Thursday, December 31, 2015

Rising Sun (matahari Terbit) by Michael Crichton




Judul           : Rising Sun (Matahari Terbit)
Pengarang   : Michael Crichton
Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama
Tahun          : 1994
ISBN           : 9795119427
Halaman      : 616
Rating          : 4 of 5 stars


Di lantai 45 Nakamoto Tower di pusat kota L.A. -- markas besar perusahaan konglomerat Jepang di Amerika -- sebuah upacara pembukaan sedang berlangsung dengan meriah.

Di lantai 46, di sebuah ruang rapat yang kosong, ditemukan sesosok mayat perempuan muda yang cantik.

Penyelidikan pun dimulai, dan berkembang menjadi konflik besar yang melibatkan pihak Jepang dan Amerika -- konflik yang berakar dari persaingan teknologi dan keinginan untuk saling menguasai. Bisnis adalah perang, pepatah Jepang yang menjadi kenyataan menakutkan dalam kasus pembunuhan di Nakamoto Tower.



Pada suatu malam Peter Smith mendapatkan panggilan telepon yang membawanya ke acara peresmian gedung Nakamoto. Sebagai petugas divisi Special Services Kepolisian Los Angeles ia panggil apabila ada masalah yang berhubungan dengan diplomatik, orang-orang terkenal ataupun kendala bahasa.
Telah terjadi pembunuhan di gedung Nakamoto yang baru diresmikan itu. Pihak Jepang yang memiliki gedung tersebut menolak membiarkan polisi LAPD bekerja tanpa didampingi salah seorang petugas khusus.

Bersama dengan John Connor, polisi senior yang sangat mengenal budaya Jepang, Peter berusaha mencari tahu siapa pelaku pembunuhan secepatnya. Semakin lama wakty yang diperlukan untuk menuntaskan kasus ini semakin besar tekanan yang diberikan pihak Jepang agar kasus pembunuhan ini ditutup.

Friday, December 18, 2015

Bourne Identity (Identitas Bourne) by Robert Ludlum



Judul         : Bourne Identity (Identitas Bourne)
Pengarang  : Robert Ludlum
Penerbit     : Gramedia Pustaka Utama
Tahun         : 2002
ISBN         : 0979686984
Halaman    : 511
Rating        : 4 of 5 stars


Sinopsis

Memorinya hilang. Ia hanya tahu ia diangkat dari Laut Mediterania, tubuhnya penuh lubang peluru. Ada beberapa petunjuk. Microfilm yang ditanam di balik kulit pinggulnya. Bukti bedah plastik yang mengubah wajahnya. Inisial J.B. dan serangkaian angka pada negatif film yang membawanya ke rekening bank di Swiss, harta kekayaan sebesar empat juta dolar, dan akhirnya sebuah nama: Jason Bourne.

Tapi ia diincar untuk dibunuh, terjebak dalam teka-teki membingungkan, berlari menembus lapisan-lapisan masa lalunya yang terkubur dalam dunia konspirator mematikan dipimpin oleh Carlos, pembunuh bayaran paling berbahaya di dunia. Tidak ada orang yang bisa membantu Jason Bourne, kecuali wanita yang dulu berusaha melarikan diri darinya.


Review

Di tengah laut Mediterania yang sedang bergelombang tinggi seorang laki-laki ditembak di kepala dan jatuh ke laut. Ia ditemukan oleh kapal nelayan yang membawanya ke seorang dokter pemabuk, satu-satunya dokter di pulau terpencil itu. Butuh waktu bagi sang dokter untuk menghilangkan efek alkohol sebelum ia bisa mengoperasi si pasien. Sebagai bonus, ia menemukan sebuah mikrofilm yang ditanamkan di kulit lengan si pasien, berisikan info sebuah rekening bank di Swiss.

Butuh berbulan-bulan sampai fisik si pasien kembali sehat. Tetapi tidak begitu dengan ingatannya. Trauma hebat karena luka tembakan membuat si pasien kehilangan ingatannya.

Ketika dirasa siap si pasien berangkat menuju Swiss, satu-satunya tempat yang bisa menunjukkan siapa dirinya. Sesampainya disana ia mendapati orang-orang memanggilnya Jason Bourne.

Nama yang terasa asing bagi si pasien itu sendiri.

