Pages

Thursday, June 19, 2014

[Blog Tour + Giveaway] People Like Us by Yosephine Monica





Judul                     : People Like Us

Penulis                 : Yosephine Monica

Penerbit               : Haru

Tahun                   : 2014

ISBN                     : 978-602-7742-35-2

Halaman              : 330



Sinopsis

Akan kuceritakan sebuah kisah untukmu.
Tentang Amy, gadis yang tak punya banyak pilihan dalam hidupnya.
Serta Ben, pemuda yang selalu dihantui masa lalu.

Sepanjang cerita ini, kau akan dibawa mengunjungi potongan-potongan kehidupan mereka.
Tentang impian mereka,
tentang cinta pertama,
tentang persahabatan,
tentang keluarga,
juga tentang... kehilangan.
Mereka akan melalui petualangan-petualangan kecil, sebelum salah satu dari mereka harus mengucapkan selamat tinggal.

Mungkin, kau sudah tahu bagaimana cerita ini akan tamat.
Aku tidak peduli.
Aku hanya berharap kau membacanya sampai halaman terakhir.
Kalau begitu, kita mulai dari mana?


Review :

Haloooo... Selamat datang di Blog Tour + Giveaway People Like Us :)

Hari ini adalah hari keempat diadakannya Blog Tour People Like Us.  Seperti di blog-blog sebelumnya yang memiliki tema khusus, hari saya akan membahas mengenai penokohan di novel People Like Us. Tapi sebelumnya, saya akan menceritakan sedikit mengenai jalan cerita novel ini.

Sejak umur 12 tahun Amy sudah menyukai Benjamin Miller, cowok yang sama-sama mengambil kelas teori dasar musik di tempat les musik yang diikutinya. Tetapi mereka tidak pernah saling bicara. Tetapi pada suatu hari Ben menghilang begitu saja dari kehidupan Amy.

Mereka kembali bertemu ketika sudah memasuki high school. Tapi yang menyedihkannya, Ben sama sekali tidak ingat kepada Amy. Yang diketahui Ben tentang Amanda Collins adalah bahwa gadis ini adalah stalker-nya. Sudah menjadi rahasia umum kalau Amy menyukai Ben, dan ini cukup membuat Ben kesal.

Tapi kemudian giliran Amy yang menghilang dari sekolah, dan Ben dipaksa oleh teman-temannya untuk menemui Amy. Dari sana hubungan mereka kemudian berkembang, membuat Ben lebih mengenal Amy.

Nah, mari kita masuk ke bagian penokohan...

Amelia Collins adalah gadis yang biasa-biasa saja. Ia tidak terlalu menonjol di sekolah. Ia suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa tulisan yang cukup digemari teman-temannya. Walaupun tulisan-tulisannya tersebut terasa menggantung karena Amy memang sengaja membuat cerita yang tidak memiliki akhir. Ia membebaskan pembacanya untuk menyimpulkan sendiri akhir cerita yang ditulisnya.

Secara keseluruhan Amy adalah anak yang tenang, mudah bergaul (mungkin malah sedikit pemalu), dan walaupun ia bukanlah anak yang populer tapi Amy meninggalkan kesan yang mendalam bagi orang-orang yang mengenalnya. Pemikiran Amy jauh lebih dewasa dari teman-temannya. Tapi secara emosional, ia tetaplah seorang gadis remaja yang bisa terpekik histeris dan penuh semangat saat idolanya (Ben) meneleponnya. Amy merupakan simbol dari hal-hal positif dibuku ini.

Kalau Amy bisa diibaratkan sebagai cahaya, maka Benjamin Miller adalah kegelapan. Ia lebih memilih tenggelam dalam dunianya sendiri daripada harus berinteraksi dengan orang lain. Teman-temannya cenderung menilainya sebagai orang yang to the point, kaku dan agak kasar. Dan ia menyimpan perasaannya begitu erat sehingga tidak banyak yang tahu apa yang dipikirkan oleh Ben.

Dan hal tersebut sebenarnya cukup merugikan Ben. Seperti misalnya ketika ia berpikir bahwa adiknya Margareth lebih dekat dengan kakaknya Timothy daripada dengan Ben sendiri. Padahal kalau Ben memberikan kesempatan Margareth ingin lebih mengenal kakaknya tersebut. Ben sendiri menarik diri dari Margareth karena cemburu. Sejak Margareth lahir orangtuanya lebih fokus kepada adiknya tersebut sehingga Ben merasa sedikit ditinggalkan.

Faktor orangtua juga salah satu yang menyebabkan Ben lebih memilih berada di dunianya. Ayahnya meninggal karena kanker, dan selama pengobatan ibu Ben memilih menceraikan suaminya karena tidak sanggup lagi menghadapi tekanan secara fisik dan mental. Dan hanya setahun setelah ayahnya meninggal, ibunya menikah kembali. Hal ini terasa seperti sebuah pengkhianatan bagi Ben.

Mengenal Amy membuat Ben juga mengenal dirinya sendiri lebih jauh. Sifat berani dan positif Amy menular kepada Ben sehingga ia juga mulai membuka diri kepada orang lain. Hal tersebut membuat kehidupan Ben terasa jauh lebih menyenangkan dan membuat ia teringat kembali akan impiannya.

Lana adalah sahabat Amy sejak sekolah dasar. Sifatnya lebih ceria daripada Amy, tegas dan lebih percaya diri. Ia merasa berhutang budi kepada Amy karena sudah mendukungnya saat keluarga Lana mengalami masa-masa sulit. Lana juga gadis yang cukup gigih, terbukti dengan keberhasilannya menyeret Ben menemui Amy di rumah sakit.

Julian dan Zachary adalah sahabat-sahabat Ben di sekolah. Keduanya memilik sifat lebih berterus terang daripada Ben. Untuk ukuran remaja,kedua cukup memiliki empati dan jiwa sosial yang tinggi. Berkat desakan kedua sahabatnya inilah Ben akhirnya menemui Amy di rumah sakit.

Ibu Ben saya nilai sebagai orang yang mudah menyerah dan tidak realistis. Hal itu dibuktikannya dengan menceraikan suaminya (ayah Ben) pada saat suaminya tersebut sedang menjalani perawatan kanker. Alasannya adalah ia terlalu lelah berjuang dan tidak bisa tetap berpura-pura bahwa semua hal dalam hidupnya masih tetap sama. Well, mengapa harus tetap berpura-pura sementara ada tragedi besar yang menimpa keluarganya? Ayah Ben bertahan menghadapi penyakitnya selama satu tahun delapan bulan. Apakah waktu yang singkat ini bisa dibandingkan dengan belasan tahun pernikahan mereka?

Keluarga Amy hanya muncul sedikit di novel ini. Tapi dari yang sedikit itu saya bisa mendapatkan gambaran bahwa mereka adalah keluarga normal yang bahagia dan saling mendukung satu sama lain. Saya suka cara mereka memperlakukan Amy, seolah-olah Amy tetaplah seorang anak yang normal dan sehat, dan tidak menyesaki Amy dengan perhatian yang berlebihan karena penyakitnya.

