Judul : The Left Ear
Pengarang : Rao Xueman
Penerbit : Yilin Press
Tahun : 2015
ISBN : 9787544751933
Halaman : 230
Rating : 5 of 5 stars
There is something wrong
with my left ear and if someone talks on my left side, I cannot hear.
However, I suddenly have a crush on Xu Yi while he is attracted by the
flirting girl Bala who wears green eye shadows. Brokenheartedly, I come
across Bala by chance and we become friends. At the same time, I know
about Bala's beloved boyfriend—Zhang Yang. After that, Bala dies in an
accident. I become Xu Yi's girlfriend, but we break up eventually. Zhang
Yang, because of the death of Bala, still cannot start his new life.
WARNING: SPOILER!
Selama tujuh belas tahun
hidupnya, Li Er adalah seorang gadis yang bahagia. Sejak lahir Li Er memiliki
masalah pendengaran di telinga kirinya. Pada hari-hari biasa ia sangat sulit
mendengar dengan telinga kirinya tersebut, hanya suara samar dan kadang butuh
diteriakkan dengan untuk bisa didengar Li Er di telinga kirinya tersebut. Dan
bila ia sedang stres atau emosional, telinganya bisa dibilang tuli total.
Walaupun memiliki cacat di telinga kirinya tetapi ia dikelilingi oleh
orang-orang yang menyayanginya.
Pada umur tujuh belas tahun, Li
Er jatuh cinta. Pemuda yang ditaksirnya adalah Xu Yi, bocah emas di sekolahnya.
Tampan, kaya, pintar dan juga ramah dengan masa depan yang cerah. Dari kejauhan
Li Er memupuk rasa cintanya tanpa berani maju untuk mendekati pujaan hatinya.
Hingga suatu hari seorang gadis
dari sekolah lain datang mengejar Xu Yi
Gadis itu bernama Li Bala. Ia
gadis yang cukup terkenal di kota kecil mereka. Terkenal karena perangainya
yang buruk dan sering disebut-sebut sebagai cewek nakal. Pengejaran Li Bala
yang tak kenal lelah berhasil membuat Xu Yi jatuh cinta kepadanya.
Li Er pun penasaran. Apakah
seperti itu gadis yang disukai oleh Xu Yi?
Ketika memasuki sebuah kedai mi,
Li Er melihat Bala sedang duduk disebuah meja. Dengan berani ia duduk dihadapan
Bala, yang membuat Bala cukup terkejut. Tidak banyak orang yang berani
berhadapan dengannya. Dengan niat membully Bala mencuri cilantro dari
mangkok mi Li Er. Bukannya pindah ke meja lain, Li Er malah menikmati mi-nya
dengan tenang. Bahkan meminjamkan payung kepada Bala ketika ia hendak pergi
menembus hujan lebat.
Sejak hari itu, Li Er dan Li Bala
menjadi teman. Little Ear adalah panggilan kesayangan Bala untuk Li Er.
Bahkan ketika Bala memutuskan
hubungannya dengan Xu Yi dan merubah bocah baik-baik itu menjadi seorang
penjudi, pemabuk dan tukang berkelahi, persahabatan mereka tetap kuat. Bala
tidak menyembunyikan satu rahasiapun dari Li Er. Tentang alasan kenapa ia
mengejar Xu Yi dan merusak kehidupan pemuda tersebut. Juga tentang cintanya
yang membara kepada Zhang Yang, yang kadang menyakitinya secara fisik dan
mental.
Dan ketika Li Bala pergi, ia
meninggalkan jejak yang mendalam dalam kehidupan Li Er, Zhang Yang dan Xu Yi.
Saya mengenal novel Little Ear
karya Rao Xuamen ini pertama kalinya adalah melalui filmnya. Kenapa saya sampe
nonton film ini? Karena lagi kepincut sama Yang Yang setelah nonton Love O2O!
Hehehe….
Awalnya saya pikir Yang Yang (berperan sebagai Xu Yi)
bakal jadi tokoh utama pria di film ini, ternyata saya salah! Tapi biarlah,
Yang Yang tetap ganteng dari awal sampai akhir :)
Dari awal nonton niat saya emang
cuma mau mantengin Yang Yang saja, tetapi semakin lama menonton kok film yang
kesannya muram ini jadi semakin menarik. Berawal dari kisah remaja para tokoh
utama yang masih SMA dan kemudian berakhir setelah mereka menjalani karir
masing-masing. Terlihat perubahan karakter para tokoh dari awal hingga akhir.
Yang jahat menjadi baik dan yang baik terperosok ke lembah kehancuran. Dan juga
ada cara pembalasan dendam yang manis, yang tidak menuntut si pemilik dendam
untuk menjadi jahat dan keji.