Belum cukup waktu mencerna informasi ini, Bourne ditembaki setelah mengakses dan mentransfer isi rekening yang berisi empat juta dolar. Tubuhnya bergerak otomatis, memperlihatkan keahlian yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menguasainya.

Ketika Bourne semakin terpojok ia akhirnya menyandera Marie St. Claire, ahli ekonomi yang bekerja untuk pemerintah Kanada. Hubungan penyandera dan sandera ini kemudian berubah ketika Bourne menyelamatkan Marie dari takdir yang menjijikkan dan mematikan.

Marie pun menjadi sandaran Bourne. Yang menemaninya saat ia lelah dan putus asa. Pendukung setia yang membantunya mencari tahu siapa Jason Bourne sebenarnya. 

Ada banyak informasi yang harus dicerna Bourne. Apa itu Delta, Medusa? Siapa Cain dan Carlos? Dan yang paling utama apa hubungannya dengan Treadstone Seventy-One?

Membaca novel Bourne Identity ini ribet. Tetapi ribet yang mengasyikkan. Intriknya banyak dan informasi diberikan sepotong demi sepotong, membuat pembaca seperti keledai yang disodori wortel di depan matanya. Rasa tergapai tapi tak pernah sampai.

Kalau ditanya generasi sekarang mungkin tidak banyak yang tahu Perang Vietnam. Mereka lebih familiar dentang Perang Irak/Afganistan. Dan walaupun perang Vietnam sudah selesai sebelum saya lahir, tapi berkat Rambo yang punya sequel sampe empat itu saya cukup familiar. Perang yang menjadi mimpi buruk bagi Amerika dan sekutunya.

Di sebuah desa di tepian sungai negara inilah Delta terlahir.

Siapa itu Delta? Seorang prajurit yang istri dan anak-anaknya tewas oleh serangan bom yang diluncurkan pesawat tak dikenal. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman ini.

Duka membuat si prajurit menggila. Ia bergabung dengan Medusa, kumpulan prajurit bayaran yang terkenal akan kekejamannya. Di Medusa ini ia mendapatkan kode nama Delta.

Delta untuk Medusa!

Kemudian perang berakhir, Medusa tercerai dan Delta mengambang tanpa tujuan. Hingga pemerintah Amerika merekrutnya dan memberikan tujuan baru.

Cain untuk Carlos!

Ada dua plot yang diberikan buku ini, keduanya saling terkait dan juga berdiri sendiri. Yang pertama adalah Carlos the jackal dan yang kedua adalah Treadstone Seventy-One.

Carlos the jackal atau Ilich Ramirez Sanchez merupakan legenda di benua Eropa. Pembunuh bayaran yang tak pernah terlihat sehingga tak diketahui rupanya. Dengan pasukan orang tuanya Carlos membangun kerajaan sendiri, menerima pekerjaan-pekerjaan yang bisa menghancurkan dan menceraikan sebuah bangsa.

Lalu Cain datang menantang.

Si pembunuh dari Asia ini berniat melebarkan sayapnya ke Eropa. Cara apa yang paling ampuh untuk mendapatkan ketenaran selain menantang jackal di kandangnya sendiri?

Plot Treadstone Seventy-One sedikit lebih sederhana. Treadstone adalah tempat Jason Bourne bekerja. Hanya sedikit manusia dimuka bumi ini yang tahu tentang Treadstone. Tetapi sekali terkuak kematian menghampiri tempat itu. Dan Jason Bourne dituduh sebagai dalangnya. Perintah kematian Bourne diturunkan.

Tidak hanya dikejar oleh Carlos, sekarang Bourne pun mesti menghindari maut yang dikirim oleh Treadstone.

Ada simpati yang menyeruak saat membaca pencarian jati diri Jason Bourne ini. Sekelumit info yang didapatnya kadang membawa harapan, tetapi lebih sering menghancurkan. Momen di mana Bourne kehilangan keyakinan sungguh mengharukan. Tetapi ia juga seorang manusia yang fleksibel dan bila keadaan menuntut bisa menjadi sangat kejam. Membunuh atau dibunuh.  

Saya sangat menyukai Marie St. Claire. Ketakutan yang dirasakannya saat diculik Bourne terasa sangat nyata. Tetapi ia kemudian mendapati dibalik sikap kasar Bourne ada belas kasihan. Dan pandangan Marie terhadap Jason Bourne berubah seketika saat ia diselamatkan dari mimpi buruk berupa pemerkosaan dan  kematian.