Nah, demikianlah pembahasan saya mengenai penokohan di novel ini.

Sekarang kita lanjut ke... GIVEAWAY TIME!

Seperti biasa blog tour yang diadakah oleh Penerbit Haru pasti ada giveaway-nya. Dan hadiahnya juga menarik, yaitu 1 novel terbitan Haru (Duet) dan 1 sampul buku Emerald Green, keduanya untuk 2 orang pemenang!

Gimana cara menangnya?

Silakan isi googledoc dibawah ini. Giveaway akan berlangsung selama satu minggu yaitu dari tanggal 20 – 26 Juni 2014. Pemenang akan saya umumkan paling lambat 2 hari setelah giveaway ditutup. Giveaway ini hanya bisa diikuti oleh yang berdomisili di Indonesia saja ya :)




Selain giveaway yang diadakan oleh masing-masing blog yang mengikuti blog tour People Like Us ini, masih ada KUIS FINALE yang diadakan oleh Penerbit Haru lho.

Caranya gampang aja, Setiap blog yang mengadakan Blog Tour People Like Us akan menyediakan satu huruf yang mesti kamu simpan baik-baik. Huruf-huruf ini nantinya akan membentuk kata yang mesti kamu susun. Pemenang untuk KUIS FINALE ini akan dipilih oleh Penerbit Haru.

Hadiah KUIS FINALE ini menarik lho, yaitu:
1. Paket buku Haru
2. Ipad cover People Like Us dari Emerald Green Label
3. Totte Bag dari Emerald Green Label
  
Ayo disimpan huruf dibawah ini, sebelum saya hapus pada tanggal 5 Juli 2014 :)



Masih belum mengumpulkan huruf-huruf untuk KUIS FINALE? Silakan datangi blog-blog ini untuk melihat huruf-huruf yang lainnya :)

16 Juni 2014: Zelie Petronella @ Book-Admirer
17 Juni 2014: Stefanie Sugia @ Bookie-Looker
18 Juni 2014: Luckty @ Luckty si Pustakawin
19 Juni 2014: Non Inge @ Bacaan Inge
20 Juni 2014: Ira Elvira @ Ira Membaca
21 Juni 2014: Atria Dewi Sartika @ My Little Library
22 Juni 2014: Siti Robiah A'dawiyah @ Review Siro
23 Juni 2014: Ocemei @ Ocemei's Little World
24 Juni 2014: Ratri Anugrah Sari @ The Awesome Nerd
25 Juni 2014: Oky Septya @ Kumpulan Sinopsis Buku
26 Juni 2014: Ask Author - Stefanie Sugia @ Bookie-Looker
27 Juni 2014: Ask Author - Ira Elvira @ Ira Membaca
28 Juni 2014: Ask Author - Ratri Anugrah Sari @ The Awesome Nerd

Sampai ketemu lagi di Blog Tour People Like Us tanggal 27. Di postingan ini kamu akan berkenalan dengan pengarang buku ini dan bakal ada satu huruf lagi untuk kamu simpan. Saya tunggu kunjungannya yaaaa... :)

59 comments:

  1. Kalau novel genre sick lit seperti ini, aku pengennya sih happy ending. Misalnya enggak diceritain sampai dia meninggal gitu. Tapi, diakhiri dengan pasangan tokoh utama yang akan melanjutkan kehidupan mereka dengan sisa waktu yang mereka miliki. Yah, walaupun jika diakhiri dengan sad ending itu bakal lebih melekat dalam ingatan pembaca :)

    ReplyDelete
  2. Jawaban :
    Ben terkejut, sejenak batinnya seperti terkoyak hunusan pisau, akhirnya ia mengetahui bahwa Amy mengidap penyakit gagal ginjal. Lana mengatakan pada Ben bahwa usia Amy tak akan lama lagi, mendengar hal tsb, Ben berencana segera menjenguk Amy di rumah sakit.
    Ben tiba kamar tempat Amy dirawat. Amy amat senang tak terbayang, Ben menjenguknya dgn membawa sebuah boneka kelinci. Ben tak banyak bicara, hanya Lana yg mewakili perbincangan diantara mereka berdua. Disana, Amy mengatakan pd Ben bahwa ia senang Ben menjenguknya, shg ia ikhlas jk hrs meningalkan dunia dgn hati berbunga di dadanya. Ben tak kuasa mendengar kata- kata yg meluncur dr bibir Amy yg sdh memucat.
    Keesokan harinya, Lana menghubungi Julian, ia mengatakan bahwa Amy dlm keadaan kritis. Amy mencoba menghubungi Ben tp tak jg terhubung.
    Setibanyak di rumah sakit, Julian& Lana sdh tak blh menemui Amy. Julian berusaha menghubungi Ben, hati mereka berdesir kencang, penasaran dgn keadaan Amy.
    Seorang dokter keluar, Lana sgr menanyakan keadaan Amy. Dokter mengatakan bahwa Amy telah melewati masa kritisnya, Amy tlh melewati operasi singkat & skg kondisinya sdg dlm masa pemulihan. Ketika Amy sadar, dokter mempersilahkan Lana & Julian memasuki kamar. Amy mengakatan bahwa ia bersyukur ternyata nyawanya bs diselamatkan. Ia mencari sosok Ben, tp tak jg terlihat.
    “Permisi….”
    Sebuah suara terengah- engah muncul dr balik pintu yg sdg dibuka.
    ‘DEG.’ Sejenak mereka bertiga melihat kearah pintu. Wajah Amy tampak penuh harap.
    “Zachary! Dmn Ben?” Tanya Julian.
    Isak tangis mewarnai kamar Amy, dada Amy terasa sesak, bulir air matanya semakin deras tak tertahan. Ia tak mempercayai apa yg br sj dijelaskan olh Zachary. Zachary br sj menjelaskan ttg mengapa Ben tak jg dtg, bhwa Ben pagi hari td tlh mendonorkan ginjalnya pd Amy, sbg volunteer ia berhak utk merahasiakan ttg donornya pd pasiennya. Tapi, stlh pengangkatan ginjal, kondisi vital Ben mendadak kritis, sebenarnya Ben memiliki penyakit jantung, tp ia tak prnh menceritakan pd siapapun, bhkn dokter yg saat it mengatakan bahwa kondisi Ben tdk baik, ttp mlakukn operasi krn kondisinya msh bs di kendalikan oleh tim pengangkat ginjal. Dokter tak mngetahui kondisi Ben sbnrnya jk Ben dlm keadaan tegang. Ya, Ben menyembunyikan pobianya, bahwa didalam diamnya, ia mdh terkejut yg mnyebabkn jantungnya bkrja lbh keras.
    Ben dipastikan meninggalkan dunia, brbagai cara tlh dilakukan trmsk tindakan CPR, tp Tuhan berkata lain, Ben meninggal tepat disaat Amy tersenyum bahagia krn Julian & Lana menjenguknya. Di akhir napas terakhirnya, Ben dpt melihat Amy tersenyum dlm bayangannya, ia ikhlas pergi meninggalkan dunia stlh gadis yg menyukainya tsb tersenyum. Mengetahui hal tsb, Zachary yg saat it hanya dia yg mengetahui bhwa Ben melakukan donor ginjal & Ben meninggal, lngsung bergegas lari menuju kamar Amy & menjelaskan apa yg sbnrnya terjadi. :’(
    Alasan :
    Ini sad ending cerita PLU versiku, knp Ben meninggal? krn ia slma ini tak prnh tllu mmpedulikn ap yg sdg org lain lakukan, ia pendiam & menutup diri, hingga akhirnya Amy, gadis yg smpai di akhr hayatnya ia tak mengetahui alasan mengapa gadis itu menyukainya, membuka hatinya. Bhwa ada org yg brjuang bahagia, melewati masa- masa hidupnya, yg ternyata usianya tak lama lg. ben pun memutuskan utk mendonorkan ginjalnya, shg ia akn merasa setidaknya hidupnya prnh brguna bagi org lain.
    Selain it, endingnya spt krn mmg sy ingin mmbuat ending yg sdkt di twist-kan :)

