Pages

Saturday, February 20, 2016

Night of The Soul Stealer (Last Apprentice #3) by Joseph Delaney





Judul          : Night of The Soul Stealer (Last Apprentice #3)
Pengarang   : Joseph Delaney
Penerbit      : Greenwillow Books
Tahun          : 2007
ISBN           : 9780060766245
Halaman      : 489
Rating         : 4 of 5 stars



It's going to be a long, hard, cruel winter. And there couldn't be a worse place to spend it than up on Anglezarke.

Thomas Ward is the apprentice for the local Spook, who captures witches and drives away ghosts. As the weather gets colder and the nights draw in, the Spook receives an unexpected visitor. Tom doesn't know who the stranger is or what he wants, but the Spook suddenly decides it's time to travel to his winter house, Anglezarke. Tom has heard it will be a bleak, forbidding place, and that menacing creatures are starting to stir somewhere on the moors nearby.

Can anything prepare Tom for what he finds there? What if the rumors about the evil beast called the Golgoth are true? And how much danger will Tom be in if the secrets the Spook has been trying to hide from the world are revealed?




Musim panas Tom cukup menyenangkan. Apalagi Master Gregory mengijinkan Alice tinggal bersama mereka di Chipenden.  Mungkin Sang Spook sudah pasrah karena selalu gagal memisahkan mereka. Tetapi musim dingin juga semakin mendekat. Dan seperti kebiasaannya, Master Gregory menghabiskannya di rumah musim dinginnya di Anglezarke. Dan lagi-lagi sang Spook menegaskan Alice tidak akan tinggal bersama mereka. Sang Spook telah mencarikan sebuah peternakan milik kenalannya yang bersedia menerima Alice untuk tinggal bersama mereka.

Sebelum mereka berangkat ke Anglezarke, mereka kedatangan seorang tamu. Tamu tersebut berpakaian seperti seorang Spook lengkap dengan tongkatnya. Laki-laki itu meminta Tom memberikan sepucuk surat untuk Master Gregort, kemudian ia mendadak menghilang.

Surat tersebut membangkitkan amarah Master Gregory. Ternyata surat tersebut dari seseorang bernama Morgan, yang merupakan mantan murid sang Spook. Morgan termasuk apprentice yang gagal karena kemalasannya dan keinginannya untuk mendapatkan kekuatan demi kekayaaan. Sang Spook memergoki muridnya tersebut sedang melakukan ritual memanggil Golgoth, Lord Musim Dingin, yang bisa membawa bencana kepada manusia. Untungnya ritual itu berhasil digagalkan Master Gregory.

Dalam perjalanan menuju Anglezarke Tom singgah ke rumah untuk menemui orang tuanya. Betapa terkejutnya Tom ketika mendapati ayahnya sedang sakit keras dan Mam memperingatkan bahwa hidup ayahnya tidak akan lama lagi. Saat menemui ayahnya, Dad masih sempat menceritakan tentang pertemuan awalnya dengan ibu Tom. Cerita ini mengingatkan Tom akan kisah Master Gregory dan seorang penyihir Lamia bernama Meg yang diam-diam dibaca Tom di buku harian gurunya.


Buku ketiga seri Last Apprentice ini banyak membuka mengenai masa lalu Master Gregory dan latar belakang Mam.

Siapa yang bisa menyangka kalau Master Gregory ternyata jatuh cinta kepada seorang penyihir? Dan itu terjadi sesudah gurunya itu merebut tunangan kakaknya, pendeta yang mati di buku dua, yang menyebabkan kedua bersaudara itu tidak saling berbicara selama 40 tahun.

Ck..ck..ck.. Ternyata semasa mudanya Master Gregory garang juga dalam bercinta. Hahahaha...

Morgan, si murid gagal, setelah diusir Master Gregory kemudian mendalami necromancy. Ia mampu memanggil roh-roh orang yang telah meninggal dan memaksa para roh tersebut melakukan yang hal-hal yang diinginkannya. Dengan cara itulah Morgan memaksa Tom mencuri buku mantra untuk memanggil Golgoth yang disimpan oleh Master Gregory.

Petualangan yang dialami Tom masih tetap seru dan penuh aksi. Hubungannya dengan Alice semakin dekat, dan sepertinya memang tidak terpisahkan lagi. Untung saja di buku ini bukan Alice yang menimbulkan perkara seperti di dua buku sebelumnya.

Karakter Tom juga semakin berkembang. Ia semakin bijak, terutama dalam menangani rasa takutnya. Walaupun tidak bisa menyembunyikan apapun dari Alice, ia juga bukan bocah kecil yang bisa diatur-atur begitu saja oleh seorang gadis seperti yang ditakutkan Master Gregory.

It was then that I realized just how far I’d come. There I was, alone in a big house with a cellar full of trapped boggarts and witches, and I wasn’t scared one little bit. I was the Spook’s apprentice, and in the spring I’d have completed my first year of training. Four more years, and I’d be a spook myself.

 Penyelesaian masalah dibuku ini membuat saya sedikit ragu, apa suka atau kecewa. Dibikin kecewa karena setelah ketegangan ditingkatkan dari bab per bab ternyata endingnya tidak sedahsyat itu.

Tapi juga suka karena memperlihatkan betapa alert-nya Master Gregory dengan bersiap-siap dan memberikan umpan yang telah dipersiapkannya bertahun-tahun sebelumnya

4 bintang untuk buku ini karena saya sangat menikmatinya :)

No comments:

Post a Comment