Hubungan antara Bourne dan Marie ini terasa manis dan sedikit sedih. Untunglah Marie wanita yang kuat untuk menopang Bourne yang terkadang putus asa dengan keadaannya. Marie segarang induk macan yang berusaha melindungi anaknya.

Plotnya melompat-lompat dari Carlos ke Treadstone lalu balik ke Carlos lagi dan seterusnya. Untungnya lompatan ini tersusun dengan baik sehingga sampai ke tengah cerita kita bisa melihat jalinan benang penghubung keduanya.

Nah, setelah ngomong bukunya sekarang mari kita bahas filmnya. 

Seperti bukunya film Jason Bourne juga berupa trilogi. Dan seperti film-film yang diadaptasi dari buku ada perubahan cerita yang terjadi. Dalam kasus Jason Bourne ada BANYAK perubahan pada filmnya. Jadi antara buku dan filmnya seolah dua cerita yang berbeda.

Film Bourne Identity hanya mengambil satu bagian plot saja dari bukunya, yaitu bagian Treadstone. Mungkin kalau diambil kedua plot filmnya bakal lebih panjang dari film India. 

Dari plot Treadstone masih banyak tokoh dan peristiwa yang diganti dan juga penambahan tokoh yang tidak ada di buku.. Jadi kalo diperhatikan bener, kesamaan antara buku dan filmnya hanya nama tokoh (bahkan nama belakang Marie diganti!) dan plot amnesia. Belum lagi karakter Marie yang saya suka malah dibikin lembek di film ini. Huh!

Kalau dibilang kecewa, iya sih saya kecewa ama perbedaan yang begitu mencolok antara buku dan film. Dibilang puas, iya saya puas juga ama filmnya karena yang main yayang saya Matt Damon (dia bagus sekali memerankan Bourne) dan filmnya dikemas dengan action terus menerus dan cukup menegangkan. 

Jadi setelah membaca trilogi Jason Bourne dan menonton ketiga filmnya bisa disimpulkan kalau saya cukup beruntung karena menikmati enam kisah  Jason Bourne yang berbeda-beda. Hahaha...

Sepertinya review ini harus saya hentikan disini, sudah kepanjangan banget. Bentar lagi mau lanjut ngereview Bourne Supremacy yang sudah berbulan-bulan hanya berupa draft yang masih jauh dari selesai. Dan untuk diketahui saja antara buku dan filmnya Bourne Supremacy berbeda 100%!

Akulah Arjuna by Nima Mumtaz





Judul          : Akulah Arjuna
Pengarang  : Nima Mumtaz
Penerbit     : ElexMedia Komputindo
ISBN         : 9786020247717
Tahun         : 2014
Halaman    : 452
Rating        : 4 of 5 stars


Sinopsis

Pencarian cinta seorang Arjuna. Antara hati dan logikanya. Oke, inilah masalah pelik yang membelitku. Aku beristri dua! Upss... punya pacar dua, tepatnya. Eehhh, enggak juga. Yang pasti saya punya dua pasangan tapiii… gak tepat juga ini, jadi apa istilah yang pas, ya?

Dalam khayalanku yang terliar pun gak akan pernah aku bayangin dapet nasib kayak gini. Aku adalah tipe lelaki setia yang tak akan pernah mempunyai dua pasangan dalam satu waktu bersamaan. Itu pantangan buat aku.Tapi sialnya itulah yang terjadi sekarang ini. Walaupun ini bukan mauku dan gak pernah kusengaja. Suer!

Di satu sisi aku udah punya Nina – walaupun dia gak secara langsung mengiyakan permintaanku, tapi boleh, dong aku kepedean nyebut dia pacar. Secara dia juga memperlakukan aku seperti pacarnya. Tapi di sisi lain ada anak bos si setan cilik yang nyebelin itu, yang memproklamirkan diri sebagai pasanganku di kantor. Indah bukan? Banget! Bahkan terlalu indah untuk playboy terganteng seperti aku sekalipun.