    ReplyDelete
  3. "ending yang bagaimana yang kamu harapkan dari cerita bertema sick-lit?"

    Ending yang aku harapkan dari sebuah novel yang bertema sick-lit adalah ending yang tak terduga. Maksudnya? Ending yang tak terduga buatku adalah, dalam setiap sick-lit pasti ada yang sakit *iyalah* :p. Nah, yang aku harapkan itu seperti novel Kak Orizuka yang The Truth About Forever. Di dalam novel itu diceritakan kalo si Yogas itu terkena aids dan bisa sembuh, tapi pada akhirnya dia mati. Jadi, yang aku maksudkan ending tak terduga tadi adalah, di cerita itu dia sudah bahagia karena sembuh tapi karena sesuatu hal (kecelakaan atau lainnya) si tokoh itu meninggal. Jadi ya percampuran antara happy ending dan sad ending. Tapi tetep pada akhirnya ceritanya sad ending :D

    ReplyDelete
  4. Ending yang aku hrpkan dari tema sick-lit itu, sad end karena menurutku sad end fellnya lebih terasa dan juga terlihat realistik. sad end juga psti brpeluang menguras emosi dan meninggalkan bekas di hati pembacanya.

    ReplyDelete
  5. Yang Anita harapkan dari ending sick-lit adalah tergantung dari ceritanya. Jika pemeran utama mengidap penyakit yang memang sudah sangat parah, endingnya sad ending. Jika penyakit yang dia idap masih ada kemungkinan untuk disembuhkan, Anita harap endingnya happy ending. Untuk yang sad ending akan lebih terlihat natural jika seseorang mempunyai penyakit parah dan kemudian meninggal. Dan untuk yang happy ending, Anita ingin menyampaikan bahwa setiap orang pasti memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama. Berjuang melawan penyakitnya dan akhirnya hidup bahagia.

    Nama: Anita Rifa'atul Sidiqqa
    Twitter: @haloohan
    E-mail: anita.sidiqqa1213@gmail.com
    Bloglovin': Anita Rifa'atul Sidiqqa

    ReplyDelete
  6. Ending dari novel yang aku baca, bukan hanya sick-lit tapi kebanyakan novel. Aku suka sad-ending.

    Soalnya lebih ngena aja di pikiran dan hati. Aku suka yang unik dan lain daripada novel-novel yang sebelumnya. Susah ditebak-tebak dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya terjawab pada seri buku yang satunya lagi.
    Pokoknya suka sama sad-ending yang sedih :)

    ReplyDelete
  7. Saya lebih suka kalo sad end, soalnya kadang saya lebih membutuhkan yang berakhiran sedih daripada yang happy. Kalo sad end, saya lebih berpikir, bagaimana kalo sakit itu diderita oleh saya/pun keluarga saya, apakah saya bakal lebih sedih?, apakah saya bisa mencoba bertahan hidup kayak ditokoh?. Pokoknya lebih banyak pertanyaan yang keluar kalo berakhir dengan sad :D

    twitter: @DeltaBuku07

    ReplyDelete
  8. Endingnya yang aku harapkan, sad. Kenapa? Ya pokoknya yang bikin aku menangis deh:'D. Terus yang ga bisa aku tebak endingnya, kan seru tuh..

    ReplyDelete
  9. Ending yang aku harapkan adalah happy Ending mengapa karena aku ingin melihat seseorang yang dinovel itu bahagia dan bersama dengan waktu yang lama itu. Membuat aku yang baca bisa senyum gak nyesek jika akhirnya salah satu ada yas mg meninggal :D hehehe

    ReplyDelete
  10. Ending yg aku harapkan dari novel sick-lit adalah Sad Ending, karna menurutku cerita sick-lit akan lebih dapet feelnya klo sad end, terasa lebih #Jleb aj gituu.. Tapi aku berharap tokohnya tetap semangat dlam menjalani sisa hidupnya agar para pembaca bisa berfikir positif tentang kisahnya dan untuk tokoh yg ditinggalkan juga tetap tegar dan kuat menjalani hidupnya, jangan ikut"an end kaya k-drama Endless Love, hehe..

    @Ana_On3

    ReplyDelete
  11. kalau bisa sih yang ada rasa manisnya. Biasanya sick-lit berakhir dengan tokohnya meninggal, tapi kalau bisa si tokoh itu membawa perubahan bagi tokoh lain yang dekat dengannya.

