jeongha merupakan anak kesayangan orangtuanya dan ia tidak malu-malu bermanja kepada mereka, terutama kepada ayahnya. Sifatnya sedikit polos, tetapi juga kuat dan keras kepala.

Percintaan diantara mereka terjadi lumayan cepat, dan itupun juga berkat kegigihan Seongwoo yang sudah jatuh cinta kepada Jeongha sejak kejadian di teras hotel Arizona.

Mungkin ada yang merasa kurang percaya dengan cinta kilat seperti ini. Dulu saya juga begitu. Tapi ternyata seorang teman saya membuktikan bahwa cinta kilat ini emang ada. Dari pertemuan pertama, ia dan suaminya sudah merasa bahwa mereka memang jodoh. Hanya dalam waktu dua bulan setelah pertemuan pertama mereka, keduanya menikah. Dan sampai sekarang, setelah 6 tahun menikah, keduanya masih harmonis.

Begitu juga yang terjadi dengan Seungwoo dan Jeongha.

Konflik dibuku ini sebenarnya tidak banyak dan diselesaikan dengan cepat. Seperti permasalahan dengan musuh bebuyutan Jeongha, Inyeoung, dilema dan kepedihan yang dihadapi Kangho, teman masa kecil dan tetangga Jeongha, serta keberatan ibu Jeongha kalau putrinya harus menikah dengan lelaki yang merupakan putra tetua.

Sedikit yang membuat risih di buku ini adalah pemikiran tokoh-tokohnya mengenai seks, walaupun adegan seks dibuku ini bisa dibilang cukup “aman”, artinya ga bikin kita ngipas-ngipas sendiri ;D

Jujur aja, novel-novel Historical Romance yang sedang banyak diterbitkan sekarang ini jauh lebih panas daripada buku ini. Untungnya saja, dibuku ini ditempeli label “dewasa” sehingga memberi pilihan kepada pembaca apakah ingin membaca buku ini atau tidak.


Untuk RC :
1. Lucky No. 14 RC (freebies time)
2. New Author