Walaupun film ini memiliki ending
yang bahagia, saya merasa kurang puas dengan interaksi para tokohnya. Saya
ingin lebih mengenal para tokoh-tokohnya, mengetahui lebih dalam hubungan
mereka.
Oleh karena itu saya mencari
terjemahan novel ini. Dan saya tidak kecewa. Walaupun menyukai filmnya, saya
lebih menyukai bukunya.
Saya menyukai Li Er yang pemalu tetapi juga
pemberani. Juga menyukai Xu Yi yang walaupun populer tetap merupakan siswa yang
ramah, dan sangat mengasihaninya setelah kejatuhannya karena cinta. Juga saya
menyukai Li Bala, yang walaupun dituduh sebagai cewek nakal tetapi sebenarnya
adalah seorang yang kesepian dan tidak memiliki teman.
Satu-satunya tokoh dengan
memiliki kesan pertama yang jelek bagi saya adalah Zhang Yang.
Seperti Xu Yi, Zhang Yang juga
merupakan cowok populer di sekolah mereka. Ia adalah cowok miskin dengan ambisi
tinggi. Untuk melancarkan jalannya agar bisa terus sekolah hingga perguruan
tinggi Zhang Yang pacaran dengan Jiang Jiao, cewek paling kaya di kota mereka.
Jiang Jiao sangat mencintai Zhang Yang dan banyak membantu cowok itu secara
finansial.
Sejak pertama kali melihat Zhang
Yang bermain basket, Li Bala sudah jatuh cinta. Ia mengejar Zhang Yang, tidak
peduli kalau cowok itu sudah punya pacar. Pendekatan Bala kemudian diterima
Zhang Yang. Ia mau berhubungan dengan Bala kalau cewek itu bersedia mengikuti
syarat-syaratnya, Li Bala harus merusak Xu Yi dan hubungan mereka harus
dirahasiakan hingga misi Bala berhasil dilaksanakan.
Apa saya sudah katakan kalau saya
tidak menyukai Zhang Yang? Cowok itu begitu licik, dan saat emosional ia juga
pernah menyakiti Bala secara fisik. Saya meringis saat melihat di film Zhang
Yang menendangi perut Bala dengan lututnya. Li Er yang menyelamatkan Bala dari
serangan Zhang Yang tak habis pikir, bagaimana bisa kau mencintai orang
yang menyakitimu seperti itu?
“Little Ear, do you know? When you love someone, you can do anything for him.”
Tetapi kemudian Li Bala meninggal
dunia. Dan kisah di buku ini kemudian seperti terbalik 180 derajat.
Zhang Yang yang sebenarnya juga
mencintai Li Bala sangat menyesali kepergian gadis itu. Bala adalah
satu-satunya gadis tempat ia bisa bicara bebas sebagai dirinya sendiri. Ia
menceritakan rahasia-rahasianya dan mimpi-mimpinya kepada Bala. Mereka berdua
adalah manusia-manusia kesepian yang saling menemukan. Ia menyalahkan dirinya
sendiri akan kematian Bala.
Li Er juga menyalahkan Zhang Yang
atas kematian Li Bala.
Walaupun Zhang Yang telah pindah
ke Beijing untuk kuliah, ia tetap mengikuti perkembangannya. Tidak lupa Li Er
mengirimkan pesan-pesan singkat kepada cowok tersebut. Menanyakan kabarnya dan kadang
mendoakan kesehatannya. Karena Li Er tahu, kalau Zhang Yang melihat sms
tersebut cowok itu pasti akan teringat kepada Bala, dan Li Er tidak ingin Zhang
Yang lupa akan Bala dan apa yang telah dilakukan cowok tersebut kepada teman
baiknya.
Dari sini pandangan saya terhadap
Zhang Yang mulai berubah. Saya menjadi sedikit lebih menyukainya. Apalagi saat
ia berusaha melepaskan diri dari Jiang Jiao dengan mulai mencari pekerjaan yang
bisa menyokong kehidupannya selama kuliah.
Dan saya jadi suka sekali kepada
Zhang Yang karena setiap kali pulang ke kampung halamannya, ia akan mencari Li
Er. Awalnya merupakan pertemuan-pertemuan tak disengaja hingga akhirnya Zhang
Yang selalu menyempatkan diri bertemu Li Er walaupun ia hanya berkunjung sehari
saja ke kota mereka.
Li Er juga merasakan
perubahan-perubahan dalam diri Zhang Yang. Makin lama rasa benci di hatinya
menghilang dan mulai tumbuh perasaan lain terhadap Zhang Yang.
Bala, let’s both stop hating, okay?
Seperti yang saya katakan di awal
tadi, saya membaca novel ini karena ingin melihat interaksi Zhang Yang dan Li
Er yang lebih mendalam dibandingkan yang ditunjukkan di film. Dan semua
momen-momen kecil yang memperlihat perasan kedua orang tersebut terhadap satu
sama lain saya temukan di buku ini.