    ReplyDelete
  12. Amy "entah apa yang kusukai dari sosok Ben, menurutku ada keunikan tersendiri dari sisi cueknya, acuhnya, dan tak pedulinya terhadapku. mungkin baginya aku tak ubahnya seperti penguntit yang setiap saat terus memperhatikan gerak-gerik perilakunya yang membuat dia sedikit ilfil kepadaku. seandainya akal sehatku mau kusuruh berhenti. aku akan berhenti saja. tapi ini diluar batas akal sehatku. ini dari ruang kecil yang selalu ingin tahu tentang apa yang dilakukan Ben. Hatiku. aku menyukai Ben yang seperti itu. Pendiam, dan pandai mengendalikan dunianya sendiri. tak jarang pula aku merasa furstasi atas apa yang dia fikirkan tentangku. aku tidak bisa menebaknya. tapi tetap saja. aku menyukai segala teka-tekinya.
    Ben "dia selalu melihatku, seolah semua sisi kehidupanku ini bisa ia lihat. apa yang dia suka dari ku? aku hanya ingin sendiri. semua kehidupanku, keluargaku, adik, ibu yang telah berserakan entah dimana? aku sudah putus asa dengan mereka. lalu apa yang ia kagumi dari seorang sepertiku?
    Lana "Ben, tak bisakah kamu melihat ketulusannya,kesungguhannya mempertahankan waktunya sedari dulu hanya untuk menunggumu berbalik kearahnya? tak bisakah kau lihat? sampai tak ia pedulikan dirinya yang terus-terusan sakit seperti itu. ia membutuhkan seseorang yang telah lama ia nanti. seseorang itu adalah kamu. Ben, sebenarnya kamu Peka. hanya saja kamu enggan berbicara dan bungkam seribu bahasa. tak ada yang tahu apa yang kau fikirkan. tapi Amy terus-terusan berkata "Kapan Ben akan Peka dengan perasaanku?" aku tidak memaksamu. hanya saja, katakan apa yang ada didalam hatimu Ben. sebelum kamu kehilangan dia. Ben, setidaknya, biarkan satu hari Amy bersamamu dalam bahagia.
    Ben "aku mulai sadar, tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. gadis ini ternyata tidak buruk. ia menyenangkan. matanya berbinar-binar seolah aku ini adalah malaikat yang datang untuk menyelamatkan kehidupannya. beberapa waktu telah kuhabisakan untuk sekedar bercerita dengannya. Amy adalah gadis yang kuat dengan seribu kegigihannya dalam melawan penyakit yang berusaha membuat tubuhnya lemah. aku memang menyukainya. mungkin dulu, aku tidak menyadari bahwa perasaan ini adalah perasaan cinta"
    Amy "Ben, jika kamu kemari hanya untuk melihatku yang lemah ini sebaiknya aku tidak melihatmu untuk selamanya. Apa semua ini hanya kiasan dari sebuah kata (iba) untukku? terimakasih Ben, telah hadir sebagai teka-teki misteri yang indah kedalam kehidupanku..
    Ben "Amy, kau harus tahu. ini bukan rasa iba. aku benar-benar mencintaimu. maaf telah membuatmu lama menunggu. aku yakin kata maafmu tidak bisa membaikkan keadaanmu. tapi sejujurnya aku hanya ingin bahagia bersamamu. entah mengapa sejak kedatanganmu membawa senyuman itu kehidupanku mulai berubah..."
    Amy "terimakasih telah hadir Ben, dan kini aku berhasil memecahkan teka-teki yang setiap hari selalu berusaha untuk kupecahkan. hari ini aku berhasil memecahkannya. kamu tahu Ben? hal terindah yang pernah ada didalam hidupku adalah mengagumi segala yang ada didalam hidupmu. tak terkecuali saat kamu berada disini. terimaksih
    Ben "Aku janji, akan ku lakukan apapun untukmu.aku akan memberikan apapapun, bahkan jika itu sumsum tulang belakangku, darahku, ginjalku, atau hatiku? akan kuberikan untukmu. jangan tinggalkan aku. itu bukan yang terbaik untuk ku.
    Amy "jangan kau korbankan hidupmu demi gadis biasa sepertiku. Tuhan telah menciptakan seseorang yang lebih baik daripada aku Ben."
    Ben "Tuhan telah ciptakan yang terbaik untukku. dia sudah dikirimkan Tuhan kepadaku. dia ada disini, disampingku. berjanjilah kepadaku. jangan pernah tinggalkan aku walau sedetik saja.biar aku jadi manusia paling egois. tapi aku tidak mengijinkan Tuhan membawamu sekarang. aku tahu Tuhan akan mengabulkan do'aku. bertahanlah untukku. Amy.
    Amy "terimakasih Ben"

    ReplyDelete
  13. Ending yang aku harapkan dari tema sick-lit itu, ergantung dengan ceritanya, jika sejak awal mustahil untuk happy ending, yah mending sad ending karena menurutku sad end fellnya lebih terasa dan juga terlihat realistik. tapi selama ceritanya bisa berakhir bahagia, aku juga suka-suka aja sih, kalau happyending, asal endingnya nggak gantung. malas banget baca novel yang endingnya gantungin pembaca -_-

    ReplyDelete
  14. Aku mengharapkan ending yang happy walaupun tema ceritanya sicklit, kan aku orangnya optimis =) Memang sih cerita sicklit akan lebih bagus kalau endingnya sad dan menekankan inspirasi bahwa sampai akhir si tokoh utama yang sakit tetap tabah menjalani hidup walaupun sakit keras sehingga memberikan inspirasi dan kesan-kesan baik bagi sekelilingnya yang ditinggalkan. Aku ingin endingnya sulit ditebak,misalanya ada tokoh penentu/penyelamat yang muncul di akhir cerita padahal kita sudah yakin si tokoh utama bakal meninggal :) a magic touch from the God for healing. twitter @siscacook

    ReplyDelete
  15. Ending untunk sick-lit? menurutku si tokoh sekalian pergi aja dari dunia. Mending kaya gitu dari pada dia harus hidup dengan tanggungan lain, atau bikin repot orang yang di sekitarnya. Kalo bisa, yang menderita penyakit itu mati karena karena dia mengorbankan nyawanya untuk orang yang telah merawatnya, sedikit familiar sih, tapi menurutku ending kaya gitu lebih seru. Atau mungkin semuanya mati karena penyakit si tokoh.

    Thanks

    ReplyDelete
  16. aku sih lebih suka nya sad ending ya kak. alasan nya karena biar lebih dapat gitu cerita nya.
    emosi nya juga lebih dapat.
    walaupun pembaca akan kecewa dengan adanya ending seperti ini, tapi yaaaaa kembali lagi ke awal yaitu dengan sad ending bisa membuat cerita menjadi lebih sempurna.
    nah, kalau di bikin happy ending cerita nya malah jadi kurang seru.
    menurut aku sih gitu kak..

    ReplyDelete
  17. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  18. Aku mau ending yg mengharukan juga bahagia. Yah, tergantung alur ceritanya lahh. Tapi sebenarnya suka ending yg twist gitu dech.. karena sulit ditebak. Walaupun begitu yg paling penting adalah endingnya menghasilkan suatu hikmah yg dapat kita ambil sebagai inspirasi untuk kita. Asal nggak janggal endingnya, sehingga tidak mengganggu pembacanya.
    Menurutku begitu :)

    ReplyDelete
  19. Aku sih pengennya, endingnya tuh bahagia, jadi walaupun dia penyakitan dan hampir mau mati, penyakitnya gausah sembuh, tapi gak kumat lagi *emangbisa?* ya kurang lebih kaya gitu.
    Boleh juga endingnya ngegantung gitu, gak diceritain sampe dia meninggal, cuma misalnya dia balikan ma pacarnya, atau gimana gitu....

    Kalau sad ending, aku gak tega.

    Ya, gitu deh....

    Thanks

    ReplyDelete
  20. Menurut ku sih , yang terbaik buat si Tokohnya aja . Jadi , mau akhirnya Happy / Sad yang penting itu terbaik untuk si Tokoh . Jujur aku sih kepengen genre sick-lit itu akhirnya Sad Ending , tapi dibelakang nya itu semacam ada Reinkarnasi gitu atau Epilog yang menjelas kan semua nya lebih jelas danjadi nya happy ending gitu , ah aku jadi bingung sendiri ngejelasin nya . Intinya Kalo awal nya udah sedih banget aku kepengen nya Happy ending , kalo awalnya masih biasa aja walaupun agak sad aku pengen nya Sad Ending .