Review

Arjuna memang punya pesona. Senyum lima megawatt yang sering diumbarnya banyak memikat para wanita, terutama yang ada di kantornya. Walaupun sangat percaya diri tetapi Arjuna tetap malu-malu saat ingin meluahkan perasaannya kepada Nina.
Ketika akhirnya Juna berhasil menyatakan cinta (dengan tingkah dan joke yang agak malu-maluin), jawaban yang diberikan Nina hanyalah senyum malu dan wajah memerah. Dengan pede Juna mengartikannya sebagai jawaban 'ya'.

Thursday, December 17, 2015

In a Blue Moon by Ilana Tan

25053346 




Judul               : In a Blue Moon
Pengarang       : Ilana Tan
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN               : 9786020314624
Tahun              : 2015
Halaman         : 320
Rating             : 2,5 of 5 stars





“Apakah kau masih membenciku?”
“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”

Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.




Lucas Ford, head chef restoran Ramsey milik keluarga, sama sekali tidak tahu kalau ia sudah ditunangkan oleh kakeknya, Gordon, dengan cucu perempuan teman Gordon. Bayangkan saja betapa terkejutnya Lucas saat menerima telepon dari kakeknya untuk datang ke sebuah pesta agar bisa bertemu dengan tunangannya itu. Tentu saja bagi Lucas pertunangan tersebut tidak nyata. Mana bisa kakeknya begitu saja memilih calon istri buat Lucas tanpa persetujuan laki-laki itu? Walaupun sang kakek mengancam menyerahkan Ramsey kepada keluarganya yang lain.
Kejutan lain yang  menunggu Lucas adalah si calon tunangannya itu sendiri. Sophie Wilson, seorang ahli patiseri dan pemilik toko kue yang terkenal dengan kelezatan tartletnya.

Lucas mengenal Sophie. Mereka dulu sekolah di SMA yang sama hingga kemudian Sophie pindah setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Lucas sama sekali tidak bangga dengan perilakunya terhadap Sophie semasa SMA dulu. Ia menyebabkan Sophie di perolok-olok dan dibully hanya karena ingin menyelamatkan harga diri sendiri. Setelah pertemuan mereka kembali ini Lucas melihat sebuah kesempatan untuk meminta maaf kepada Sophie.

Bagi Sophie Wilson sendiri, Lucas adalah kenangan yang sangat  menyakitkan. Walaupun sudah sepuluh tahun berlalu kenangan atas masa-masa SMAnya masih terasa segar di ingatan Sophie. Usaha Lucas menemuinya untuk meminta maaf dihadapi Sophie dengan ketus. Memangnya meminta maaf akan membuat semua yang telah terjadi hilang begitu saja?


Tetapi yang tidak Sophie duga adalah kegigihan Lucas untuk meminta maaf. Semakin Lucas datang menemuinya semakin Sophie melihat perbedaan antara Lucas yang sekarang dengan cowok SMA yang dikenalnya dulu. Dan Lucas yang selalu mengenalkan Sophie ke semua orang sebagai tunangannya membuat Sophie sedikit berdebar.

Bisakah Sophie memaafkan Lucas? Lalu bagaimana dengan Miranda yang sering menemani Lucas kemana-mana, dan mantan pacar Sophie, Adrian, yang ingin kembali kepada Sophie?


Ini adalah buku pertama Ilana Tan yang saya baca. Saya sudah mendengar tentang seri 4 musimnya yang tersohor itu, tetapi belum punya hasrat untuk membacanya. In a Blue Moon ini sendiri menarik minat saya karena covernya yang sangat eye catching dengan nuansa biru dan gambaran kehangatan toko roti ditengah turunnya salju. Belum lagi promosi gila-gilaan dari penerbit dan antusiasme penggemarnya membuat saya jadi ikut penasaran dengan karya Ilana Tan.

Akhirnya, setelah berbulan-bulan terbit saya mendapatkan kesempatan membaca buku ini.

Dan...

Yah, begitulah...

Saya cuma bisa menyematkan 2,5 bintang saja untuk buku ini. Buat yang belum tau itu berarti bagi saya buku ini ada diantara “It’s Okay” sama “I Like It”.

Saya belum bisa bener-bener bilang suka karena masih banyak hal-hal mengganggu yang saya rasakan. Hampir sepanjang membaca saya merasa ceritanya datar saja. Nggak ada permasalahan berarti yang membuat pembaca nggak sabaran untuk tau gimana kelanjutan cerita.

