Close Up Interview ini diadakan karena
BBI yang semakin berkembang dengan anggota yang telah banyak bertambah sehingga
banyak yang belum kenal satu sama lain (betul juga sih... anggota BBI yang saya
tahu hanya yang blognya sering saya kunjungi terus yang aktif cuap-cuap di grup
facebook)
Untuk saling mengakrabkan para anggota BBI, panitia events di BBI mengadakan CUI ini. Setiap
anggota yang ikut acara ini harus mewawancari salah seorang anggota BBI ,
sementara dirinya sendiri diwawancari oleh anggota BBI lainnya.
Nah, untuk kali ini saya akan mewawancari anggota BBI yang
bernama Listra
Thessalonia. Sebelum memulai membaca hasil wawancara saya dengan Listra silakan
di pandang foto yang dibawah ini J
![]() | |
Foto digunakan sesuai ijin yang bersangkutan |
Listra Thessalonia, dara cantik yang berdomisili di Bandung dan
lebih akrab dipanggil Listra ini merupakan pecinta novel klasik. Ga percaya? Coba
aja cek blog ini. Rata-rata review blognya berisi
novel-novel klasik yang dibacanya.
Kenapa Listra menyukai novel klasik? Saat saya tanyakan pertanyaan
ini Listra malah bingung sendiri. bukan bingung karena ga tau lho, tapi bingung
karena kalo dijelasin mungkin bakal
panjang banget.
Dari semua penulis klasik Listra lagi ngefans berat ama
William Shakespeare. Demi penulis yang satu ini ia malah mempersembahkan satu
blog khusus yang membahas buku-bukunya. Silakan lihat blog ini
kalo ga percaya.
Well, siapa sih yang ga tau Shakespeare? Saya yang ga hobi
baca novel klasik inipun juga tahu siapa itu William Shakespeare (mungkin
karena sering juga disebut di novel2 hisrom, hehehehe).
Sepertinya, kalo udah
ngomong soal penulis yang satu ini aura merah jambu bakal menguar dari dirinya.
Penjelasannya kenapa suka Shakespeare terasa menggebu-gebu. Menurut
Listra, Shakespeare ini keren dan brilliant
banget! Karya-karyanya yang ga pernah habis dianalisis dan (setahu saya) paling
sering dijadiin bahan thesis dan disertasi ini selalu memiliki sisi baru untuk
diperbincangkan dan diperdebatkan. Yang paling disukainya adalah keberanian
Shakespeare dalam memainkan kata-kata dan sindiran/joke yang memiliki beberapa
lapis makna (hmmm... bikin tertarik nih).
Nah, kalo biasanya kita para kutu buku ini diomelin karena
terlalu banyak membaca (para mama biasa bilang : kapan ketemu jodoh kalo ga
keluar rumah!) Listra malah beda. Keluarganya bukannya pusing karena waktu yang
didedikasikannya untuk membaca tetapi karena setelah selesai baca malah curhat
habis soal bacaannya. Contohnya nih, “Orang yang bikin Sherlock Hollywood tuh
ga pernah baca bukunya ya?" (meringis tersindir karena saya lebih suka
nonton Sherlock daripada baca bukunya). Menurut Listra, raut wajah mereka seolah
ngomong seperti ini : "Plis deh, itu
ga ada hubungannya ama hidup kamu juga."
Ada satu persamaan antara saya dengan Listra. Buku yang
paling berkesan itu The Count of Monte Cristo! Kalau bagi saya buku ini
berkesan karena proses pencariannya, bagi Listra buku ini berkesan karena
banyak momen yang bisa dijadikan bahan renungan. Tapi kami sama-sama sepakat kalo Edmond
Dantes itu keren! Hehehehe... (walaupun jujur saya baru tahu Alexandre Dumas
itu berkulit hitam saat nonton Django Unchained).
Translator yang bergabung di BBI sejak tahun lalu ini
berharap agar BBI lebih sering kopdar, terutama yang didaerah Bandung (ayo yang
di Bandung segera merapat!). Harapannya bagi BBI adalah agar semakin berkembang
dengan anggota yang lebih banyak agar bisa terus mempromosikan budaya membaca
di negara kita ini. Amin...
Nah, sekian wawancara saya dengan Listra Thessalonia. Mohon maaf
apabila ada kesalahan kata dan informasi dan semoga ini menjadi suatu awal bagi
sebuah pertemanan yang manis.