    Maaf kalo susah dimengerti , Terimakasih

    ReplyDelete
  21. Aku ingin cerita bertema sicklit berakhir bahagia, Misalnya setelah semua pengorbanan dan kesakitan yang diderita si tokoh utama karena penyakitnya, dia bisa sembuh seperti sedia kala dan bisa berkumpul kembali dengan orang orang yg dicintai, Tentunya setelah dia Berusaha melakukan pengobatan dengan sungguh" Dan selalu berdoa pada Tuhan nya. Jika bisa aku menginginkan Ending seperti ini dan Berharap Novel tersebut Bisa menjadi inspirasi bagi pembacanya.serta bisa menjadi Penumbuh semangat.

    ReplyDelete
  22. Aku pilih sad ending aja, soalnya kalo sick-lit gak tau kenapa aku suka yang sad ending. Kalo sad ending itu jadi akhirnya bener-bener dapet, akn kalo happy ending itu udah terlalu mainstream, wkwkwk :D Jadi suka yang sad ending aja ;;)

    ReplyDelete
  23. Aku sih penginnya sad ending. soalnya aku bakal kebawa kedalam cerinya itu. dan biasanya kalo sick-lit itu aku akan nangis. karena aku suka sama buku yang bisa buat aku nangis =D

    ReplyDelete
  24. Bismillah, ikutan :)

    Pertanyaan: "ending yang bagaimana yang kamu harapkan dari cerita bertema sick-lit?"

    Jawaban: sick-lit? ending? hmmmm karena dibilang sick ya jadi kesannya langsung sad ending ya, kan kalo misalnya tau buku terus dibilang sick-lit pasti dipikiranku adalh sad ending, tapi sick-lit yang ku baca juga happy ending. jadi gini aja deh aku simpulin :D
    saya milih happy ending tapi dengan cerita sedih bin menyakitkan didalamnya. maksudnya begini, sama seperti People Like Us, sick-lit yang saya harapkan punya kisah menyedihkan tokohnya. pembaca diajak bersendu ria sampe nangis seember kemudian diberikan saat dimana tokohnya berjuang sekuat tenaga dalam memerangi kisah sedih itu. perjuangan itu juga termasuk sick-lit kan? karena cara yang di pake pasti bakal susah dilalui si tokoh tersebut. kemudian tokoh tersebut dapat melalui itu semua dan ia memahami ilmu dan makna-makna dalam penderitaannya selama ini. lebih bagus lagi kalo penulis bisa membuat makna itu terpampang jelas dimuka pembaca. jadi pembaca bakal terharu dengan perjuangan si tokoh itu. dan di akhir buku, pembaca bakal bilang "inilah hidup, semua memiliki saat sulit, hanya bagaimana kita melawannya" aciatciat begitulah langsung update status sambil sesenggukan XD
    Saya milih ending yang seperti itu karena memang itulah yang diperlukan anak muda dalam hidupnya: Motivasi. semua orang pasti punya masalah apapun bentuknya, bisa aja bahkan kisah dalam buku sama persis dengan kisah si pembaca. nah tugas penulis itu yang harus membuat pembaca tersebut jadi bangkit, ga meratapi nasib dan bernegatif thinking ria. saya juga masih labil jadi butuh banget buku2 dengan makna kehidupan =D apalagi yg disajikan dgn cara yg manis: sebuah novel romance mellow-drama dan secangkir teh :v ini iklan ato review sih waks

    Ade Phia
    twitter: @Dephiil119
    e-mail: adephia119@gmail.com

    ya sekian, terimakasih wassalam :))

    ReplyDelete
  25. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  26. Asalamualaikum..:)
    Kalau aku lebih suka sicklit yang sad ending, tapi di balik ceritanya yang sad ending tetap memuat pesan-pesan yang bisa menjadi motivasi bagi para pembacanya dalam menjalani permasalahan yang seruapa dengan tokoh dalam cerita ^^

    ReplyDelete
  27. Ada 2 macam ending yang aku harapkan dari cerita novel sick-lit. Pertama, yaitu sad ending. Dalam sad ending itu harus dapet feel nya dan ada pesan yang tersirat didalamnya. Jadi apa yang sad dalam cerita itu, pasti ada makna didalamnya. Kedua, yaitu happy ending. Jadi happy ending itu didapatkan dalam perjuangan, kesedihan, dan usaha yang dilakukan oleh tokoh yang pada akhirnya membuahkan hasil, bahwa kerja keras itu tidak sia-sia. Bagiku sick-lit itu harus memberikan motivasi dan pesan yang bermakna didalamnya, mau itu sad ending ataupun happy ending.

    ReplyDelete
  28. ending yang bagaimana yang kamu harapkan dari cerita bertema sick-lit?

    to the point aja sih... hhehehhee... saya lebih suka kalo ending nya happy ending... secara gitu kan.. di dalam cerita udah penuh tangis haru, sedih dan sebagainya... at least,, di akhir di beri sentuhan tangis bahagia gtu :D hehhehhehe... tapi sad ending juga bagus,, jdi lebih berasaaaa gtu sick-lit nya.. but if you ask me to choose one,.,, i choose sick-lit with happy ending :D

    ReplyDelete
  29. Kalau untuk sick-lit, aku lebih suka sad-ending. Memang, pada dasarnya kita yang membaca cerita dengan tema sick-lit mengharapkan adanya sebuah kekuatan yang bisa menyembuhkan tokoh yang mengalami "sick-lit" itu. Namun, kesannya hal itu terlalu dramatis dan terlalu "cerita karangan", walaupun beberapa orang mungkin bisa saja mengalami hal itu. Sad-ending di sini tidak lain adalah untuk menekankan inti cerita. Misalnya, kita tidak boleh terlalu membenci seseorang karena bisa saja kita sangat membutuhkannya saat dia telah tiada.

    ReplyDelete
  30. aku ingin endingnya berakhir sad ending, karena pembaca akan lebih terbawa dengan jalan ceritanya dan setelah membaca tidak lupa begitu saja pasti akan membekas. setelah kematian tokoh utama dalam novel telah meninggal aku berharap kehidupan orang-orang di sekitar tidak terpuruk begitu saja menangisi kepergiaannya, tetapi dengan kepergiaannya malahan menjadi motivasi dan memberikan kebaikan orang-orang di sekitar, orang-orang di sekitarnya merasakan dampak positif dan merasakan kebahagiaan.

    ReplyDelete
  31. Hai, salam kenal mbaa :D

    Kalau ending sick-lit sih yah... sebenarnya apa aja boleh. Kalau sad ending kan lebih ngena gitu ya, tapi kan kasihan yang menderita sakit yang serupa jadi pupus dan membayangkan bagaimana hidupku berakhir seperti di novel itu. Tapi sebenarnya sad ending itu ngasih hikmah juga sih, seperti kita harus berkepribadian baik supaya tidak terjangkit penyakit seperti itu :))
    Kalau happy ending itu menyenangkan! Kita sebagai si pembaca jadi lega ternyata si itu bebas dari vonisnya dan benar yang dikatakan mba Ira, memberi harapan positif juga soalnya masa depan hanya Tuhan yang tahu:))

    Tapi ending yang terbaik menurutku adalah dimana ada sad moment dan ada happy moment. Saling melengkapi lah :D Kalau kata pepatah sih Yin dan Yang hehehe

    ReplyDelete
  32. Kalau si tokohnya punya penyakit kanker kan, kemungkinan untuk sembuh sedikit jadi sad end, tapi aku suka ending yang mengharukan tapi manis, ending yang saling berkaitan dengan cerita di awal - awal, selalu ada kaitan di awal dan akhir cerita yang hanya diketahui tokoh, berasa flashback gitu... Jadi walaupun sad ending tapi tetap ada sebuah pencerahannya.

