Pages

Thursday, December 17, 2015

In a Blue Moon by Ilana Tan

25053346 




Judul               : In a Blue Moon
Pengarang       : Ilana Tan
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN               : 9786020314624
Tahun              : 2015
Halaman         : 320
Rating             : 2,5 of 5 stars





“Apakah kau masih membenciku?”
“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”

Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.




Lucas Ford, head chef restoran Ramsey milik keluarga, sama sekali tidak tahu kalau ia sudah ditunangkan oleh kakeknya, Gordon, dengan cucu perempuan teman Gordon. Bayangkan saja betapa terkejutnya Lucas saat menerima telepon dari kakeknya untuk datang ke sebuah pesta agar bisa bertemu dengan tunangannya itu. Tentu saja bagi Lucas pertunangan tersebut tidak nyata. Mana bisa kakeknya begitu saja memilih calon istri buat Lucas tanpa persetujuan laki-laki itu? Walaupun sang kakek mengancam menyerahkan Ramsey kepada keluarganya yang lain.
Kejutan lain yang  menunggu Lucas adalah si calon tunangannya itu sendiri. Sophie Wilson, seorang ahli patiseri dan pemilik toko kue yang terkenal dengan kelezatan tartletnya.

Lucas mengenal Sophie. Mereka dulu sekolah di SMA yang sama hingga kemudian Sophie pindah setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Lucas sama sekali tidak bangga dengan perilakunya terhadap Sophie semasa SMA dulu. Ia menyebabkan Sophie di perolok-olok dan dibully hanya karena ingin menyelamatkan harga diri sendiri. Setelah pertemuan mereka kembali ini Lucas melihat sebuah kesempatan untuk meminta maaf kepada Sophie.

Bagi Sophie Wilson sendiri, Lucas adalah kenangan yang sangat  menyakitkan. Walaupun sudah sepuluh tahun berlalu kenangan atas masa-masa SMAnya masih terasa segar di ingatan Sophie. Usaha Lucas menemuinya untuk meminta maaf dihadapi Sophie dengan ketus. Memangnya meminta maaf akan membuat semua yang telah terjadi hilang begitu saja?


Tetapi yang tidak Sophie duga adalah kegigihan Lucas untuk meminta maaf. Semakin Lucas datang menemuinya semakin Sophie melihat perbedaan antara Lucas yang sekarang dengan cowok SMA yang dikenalnya dulu. Dan Lucas yang selalu mengenalkan Sophie ke semua orang sebagai tunangannya membuat Sophie sedikit berdebar.

Bisakah Sophie memaafkan Lucas? Lalu bagaimana dengan Miranda yang sering menemani Lucas kemana-mana, dan mantan pacar Sophie, Adrian, yang ingin kembali kepada Sophie?


Ini adalah buku pertama Ilana Tan yang saya baca. Saya sudah mendengar tentang seri 4 musimnya yang tersohor itu, tetapi belum punya hasrat untuk membacanya. In a Blue Moon ini sendiri menarik minat saya karena covernya yang sangat eye catching dengan nuansa biru dan gambaran kehangatan toko roti ditengah turunnya salju. Belum lagi promosi gila-gilaan dari penerbit dan antusiasme penggemarnya membuat saya jadi ikut penasaran dengan karya Ilana Tan.

Akhirnya, setelah berbulan-bulan terbit saya mendapatkan kesempatan membaca buku ini.

Dan...

Yah, begitulah...

Saya cuma bisa menyematkan 2,5 bintang saja untuk buku ini. Buat yang belum tau itu berarti bagi saya buku ini ada diantara “It’s Okay” sama “I Like It”.

Saya belum bisa bener-bener bilang suka karena masih banyak hal-hal mengganggu yang saya rasakan. Hampir sepanjang membaca saya merasa ceritanya datar saja. Nggak ada permasalahan berarti yang membuat pembaca nggak sabaran untuk tau gimana kelanjutan cerita.

