Pages

Wednesday, February 17, 2016

Revenge of The Witch (Last Apprentice #1) by Joseph Delaney








Judul          : Revenge of The Witch (Last Apprentice #1)
Pengarang   : Joseph Delaney
Penerbit       : Harper Trophy
Tahun           : 2006
Isbn              : 9780060766207
Halaman      : 344
Rating           : 4 of 5 stars





For years, Old Gregory has been the Spook for the county, ridding the local villages of evil. Now his time is coming to an end. But who will take over for him? Twenty-nine apprentices have tried—some floundered, some fled, some failed to stay alive.

Only Thomas Ward is left. He's the last hope, the last apprentice.






Tom Ward adalah anak laki-laki ketujuh dalam keluarganya, sementara ayahnya juga adalah anak laki-laki ketujuh. Tom dan keluarganya tinggal di sebuah peternakan. Sesuai tradisi, peternakan tersebut nantinya akan diwariskan kepada anak laki-laki pertama yaitu kakak Tom yang bernama Jack.

Demi kesejahteraan hidup anak-anaknya, ayah Tom mencarikan pekerjaan untuk keenam anaknya yang lain. Ketika sampai giliran Tom, sudah tidak ada lagi bidang pekerjaan yang bisa dicarikan ayahnya kecuali menjadi murid seorang Spook.

Spook adalah seseorang yang bertugas menjaga keamanan daerah dari gangguan-gangguan spiritual seperti hantu, ghoul, boggart bahkan penyihir. Walaupun berjasa dan selalu dicari di saat darurat, seorang Spook selalu ditakuti dan dihindari oleh orang-orang sekelilingnya.

Hal ini membuat Tom agak ragu menerima pekerjaan sebagai murid Master Gregory, Spook tua yang sudah kenyang merasakan asam garam dunia spiritual. Tetapi ibunya, Mam yang bijak menyuruh Tom untuk pergi. Kemudian Tom mengetahui bahwa sejak ia lahir ibunya memang sudah berencana menjadikan Tom seorang Spook dan meminta Master Gregory datang ketika Tom sudah berusia cukup.

“ ‘I’ve just given birth to a baby boy,’ she wrote, ‘and he’s the seventh son of a seventh son. His name is Thomas J. Ward, and he’s my gift to the County. When he’s old enough we’ll send you word. Train him well. He’ll be the best apprentice you’ve ever had, and he’ll also be your last."
Maka dimulailah perjalanan Tom bersama Master Gregory. Tom belajar mengenal dan menghadapi rasa takutnya. Dua hal yang sangat keras ditanamkan oleh Master Gregory adalah jangan datangi kuburan penyihir di belakang rumah pada malam hari dan JANGAN PERNAH percaya pada gadis desa dengan sepatu berujung lancip!

Baru satu hari berada di rumah Master Gregory, Tom bertemu Alice.

Alice memakai sepatu berujung lancip.

Alice meminta Tom memberikan tiga kue ke Mother Malkin, penyihir yang dikubur hidup-hidup oleh Master Gregory di belakang rumah. Satu kue setiap malam selama tiga hari berturut-turut. Layaknya remaja, Tom menjadi galau. Ia berhutang janji kepada Alice, tapi perintah Master Gregory juga sangat tegas. Tapi untung galaunya Tom tidak lebay. Hahaha....


Membaca buku ini membuat saya deg-degan. Saya nggak suka yang horor-horor, apalagi kalau dibaca malam hari. Hiiiiii... Bisa nggak tidur saya.

Tapi buku ini sangat menarik untuk diikuti. Walaupun termasuk tipis untuk sebuah novel fantasy, tapi isinya padat dan penuh petualangan. Jujur saja, saya menyangka ini hanya novel fantasy biasa. Apalagi saya sudah nonton versi filmya The Seventh Son yang dibintangi Jeff Bridges, Julianne Moore dan Ben Barnes. Sama sekali nggak ada horor-horornya ini film.

Tapi penggambaran Mother Malkin yang keluar dari kubur dan berjalan terbungkuk-bungkuk itu sungguh membuat saya merinding. Karena sudah lewat jam sepuluh malam saya putuskan menukar bacaa ke romance. Biarlah buku ini disambung keesokan harinya demi bisa tidur cantik. Hahaha...

Kehidupan sebagai seorang Spook sungguh sepi. Tidak ada orang yang mau menjadi teman. Itulah hal yang paling ditakuti oleh Tom.

"It’s just as bad as I expected. I’ve got no friends. Nobody of my own age to talk to. I feel so alone—"
Tapi tidak ada kata berbalik bagi Tom karena Mam telah menegaskan:

"You’re more than just seven times seven,” she said, smiling at me warmly. “You’re my son, too, and you have the strength to do what has to be done."
Bisakan Tom menjadi seorang apprentice yang baik? Siapakah Mam sesungguhnya dan bagaimana dengan Mother Malkin?

Silakan  baca buku ini untuk mengetahuinya. Buku yang cukup tipis untuk sebuah novel fantasy tapi memberikan kepuasan yang dalam.

Seperti yang sering dikatakan: size doesn't matter, eh? 

Hahahaha, jangan ngeres dulu ya ;D #efekbacaromance
 

No comments:

Post a Comment