    ReplyDelete
  33. Saya berharap ada ending yang manis. Penyakit tersembuhkan dan senyum manis menghiasi si tokoh utama. Bukan berarti cerita stuck disitu, tapi si tokoh utama kemudian mensyukuri kesehatan dan membagi pengalamannya kepada orang lain. Ada positif dan kelegaan yang kemudian ditangkap pembaca. Karena yang sudah-sudah, genre Sick-lit selalu diakhiri dengan meninggalnya si tokoh utama. Anti mainstream-lah. Saya yakin dengan merubah ending akan ada suasana baru untuk Sick-lit. Tapi dengan syarat, emosi pembaca diaduk habis-habisan saat si tokoh utama berjuang untuk sembuh.......... :)

    ReplyDelete
  34. Karena saya adalah penggemar bad/sad ending untuk semua tipe cerita, jadi tentu saja sick-lit pun harus berakhir tragis (pembaca kejam hahahaha). Namun ending nya tidaklah harus melulu karakter yang mengidap penyakit harus yang meninggal. Bisa saja dengan penyakit yang dideritanya itu, dia memilih untuk meninggalkan perasaan (atau justru malah kekasihnya) dan memilih untuk pergi karena ingin si pasangan ini hidup bahagia dengan orang sehat yang masih punya masa depan (aseeek~).

    Sekian :)
    Terimakasih giveaway nya, Kak :))

    ReplyDelete
  35. Aku maunya sad ending. Meninggal. Emosi terkuras dan termehek-mehek deh pokoknya. Tapi tetap meninggalkan kesan mendalam. Aku pernah baca novel LET GO karya Windhy Puspita Dewi. Salah satu tokoh utamanya meninggal karena kanker otak, tapi keberanian untuk melakukan operasi patut diacungi jempol. Meski salah satu tokohnya meninggal tapi banyak pesan moral yang bisa diambil.

    ReplyDelete
  36. Aku sih pengennya Amy sembuh dari kankernya. Mau dia akhirnya jadian sama Ben atau tidak, gak masalah. Karena aku sedih lihat Amy yang sakit begitu. :(

    ReplyDelete
  37. Hallo Ira,

    Terima kasih buat GIVEAWAY-nya ^_^
    *terima kasih juga Penerbit Haru* #semogamiminbaca

    Eng, ditanya pengen ending yang bagaimana tentang sick-lit?

    aku sebenernya bukan penggemar novel/ cerita yang berakhir sad ending, suer! bacaan seperti ini jelas gak akan bikin aku tertarik..tapi, iya tapi, beda kasus klo itu adalah genre Sick-Lit ~ karena sudah pasti endingnya bakalan sedih. So, untuk genre Sick-Lit, aku pengennya ya berakhir sedih or sad-ending, klo ditanya kenapa..

    karena diluaran sana itu sudah buanyak banget cerita yang Happy Ending ~ dan Sick-Lit ini bisa jadi penyeimbang dengan "sad ending" nya. Sekaligus, klo segala sesuatu hal itu tidak melulu berisi kegembiraan atau sesuai dengan apa yang kita harap dan rencanakan.

    Terserah mau dibikin twist seperti apa, yang pasti sick-lit jauh lebih ngena dan menyentuh dan berkesan klo dibikin sad ending.
    "gak percaya, coba di skala, dari sekian banyak buku yang udah kalian baca, banyakan mana inget sad-ending atau happy-ending nya?" ^_^

    sekali lagi terima kasih banyak ^_^
    semoga sukses.. *hugs*

    ReplyDelete
  38. Kalo untuk cerita temanya sick-lit, aku pinginnya cerita itu berakhir sad ending. Biar lebih ngena gitu. Kalau happy ending takutnya malah kaya dipaksain.

    ReplyDelete
  39. ending apa yang diharapkan dari cerita bertema sick-lit? ending yang tak terduga dan berkesan di hati pembaca. tapi, untukku, dengan tema sick-lit prefernya ke arah sad end.. lebih cocok dan lebih kena di hati, soalnya. dan tokoh-tokoh lainnya mendukung untuk sad end itu, biar ngga ninggalin kesan gantung gitu.. trims ;)

    ReplyDelete
  40. Aku selalu suka happy ending. Tapi kalu jalan ceritanya lebih mendukung ke sad ending yang lebih baik sad ending, daripada endingnya jadi kelihatan aneh.

    ReplyDelete
  41. untuk sick-lit, sad ending dalam artian si tokoh utama yang sakit meninggal menurut saya lebih masuk akal, tapi dengan catatan pesan positif tetap tersampaikan lewat adegan-adegan sebelumnya di mana si tokoh telah melakukan sesuatu positif yang tak kan terlupa oleh orang-orang terdekat dan meninggalkan semangat hidup bagi yang ditinggalkan. (@aii_vitri)

    ReplyDelete
  42. Menurutku, novel dg tema sick-lit lalu punya ending sad atau bahkan meninggal adalah hal yang teramat biasa. Harus ada sesuatu yang berbeda. Novel sick-lit kebanyakan di dominasi sama rasa sedih di keseluruhan novel. Kalau endingnya sedih juga, rasanya nggak kayak hidup yang sebenarnya. Karena hidup nggak penah sedih melulu, kok. Nah, karena itu, aku mau jawab, aku lebih suka ending happy untuk novel Sick-lit. :D

    @DeeLaluna

    ReplyDelete
  43. sad ending .. karena lebih mengena , tergantung penyakitnya juga sih dan alur cerita ..
    trus karna cerita cinta itu kebanyakan happy ending dan jarang bgt novel yg sad jadi aku suka dgn novel yg mengusung sad ending

    twitter:@Litaa_FAN

    ReplyDelete
  44. "ending yang bagaimana yang kamu harapkan dari cerita bertema sick-lit?"

    Saya cuma pengen ending yang realistis!