Nilai plus dari novel ini adalah covernya yang cantik, bahasa yang mengalir walaupun menggunakan bahasa yang agak formal dan usaha Lucas yang lumayan gigih untuk membuat Sophie menyukainya. Bahasa formal bukan merupakan halangan bagi saya untuk membaca sebuah buku selama digunakan dengan luwes. Dan Ilana Tan mampu melakukannya. Tidak berbunga-bunga memang, tetapi dengan kesederhanaan yang tetap bisa menyampaikan makna.

Saya semangat banget waktu tahu profesi kedua tokoh. Sophie punya toko kue dan ahli patiseri dan Lucas adalah seorang head chef di restoran ternama milik keluarga. Mengingatkan saya akan seri great chefs-nya Nora Robert dimana tokoh utama Summer adalah seorang dessert chef dan Carlo adalah celebrity chef. Di seri ini Nora Roberts mampu membuat kita menikmati keahlian Summer dan Carlo tanpa harus membuat mereka menjelaskan langkah-langkah penciptaan kreasi mereka. Ini membuat profesi kedua tokoh ini terasa 'believable'.

Sementara di novel ini kedua tokoh disibukkan dengan pesta, pertunjukkan Broadway, modeling, dll sehingga profesi mereka berdua seperti tempelan saja. Alangkah menariknya kalau passion terhadap profesi mereka juga digali sebagai pendukung cerita. Apalagi di masa sekarang ini di mana profesi chef merupakan profesi yang sangat bergengsi.

Ada beberapa hal yang terasa mengganggu saya saat membaca buku ini. Salah satunya adalah kebiasaan Sophie berbicara menggunakan nama lengkap Lucas Ford yang bikin saya gemes. Tidak apa-apa digunakan untuk sebuah penekanan, tetapi kalau diucapkan dalam percakapan antara dua orang yang sama-sama mengenal Lucas, rasanya konyol sekali. Malah saat Sophie ngomong ama diri sendiri tetap manggilnya Lucas Ford...

Oh ya, ada satu hal dari Lucas yang agak menyebalkan. Ketika mengejar Sophie seharusnya Lucas membatasi hubungannya dengan Miranda. Apalagi dengan begitu banyak orang mempertanyakan hubungannya dengan model tersebut. Miranda tidak bisa disalahkan kalau menganggap mereka mereka memiliki hubungan spesial dengan intensitas pertemuan dan 'kencan' yang mereka lakukan. Jadi dari sisi yang ini saya merasa Lucas itu sedikit bodoh karena tidak bisa membaca situasi.

Tidak ada perubahan karakter yang berarti karena mereka memang sudah mapan dengan diri sendiri. Tidak apa-apa... bukan masalah besar, karena Lucas yang muncul dari awal sampai akhir merupakan karakter paling manis yang ada di buku ini. Sophie sendiri juga sosok yang mudah disukai walaupun kebenciannya pada Lucas terasa agak ‘angin-anginan’. Sophie bukan tokoh lebay yang setiap ada masalah langsung kabur melarikan diri, dan Lucas juga bukan sosok alpha man yang merasa sikapnya tidak boleh dipertanyakan. Selain itu adapula tokoh-tokoh pendukung seperti Nik yang juga saya suka.

Dari segi cerita sendiri tidak ada moment yang dramatis, hanya riak-riak kecil yang bisa diselesaikan dengan cepat. Untuk hal ini kita bisa ucapkan terimakasih atas kematangan sifat Lucas dan Sophie. 

Tapiiiii... apalah romance tanpa drama (asal jangan sedramatis sinetron)?

Dan karena hal inilah saya merasa novel ini agak datar. Tidak ada ‘intense moment’ yang membuat saya berdebar dan membalik halaman dengan penasaran. Bawaannya dari awal membaca sampai akhir lempeng melulu. Yah, ada juga sih sedikit senyum dengan pernyataan ‘tunangan saya’ yang terus menerus dilontarkan Lucas.

Malah buku ini sempat juga saya ‘selingkuhi’ dengan Denting Lara-nya K. Fischer yang manis menggigit. Yang tokohnya, walaupun jauh lebih muda dari Sophie, tetapi sama matangnya.

Segitu dulu review saya, semoga lain kali lebih berjodoh dengan karya-karya Ilana Tan :)

No comments:

Post a Comment