Pages

Friday, February 19, 2016

Curse Of The Bane (Last Apprentice #2) by Joseph Delaney




Judul            : Curse of The Bane (Last Apprentice #2)
Pengarang   : Joseph Delaney
Penerbit      : Greenwillow Books
Tahun          : 2006
ISBN           : 9780060766214
Halaman      : 480
Rating          : 4 of 5 stars



Now it's the dark's turn to be afraid

The Spook and his apprentice, Thomas Ward, deal with the dark. Together they rid the county of witches, ghosts, and boggarts. But now there's some unfinished business to attend to in Priestown. Deep in the catacombs of the cathedral lurks a creature the Spook has never been able to defeat; a force so evil that the whole county is in danger of being corrupted by its powers. The Bane!

As Thomas and the Spook prepare for the battle of their lives, it becomes clear that the Bane isn't their only enemy. The Quisitor has arrived, searching for those who meddle with the dark so he can imprison them--or worse.

Can Thomas defeat the Bane on his own? Is his friend Alice guilty of witchcraft? And will the Spook be able to escape the Quisitor's clutches?




Mastes Gregory memiliki dua orang saudara yang masih hidup. Seorang adalah ahli kunci dan yang seorang lagi adalah pendeta. Sudah lebih dari empat puluh tahun Master Gregory tidak berbicara dengan saudaranya yang pendeta. Bagi si pendeta Master Gregory mempraktekkan ilmu hitam yang tidak sesuai dengan ajaran agama yang dipercayainya.

Hingga suatu hari datang panggilan ke Chipenden, rumah sang Spook. Ternyata kakaknya berusaha mengusir boggart tapi malah ia sendiri yang bernasib sial. Boggart itu berhasil menangkap kaki si pendeta dan pelan-pelan meghisap darahnya.

Tetapi Master Gregory sedang sakit hingga akhirnya Tom yang harus pergi sendirian untuk menangkap boggart tersebut. Ini adalah penangkapan boggart pertama bagi Tom. Ia sedikit takut akan bernasib sama dengan Billy, apprentice sebelum Tom, yang tewas saat menangkap boggart.

Singkat cerita, nyawa kakak Master Gregory tidak tertolong. Sebagai seorang pendeta ia akan dimakamkan di kota Priestown, yang merupakan kota, pusat keagamaan. Terakhir kali sang Spook mendatangi kota ini adalah dua puluh tahun yang lalu dan ditinggalkannya dengan nyawa yang hampir melayang.

Bukan karena ia diserbu penduduk kota yang membenci spook, tetapi karena di bawah Katedral terdapat sebuah katakombe yang menjadi tempat bersemayam makhluk yang disebut Bane. Satu-satunya yang bisa melepaskan Bane dari katatombe adalah apabila ada orang yang membukakan gerbang besi yang mengurungnya.

Dan Alice-pun masuk ke dalam cerita. Terakhir membaca buku Revenge of The Witch kita tahu bahwa Tom meninggalkan Alice di rumah bibinya. Di Priestown, Tom kembali bertemu Alice yang berada dalam kurungan karena ditangkap oleh Quisitor yang menuduh Alica sebagai penyihir. Hukumannya adalah dibakar di tiang api hingga mati. Yang semakin membuat Tom kelabakan adalah Masternya turut ditangkap karena dituduh mempraktekkan ilmu hitam.

Tom harus mencari jalan untuk membebaskan Alice dan Master Gregory serta mencari cara untuk menghadapi sang Bane yang kekuatannya semakin berkembangnya.

Buku kedua seri Last Apprentice-nya Joseph Delaney ini semakin menarik untuk diikuti. Alurnya cepat dan aksinya mulai dari awal hingga akhir. Semakin banyak misteri yang terbuka, baik mengenai Master Gregory maupun Mam.

Di buku ini Tom mempertanyakan mengenai Tuhan. Ia tidak mempercayai Tuhan yang disembah para pendeta, tetapi ia tahu bahwa ada kekuatan besar yang menjaga dan mengawasi dunia. Tom juga menolak pernyataan sang Bane bahwa tidak ada lagi sesudah kematian selain kehampaan.

“I don’t believe there’s nothing after death,” I said. “I’ve a soul and if I live my life right, I’ll live on in some way..."

Alice berbeda dengan Tom. Ia dibesarkan sebagai seorang penyihir dan telah melihat banyak hal-hal mengerikan yang tidak seharusnya dilihat oleh anak seusianya. Yang paling diinginkan Alice adalah rumah dengan perapian hangat dan baju-baju bagus yang membuat ia tidak lagi dihina dan diremehkan orang lain. Itu sebabnya Alice menerima tawaran sang Bane dan membebaskannya.

Perasaan saya tentang Alice agak kontradiktif. Kasihan tetapi juga jengkel. Untuk seseorang dengan latar belakang gelap seperti itu, ia memiliki hati yang baik. Masalahnya adalah Alice menghalalkan segala cara.

Tom adalah satu-satunya sahabat Alice, begitu juga sebaliknya. Takdir mereka berdua sudah terjalin sejak pertama Alice menolong Tom dan kemudian memanfaatkannya. Banyak hal yang bersedia dilakukan Alice demi keselamatan Tom. Ini yang membuat saya tidak bisa membenci Alice.

Seperti yang dijelaskan Mam di buku pertama:

"She’d always be somewhere in between, neither wholly good nor wholly bad. But wasn’t that true of all of us? Not one of us was perfect."

Jadi, seperti Master Gregory, sayapun harus membiasakan diri dengan kehadiran Alice di sekitar Tom :)


No comments:

Post a Comment