    Kalau si tokoh tetap hidup ya gak masalah selama itu logis. Misal menderita kanker stadium 4 akhir tiba-tiba turun stadiumnya karena suatu doa atau keajaiban dari Tuhan namun keajaiban itu dipaparkan secara natural. gak ujug2 gitu. Atau bisa juga orang yg sudah bunuh diri dengan mengikat lehernya kemudian si dokter tetap berusaha "menyelamatkannya" sekuat tenaga dengan "setrum jantung". Dokter menekankan pada dirinya sendiri bahwa orang ini akan hidup. Dia akan selalu hidup. Tidak sekarang. Bukan sekarang waktunya. Well, sebuah keajaiban itu masih sering terjadi di rumah sakit :))

    Kalau mau sad ending dgn tokoh utama yg meninggal. Baik disertai dengan perubahan lingkungan dan orang2 yg ditinggalkan menjadi lebih baik (semangat baru, menyongsong masa depan, tetap mau mengenang almarhum tanpa duka [eg: bangga, termotivasi], dll) atau lebih buruk (semangat turun, duka berlebihan, dll)

    Atau mungkin menggantung. si tokoh utama malah dapet koma. Atau nasibnya gak jelas. Ntah dia akan mati atau tetap hidup dan sembuh. Contoh gampangnya orang yang punya gangguan kejiwaan. Anggap saja dia mengalami Depresi yang berlebihan. Orang yg bermasalah dengan kejiwaannya kan gak bisa diprediksi kapan sembuhnya. Semua tergantung terapi dan kemauan orangnya yang mau berubah.
    Jadi orang depresi itu tadi sampai punya komplikasi pada sarafnya. Itu karena dia yang terlalu lama depresi. (Di ilmu medis ini sgt mungkin terjadi). Karena terapi yang diberikan selama ini memberikan dampak positif yang naik turun dan jarang sekali stabil akhirnya hal ini lebih susah diprediksi. Terlebih dia ditempatkan di RSJ kecil yang notabene di Indonesia ini RSJ yang berkualitas hanya sedikit. Tidak ada yang tau kapan dia akan sembuh total. Keluarganya akhirnya putus asa dan hanya bisa berdoa berharap Tuhan "memafkannya". Namun, doa itu seolah-olah seperti tidak dikabulkan. Mungkin saja si tokoh akan selalu depresi sampai akhir hidupnya. Meski begitu usaha keluarga dan medis begitu besar. Bahkan si tokoh pernah menunjukkan tanda-tanda kesembuhannya. Itu pertanda bahwa suatu saat ia bisa sembuh. Well, pembaca benar-benar dibuat "menggantung" dengan ceritanya. Ini juga bisa terjadi pada pasien koma.

    Apapun endingnya yang penting logis, realistis, dan natural. Karena tema sick-lit adalah tema yang sangat sensitif menurut saya. Disini kita bisa lebih semangat dan membuat mereka berpikir bahwa secercah harapan itu pasti ada, jika cerita mengalir dengan natural. Namun sick-lit malah membuat kita sedih berlarut-larut meskipun pembaca dalam kondisi yang ceria ketika mulai membacanya. Sosok sick-lit tidak cocok dengan imajinasi yang terlalu berlebihan. Yang penting natural apapun imajinasinya :))

    @iindetya

    ReplyDelete
  45. Boleh kah aku berharap ending kesembuhan. Karena, seseorang yang sakit biasanya yang paling diharapkan adalah kesembuhan, ditulis secara logis. Bukan gak mungkin, seseorang yang berjuang tanpa menyerah untuk pulih, maka ia akan pulih. Bukan karena itu happy ending, tapi kematian/ perpisahan teramat suram untuk menjadi sebuah akhir

    ReplyDelete
  46. Sad end saja. Kupikir perasaan sedih sejak awal (karena ini sick-lit) bakal makin kerasa jika sad end. Tapi sebenernya ini bergantung cerita juga sih. Kalau memang lebih enak dengan happy end, nggak masalah kalau sick-lit itu dibuat happy end. Yang terpenting masih lgis dan nggak berkesan aneh. :)

    @chalnk

    ReplyDelete
  47. Sad ending .. Karna lebih mengena , dan mengharu biru .. Karna kebanyakan kalau happy end itu maksa ..

    @Litaa_FAN

    ReplyDelete
  48. Nama : Vinda nafilatuz Zahro
    twitter : @vindafilazara

    Jawaban :
    Salam. Bismillahirrahmanirrahim.

    Saya lebih memilih happy ending. Kenapa?
    Karena bagi saya, selain proses, suatu perjuangan itu akan dihargai orang dengan melihat hasil akhirnya. Khusnul khotimah atau justru sebaliknya.
    Sick-lit tidak harus bercerita tentang penyakit bukan? Tapi sick-lit dalam pandangan saya jika dalam cerita tersebut tokoh mengalami penderitaan yang sangat berat, bertubu-tubi hingga membuat dia seolah mengidap penyakit yang tak bisa disembuhkan, seperti halnya cerita sick-lit yang ada.

    Jadi, proses memang perlu. Dan dari proses yang begitu sangat berat dilalui tersebut, bukan tidak mungkin bukan seseorang berhak mendapatkan balasannya? Bahagia. Ya, bahagia.
    Dan bahagia, tidak harus selalu dalam lingkup happy forever and very after.
    Bahagia adalah ketika mampu menciptakan senyum simpul di bibir orang orang sekeliling kita, dan itu menyejukkan dada dan jiwa.
    Bahagia itu, ada bermacam-macam bentuknya.
    Salah satunya, ketika melihatmu tersenyum :) selamat berbahagia ^^

    ReplyDelete
  49. Nama : Ayun Susanti
    Twitter : @yunay1107
    Facebook : Yuna Lazuardi Lockhart
    Email : ayunsusanti.yuna@gmail.com

    Jawaban :
    Kalau aku pribadi lebih suka happy ending. Biasanya memang jarang ada novel yang mennyajikan cerita sick-lit dengan happy ending. Kebanyakan itu sad ending. Kalau menurutku, cerita mengharukan yang berakhir sad ending itu tidak buruk.

    tapi aku pribadi lebih suka kalau akhirnya happy ending. karena ketika aku membaca sick-lit atau cerita2 menyedihkan lainnya, sudah biasa kalau endingnya sad. tapi akan ada kesan tersendiri apabila dibuat happy ending. karena, percayalah. membuat happy ending itu tidak mudah. apalagi kalau ceritanya berdasarkan pada kesedihan atau sad story.

    dan dengan happy ending, kita membuka peluang untuk menyampaikan satu pesan yang menarik kepada pembaca, yaitu : Tidak ada penderitaan tanpa batas yang menelan kebahagiaan.

    mungkin dalam cerita si tokoh utama akan mati. tapi tokoh2 yang lain harus melanjutkan hidup. nah, disinilah tantangan bagi penulis untuk membuat happy ending dari sad story.

    ReplyDelete
  50. Nama: Anas Tasya Sekartaji
    Twitter: @tsekaartajii

    Kalau menurutku, novel bertema sick-lit itu endingnya tidak harus sad. Namun, kebanyakan ending dari dari novel sick-lit itu salah satu peran utamanya meninggal. Kalau menurut aku pribadi, lebih suka endingnya happy daripada sad. Karena, kasihan dong peran utamanya(?) di story dari awal sampai akhir dia sudah menderita lalu diending pun juga harus ditutup dengan sad. Kalau endingnya happy, mungkin pembaca akan sadar kalau pepatah 'bersakit-sakit dahulu, berenang-renang ketepian' itu memang benar adanya ;) tak ada penderitaan yg tidak berakhir dengan kebahagiaan(?)

