Pages

Thursday, May 17, 2012

Chasing Daisy by Paige Toon



My rating: 5 of 5 stars


Daisy Rogers bekerja dibagian hospitality di salah satu team yang mengikuti lomba balap F1. Tugasnya adalah menyediakan makanan dan minuman untuk para anggota team dan sponsor mereka. Disaat menjalankan tugasnya inilah Daisy bertemu dengan Luis Castro. Bukan pertemuan yang menyenangkan karena Luis hampir saja menabrak skuter Daisy. Bukannya meminta maaf Luis menuduh Daisy sebagai pengemudi yang tidak becus dan cabut begitu saja.

Daisy kemudian mengetahui kalau Luis ternyata adalah salah satu dari 2 pembalap baru yang akan bergabung dengan tim mereka tahun berikutnya. Ketika musim balap kembali dimulai Daisy berusaha menghindari Luis karena tidak ingin Luis mengingat kejadian ‘hampir tabrakan” mereka sewaktu di Brazil itu. Dalam usahanya menghindari Luis, Daisy malah sekali lagi hampir menabraknya. Dan tentu saja Luis kemudian teringatnya kepadanya. Dan kembali perang kata-kata mereka dimulai.

Pada musim itu juga Daisy berkenalan dengan William Trust, pembalap yang juga satu tim dengan Luis. Luis dan Will sangat bertolak belakang. Luis selalu memberontak terhadap peraturan dan berpesta hampir setiap malam, sedangkan Will patuh pada peraturan dan jarang berhura-hura.

Mata biru dan kebaikan Will memikat Daisy. Walaupun tahu Will sudah memiliki kekasih, Daisy tidak bisa menjauh dari Will. Mereka berdua kemudian jatuh cinta dan Will memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Laura, kekasihnya sejak remaja.

Tapi, sebelum sempat memulai dan mengumumkan hubungan mereka sebuah kejadian membuat Daisy harus melepaskan Will. Daisy menuduh Luis menjadi penyebabnya dan tidak ingin bertemu dengan laki-laki itu lagi. Daisy kemudian pulang ke rumah orangtuanya di New York dan meninggalkan pekerjaannya. tapi setelah beberapa bulan kemudian ia sadar bahwa apa yang terjadi adalah takdir dan bukan kesalahan Luis.

Sementara itu ia menyaksikan performa Luis yang menurun. Kalau pada awalnya Luis dielu-elukan sebagai pengganti Ayrton Senna, sekarang ia hampir dipecat karena selalu kalah dalam pertandingan. Setelah pertengkaran dengan ayahnya yang sangat otoriter Daisy kemudian kembali ke arena balap. Untunglah ia masih diijinkan bekerja disana.

Pada saat itulah Daisy dan Luis kembali memperbarui pertemanan mereka. Bagaimanapun Luis adalah orang yang sangat dipercayai Daisy dan selalu bisa membuatnya ceria. Sedangkan Luis pun tidak ingin lagi kehilangan kesempatan untuk mendekati Daisy. Tanpa banyak bicara ia menyeret Daisy ke acara-acara makan siang dan amal yang dipenuhi oleh orang-orang penting yang mensponsori tim mereka. Dan ketika berada di Brazil ia membawa Daisy bertemu dengan keluarga besarnya.

Tetapi pertanyaannya adalah sudah siapkan daisy melupakan Will dan menerima Luis kedalam hatinya?


Jujur saja, setengah buku ini saya baca dengan menahan napas. Akankah Daisy jadian dengan Will? Bagaimana dengan Laura, pacar Will sejak remaja? Lalu bagaimana dengan Luis? I love LUIS!!!

Buku ini Wishlist yang sangat sangat sangat ingin saya baca selama setahun terakhir ini. Dan saya akan sangat benci sekali kalau harus memberikan 1* karena Daisy yang merebut kekasih cewek lain. Perselingkuhan bagi saya adalah BIG NO NO!

Padahal sewaktu saya mencari-cari buku ini, setiap website yang menjual buku ini selalu menyediakan 2 bab pertama buku ini. Dan dibab-bab ini sama sekali tidak ada bayangan akan ada kisah cinta segitiga. Prolog hanya menceritakan pertemuan pertama Daisy dengan Luis dan pertengkaran mereka. Daisy merasa Luis hampir melindasnya dengan mobilnya, sedangkan Luis menganggap Daisy sebagai pengemudi yang tidak becus dan hampir menggores mobil mahalnya. Dan percayalah, prolog ini yang memikat saya, dan mungkin juga banyak pembaca lainnya, untuk membaca buku ini.

Beberapa bab pertama masih diwarnai dengan pertengkaran Daisy dan Luis. Perang makian mereka terasa sangat manis dan lucu. Yang satu memaki dalam bahasa Italia dan yang satu lagi memaki dalam bahasa Portugis. Dan kemudian mereka sama-sama belajar memaki dalam bahasa Prancis. Oh, that is so cute.

Kalau kita sudah bisa melihat tanda-tanda bahwa Luis menyukai Daisy, Daisy malah terpikat kepada Will, teman satu tim Luis. Tahu kalau Will sudah mempunyai kekasih Daisy selalu mengingatkan dirinya untuk tidak jatuh cinta kepada Will. Dan ketika Will dan Daisy sama-sama menyadari kalau mereka saling menyukai, saya menyukai keputusan mereka berdua untuk menunggu sampai Will membereskan hubungannya dengann Laura, kekasihnya. Sedikit kesal memang, but i have to admit that they do have a sweet love story.

Tapi, ketika saya sudah siap menutup buku ini dan memutuskan untuk tidak melanjutkan membacanya, Paige Toon membawa saya melalui tikungan yang penuh kejutan...

Kemarahan saya kepada Daisy hilang digantikan rasa iba. Kepedihan Daisy ketika harus melepaskan will benar-benar pekat terasa. Tanpa sadar airmata sayapun ikut berlinang.

Dan kemudian semangat saya kembali terangkat ketika Daisy kembali ke arena balap dan menyeret Luis dari lingkaran dukanya. Dan ketika Luis mengejar Daisy ke rumah nonna-nya saya mendesah bahagia. Sooooo romantic! Kalo daisy masih ga nyadar Luis suka ama dia, duuhhh.... kebangetan kali!

Seharusnya saya sudah menyadari sewaktu membaca Pictures of Lily bahwa Paige Toon tidak menulis cerita yang biasa-biasa saja. Ia memikat kita dibagian-bagian awal bukunya, kemudian membuat kita membenci tokoh-tokohnya dan akhirnya membujuk kita untuk memaafkan. Membaca buku ini seolah sedang menaiki roller coaster. Emosi kita dibawa naik turun dan ketika semua berakhir kita ditinggalkan dengan desahan puas...

Terimakasih banyak pada my dear friend Mary yang sudah mengijinkan saya membaca buku ini. You make my day girl!


My fave quote in this book :

He told me he fell for me the moment I shouted at him from across the street when he almost ran me off my scooter. I told him it took me longer than that. He doesn’t care. I love him now, and that’s all that matters.


2 comments:

  1. kayaknya menarik nih.
    Wow sama pembalap pula!! jadi pengen masukin wishlist.
    Nice review!! tq!!

    ReplyDelete
  2. yups... apalagi kita juga diajak berkeliling negara-negara yang menyelenggarakan F1. mulai dari Malaysia, Singapura, Jepang, Italia, Monte carlo sampai ke Brazil.
    dari jadwal ketat para pembalap sampai hura-hura kehidupan malam mereka.
    pokoknya, ga rugi bolak-balik nyari buku ini setahun terakhir ini :)

    ReplyDelete