Saya tersenyum ketika membaca
tentang Zhang Yang yang mengantar Li Er ke perpustakaan dengan naik sepeda,
ikut sedih ketika Li Er berjalan menjauh dari Zhang Yang dan bertekad untuk
tidak menoleh ke belakang. Momen-momen seperti ini yang tidak saya temukan di
film. Proses yang membuat mereka berdua saling jatuh cinta.
Walaupun begitu, saya juga
menyukai filmnya. Karena ada bagian-bagian yang ada di film yang tidak ada di
buku. Seperti ketika Zhang Yang menolong seorang gadis yang mobilnya jatuh ke
laut. Saat menolong gadis tersebut Zhang Yang merasa seperti sedang menolong Li
Bala dan pada moment tersebut ia merasa mendapatkan pengampunan dari gadis
tersebut.
Kalau di buku cerita diakhiri
saat mereka masih kuliah, di film cerita berakhir saat tokoh-tokoh utamanya
sudah memasuki dunia kerja. Ini juga merupakan salah satu bagian dari film yang
saya sukai. Dan walaupun adegan terakhir berbeda antara film dan buku, saya
menyukai keduanya.
Di buku adegan terakhirnya adalah
saat Li Er mendapati kalau Zhang Yang menunggunya di atap bangunan tua tempat
mereka pernah bermain kembang api. Tempat tersebut merupakan tempat rahasia
Bala yang dibaginya bersama Zhang Yang. Disana juga Zhang Yang mengucapkan kata
cintanya kepada Li Er, di telinga kirinya.
Sementara di film diakhiri dengan
Zhang Yang mengejar Li Er ke dalam bus, duduk di sampingnya dan mengucapkan
kata cinta di telinga kiri Li Er. Senyum kebahagiaannya di wajah mereka sangat
manis terlihat.
Do you know, medical experts have proven that sweet words have to be spoken into the left ear.
Dan kali ini, Li Er bisa
mendengarkannya.
Satu hal yang menggantung di
cerita ini bagi saya adalah bagaimana nasib Xu Yi selanjutnya. Saya merasa
kasihan kepada tokoh yang satu ini, karena sebenarnya ia adalah korban
kesalahpahaman dan menjadi tokoh yang paling menderita di cerita ini. Selama
delapan belas tahun hidupnya dijalani dengan bahagia. Tetapi setelah bertemu Li
Bala bencana seperti tak henti-henti mendatanginya.
Xu Yi berubah dari pemuda
baik-baik menjadi seorang berandalan. Pelajarannya menjadi tertinggal dan ia
hanya bisa lulus di perguruan tinggi kelas tiga, sementara Zhang Yang lulus
dengan gemilang di perguruan tinggi terbaik di Beijing. Selain itu ibunya
meninggal karena kanker dan ayahnya dijebloskan ke penjara karena tuduhan
korupsi. Dan akhirnya ia pun kehilangan Li Er karena kesalahan-kesalahan yang
terus dilakukannya.
Saya berharap ada sebuah cerita
lain dengan Xu Yi sebagai tokoh utama. Berharap cowok ini bisa merubah kembali
kehidupannya dan bisa mengambil pelajaran dari kepahitan masa lalunya. Dan juga
berharap, kalau ada film khusus tentang Xu Yi ini akan tetap diperankan oleh
Yang Yang. Biar saya bisa puas menatapnya. Hahaha…
Tetapi untuk kisah kali ini,
saya pun jatuh cinta kepada Zhang Yang :)
where can i read this books ?
ReplyDeletecoba cek disini :)
ReplyDeletehttp://novelonlinefree.com/novel/the_left_ear
Unwanted obstructions in connecting with the server in Gdax Support
ReplyDeleteAre you confronting errors while connecting with the server in Gdax? To solve your this query, you can trust reliable professionals who have the ability to fix every query or doubt in no time with accuracy. The experts will assist every step in the plain manner so that you can memorize it. You have to dial Dial Gdax Support Number 1-888-764-0492 and discuss your query with them. They are ready to assist you irrespective of time.
For more info: https://www.cryptophonesupport.com/wallet/gdax/
ReplyDeleteAwesome story! Congrats on the successful team work!
Woodworking Tools best tools WOOD WORKERS
ReplyDeleteAwesome story! Congrats on the successful team work!
Gardening Tips Gardening Advice
ReplyDeleteNice post. it is very interesting and informative. Thank you for the sharing.
Advice for Sports Sports
maaf ka ira, saya mau tahu kaka baca terjemahannya di blok, atau langsung baca novel/bukunya?
ReplyDeleteI am so very grateful for your time. Thank you for being such an inspiration to me and others around you.
ReplyDelete