    ReplyDelete
  51. "ending yang bagaimana yang kamu harapkan dari cerita bertema sick-lit?"
    Ending yang,, walaupun nantinya salah satunya pergi… aku pngin mereka menghabiskan waktunya bersama untuk terakhir kalinya. Sprti di novel 3600 detik karya charon… :D … ya wlwpun ending novel sick-lit pasti ujung-ujungnya bkin nangis…. (@AyuArista16)

    ReplyDelete
  52. Endingnya harus logis, maksudku penting endingnya jangan dipaksakan happy. Kalau novel agama atau novel fantasi mungkin bisa membubuhkan keajaiban, tapi kalau novel biasa, aku berharap akhirnya logis, Semua terserah penulis. Hal yang menurutku penting adalah penulis harus memaparkan perjuangan tokohnya untuk bertahan hidup atau menggapai impian dengan batas waktu yang singkat dan rintangan yang sangat sulit. kecuali penulis mampu menggambarkan adegan penuh keajaiban itu dengan indah. Jadi, kalau endingnya happy, bagus. Kalau sad, dengan perjuangan itu, walaupun tokoh meninggal, hal itu seolah pantas. Seperti kata-kata yang sering kudengar ketika ada kabar orang baik meninggal muda: Tuhan sangat menyayanginya, makanya Tuhan ingin lekas bertemu dengannya.

    ReplyDelete
  53. Aku mengharapkan ending yang mengharukan dan membuat pembaca selalu mengingat novel itu.
    Contoh salah satu novel yg memiliki ending sprti itu menurutku adalah: Autumn in Paris dan 3600 Detik.
    Ending kedua novel sick-lit yg aku sebutkan itu sangat mengharukan dan menurutku ada hal yg berbeda dr novel sick-lit lain. Sehingga aku dan bbrapa pembaca novel ini aku yakin msh mengingat ending bhkn smpai ceritanya.
    Itulah ending yg aku harapkan dari sebuah novel sick-lit. Mengharukan, berbeda dr novel sick-lit lain, membuat pembaca sllu mengingat novel itu. Entah itu sad ending atau happy ending menurutku gak masalah yg penting memiliki hal-hal itu td.

    - @Dinar_Arisandy

    ReplyDelete
  54. Kebanyakan sick-lit yang saya tahu endingnya bikin terharu bahkan sampai nangis. Mungkin People Like Us juga begitu. Tapi saya pengin ending yang berbeda, yang.. ngga gampang ditebak, yang ngga terduga deh pokoknya. Misalnya, setelah Amy mengalami jatuh bangun mencintai Ben sampai dia meninggal ternyata dia baru aja bangun dari mimpi buruk, hehehe, jahat ngga sih? Udah bikin pembaca nangis, ngga tahunya cuma mimpi, hehehe. Tapi yang kaya gitu lebih seru menurut saya.

    ReplyDelete
  55. Ending Sick-lit seperti apa yang aku inginkan?
    Ending yang ga berakhir dengan si tokoh utamanya harus mati, karena meskipun sick-lit boleh aja kan happy-ending. Happy-end yang bisa memotivasi pembaca khususnya yg juga punya penyakit parah untuk tidak menyerah dalam menjalani hidup ini. Untuk tetap semangat menjemput kesembuhan meskipun kemungkinannya kecil sekali tapi seenggaknya happy-end yang seperti itu sedikit menghibur dan ga malah bikin tambah sedih.

    ReplyDelete
  56. Nama: Dea Widyaastuti
    Twitter: @dea_widya834
    Email: deawidyaastuti@gmail.com
    Link share: https://mobile.twitter.com/dea_widya834/status/481007637094748160?p=v
    Salam kenal Kak, ikutan GAnya ya.
    Untuk cerita bertema sick-lit aku mengharapkan sad ending. Soalnya akhir yang tragis ataupun menyedihkan, dapat menyadarkan bahwa hidup selalu berputar kadang diatas kadang dibawah, kadang sedih kadang seneng. Dengan ending cerita, tokoh utama akhirnya menghadap Sang Pencipta setelah berjuang keras untuk hidup juga membuatku lebih memaknai arti hidup dan mensyukurinya. Ending seperti ini juga mengingatkanku akan mati. Ternyata kematian sangat dekat, bahkan didepan mata, kehadirannya tak bisa dielakkan karena pasti akan kita hadapi. Entah kapan, dimana, bagaimana kita tak tahu. Namun, dengan mengingat mati kita bisa menjadi manusia yang lebih baik, senantiasa berbuat baik dan memperbanyak ibadah kepada-Nya sebagai bekal di akhirat. Kita juga tersadar bahwa kita harusmemanfaatkan waktu yang sempit ini dengan usaha dan kerja keras agar tidak menyesal dibelakang. Intinya, sick-lit dengan sad ending dapat membawa emosi dan memori kita untuk bersatu menuju manusia yang lebih baik lagi.

    Nice review kakak, moga blog tournya sukses dan kapan2 diadakan lagi. Terima kasih kakak karena sudah menjadi perantara buatku untuk mengikuti GA dari penerbit Haru.

    ReplyDelete
  57. kebanyakan kalau sick-lit biasanya sad ending,, tapi bagiku, sad atau happy ending itu bukan masalah ya,,kalau penyakitnya memang uda nggak bisa di sembuhin ya nggak masuk akal jika ia tiba-tiba ia sembuh gitu aja.
    happy atau sad ending pada sick-lit kan nggak terlalu di permasalahkan karena yang menjadi main atau inti dari novel jenis ini adalah untuk memberikan harapan dan semngat pada pembacaya,, baik harapan untuk sembuh (jika akhirnya happy) atau semangat untuk menjalani sisa hidup dengan sepenuh hati apalagi sampe masih bisa memberikan efek postif bagi mereka yang masih hidup (sad). sick-lit bagiku seperti motivasi bagi pembaca untuk lebih menghargai kehidupan yang kita miliki,semangat untuk kehidupan yang lebih baik, dan belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama hingga berujung pada garis hidup dan mati.
    tapi secara umum sih aku lebih memilih happy ending,, entah dia hidup atau mati, yang jelas, penerimaan bagi yang meninggal atau ditinggalkan itu yang disebut sebagai kebahagiaan sejati. menerima dan memahami.
    oke thanks..
    nice review ^^

    Ana Indriyani
    @anaindriyani
    email : ai_ana@ymail.com

    ReplyDelete
  58. Hai kak,

    Ending yang aku harapkan dari cerita bertema sick-lit, tentunya sedih dong :p

    Tapi nggak sembarang sedih, melainkan sedih yang ada hikmahnya. Jadi si sick-lit kudu banget menawarkan cerita inspiratif disamping kesedihan yang mengharu biru.

    Plus, ada sisipan bahagia *nah loh, gimana itu ceritanya bahagia campur sedih? mhihii

    ReplyDelete
  59. karena sepertinya kebanyakan sicklit berakhir sad ending... aku ingin sicklit yg walaupun berakhir pd kematian tokoh utamanya tapi kematian itu adalah kematian yang bisa membuat kita tersenyum sesaat setalah selesai membaca novelnya atau paling nggak bisa bikin aku nangis sambil tersenyum mwehwhe :3

    jadi, aku menginginkan ending yang bahagia meskipun itu sicklit.

    ReplyDelete