Nilai plus dari novel ini adalah covernya yang cantik, bahasa yang mengalir walaupun menggunakan bahasa yang agak formal dan usaha Lucas yang lumayan gigih untuk membuat Sophie menyukainya. Bahasa formal bukan merupakan halangan bagi saya untuk membaca sebuah buku selama digunakan dengan luwes. Dan Ilana Tan mampu melakukannya. Tidak berbunga-bunga memang, tetapi dengan kesederhanaan yang tetap bisa menyampaikan makna.

Saya semangat banget waktu tahu profesi kedua tokoh. Sophie punya toko kue dan ahli patiseri dan Lucas adalah seorang head chef di restoran ternama milik keluarga. Mengingatkan saya akan seri great chefs-nya Nora Robert dimana tokoh utama Summer adalah seorang dessert chef dan Carlo adalah celebrity chef. Di seri ini Nora Roberts mampu membuat kita menikmati keahlian Summer dan Carlo tanpa harus membuat mereka menjelaskan langkah-langkah penciptaan kreasi mereka. Ini membuat profesi kedua tokoh ini terasa 'believable'.

Sementara di novel ini kedua tokoh disibukkan dengan pesta, pertunjukkan Broadway, modeling, dll sehingga profesi mereka berdua seperti tempelan saja. Alangkah menariknya kalau passion terhadap profesi mereka juga digali sebagai pendukung cerita. Apalagi di masa sekarang ini di mana profesi chef merupakan profesi yang sangat bergengsi.

Ada beberapa hal yang terasa mengganggu saya saat membaca buku ini. Salah satunya adalah kebiasaan Sophie berbicara menggunakan nama lengkap Lucas Ford yang bikin saya gemes. Tidak apa-apa digunakan untuk sebuah penekanan, tetapi kalau diucapkan dalam percakapan antara dua orang yang sama-sama mengenal Lucas, rasanya konyol sekali. Malah saat Sophie ngomong ama diri sendiri tetap manggilnya Lucas Ford...

Oh ya, ada satu hal dari Lucas yang agak menyebalkan. Ketika mengejar Sophie seharusnya Lucas membatasi hubungannya dengan Miranda. Apalagi dengan begitu banyak orang mempertanyakan hubungannya dengan model tersebut. Miranda tidak bisa disalahkan kalau menganggap mereka mereka memiliki hubungan spesial dengan intensitas pertemuan dan 'kencan' yang mereka lakukan. Jadi dari sisi yang ini saya merasa Lucas itu sedikit bodoh karena tidak bisa membaca situasi.

Tidak ada perubahan karakter yang berarti karena mereka memang sudah mapan dengan diri sendiri. Tidak apa-apa... bukan masalah besar, karena Lucas yang muncul dari awal sampai akhir merupakan karakter paling manis yang ada di buku ini. Sophie sendiri juga sosok yang mudah disukai walaupun kebenciannya pada Lucas terasa agak ‘angin-anginan’. Sophie bukan tokoh lebay yang setiap ada masalah langsung kabur melarikan diri, dan Lucas juga bukan sosok alpha man yang merasa sikapnya tidak boleh dipertanyakan. Selain itu adapula tokoh-tokoh pendukung seperti Nik yang juga saya suka.

Dari segi cerita sendiri tidak ada moment yang dramatis, hanya riak-riak kecil yang bisa diselesaikan dengan cepat. Untuk hal ini kita bisa ucapkan terimakasih atas kematangan sifat Lucas dan Sophie. 

Tapiiiii... apalah romance tanpa drama (asal jangan sedramatis sinetron)?

Dan karena hal inilah saya merasa novel ini agak datar. Tidak ada ‘intense moment’ yang membuat saya berdebar dan membalik halaman dengan penasaran. Bawaannya dari awal membaca sampai akhir lempeng melulu. Yah, ada juga sih sedikit senyum dengan pernyataan ‘tunangan saya’ yang terus menerus dilontarkan Lucas.

Malah buku ini sempat juga saya ‘selingkuhi’ dengan Denting Lara-nya K. Fischer yang manis menggigit. Yang tokohnya, walaupun jauh lebih muda dari Sophie, tetapi sama matangnya.

Segitu dulu review saya, semoga lain kali lebih berjodoh dengan karya-karya Ilana Tan :)