Showing posts with label R.J. Anderson. Show all posts
Showing posts with label R.J. Anderson. Show all posts

Sunday, March 17, 2013

Wayfarer (Faery Rebel #2) by R.J. Anderson





My rating: 4 of 5 stars




Cerita di buku ini bersetting sekitar 14 tahun setelah kisah Knife. Tokoh utamanya adalah Linden, putri asuh Knife, yang pada suatu hari di panggil ke kediaman Ratu Amaryllis bersama Valerian si Penyembuh. Ratu Amaryllis yang terbaring lemah kemudian membagikan sihirnya kepada Linden dan Valerian. Linden ditugaskan mencari keberadaan para peri lain dan meminta pertolongan untuk mengembalikan sihir mereka. Valerian diangkat sebagai pewaris tahta dan diberikan sihir yang mampu melindungi kehidupan mereka di Oak.

Sementara itu, Rumah yang sekarang dihuni oleh Paul dan Peri (nama manusia Knife) kedatangan seorang tamu yaitu Timothy, sepupu Paul. Timothy besar di Uganda dan dikirim oleh orangtuanya yang misionaris untuk bersekolah di London. Tapi karena beberapa hal, Timothy merasa tidak sesuai berada disekolah tersebut dan terlibat perkelahian sehingga dihukum oleh sekolahnya. Selama masa hukumannya ini lah Timothy tinggal bersama Paul dan Peri.

Tetapi saat ia sampai dirumah tersebut, ia merasa Paul dan Peri keberatan menerima keberadaannya. Apalagi dengan ketertarikan Timothy kepada Oak. Sering ia tertangkap oleh Peri saat berusaha mendekati Oak. Ketika akhirnya kemarahan Peri meledak, Timothy memutuskan kabur dan Rumah. Sesampainya di London ia dijebak oleh Veronika, peri jahat yang ingin merampas bakat musik Tim. Untunglah ada Linden yang sengaja bersembunyi didalam tas Tim yang kemudian membantunya.

Mereka kemudian dikejar-kejar oleh anak buah sang Empress, ratu yang menguasai para peri di dunia luar ini, yang menganggap derajat kaum peri berada diatas manusia dan bagi mereka manusia hanyalah seperti hewan-hewan peliharaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mereka saja.

Kalau dibuku pertama lebih difokuskan pada hubungan antara peri dengan manusia, maka di buku kedua ini petualangan lebih kental terasa. Dasar cerita yang telah diletakkan dibuku pertama dikembangkan dengan sangat bagus pada buku kedua ini.

Dibuku kedua ini kita dikenalkan dengan kelompok peri lain yang sifat-sifatnya sangat berbeda dengan para peri di Oak. Kalau para peri di Oak terasa begitu ketinggalan jaman, para peri baru di London ini malah lebih canggih. Mereka hidup modern seperti manusia dan sangat sadar teknologi. Tetapi, kekuasaan mutlak sang Empress juga menimbulkan benih-benih pengkhianatan dalam kaumnya sendiri.

Kalau Oak diperintah oleh Ratu Amaryllis yang tegas tapi bijaksana, maka para kaum peri di London diperintah oleh sang Empress yang kejam dan diktator. Ia memaksa semua warganya untuk bersumpah darah kesetiaan kepadanya dan memaksa mereka memberitahukan nama aslinya (nama lahir yang hanya mereka sendiri yang tahu) sehingga para peri tidak bisa menolak perintah sang empress.

Tidak ada roman di buku ini, walaupun ada benih-benih yang telah ditebar yang saya harapkan akan tumbuh dan berkembang dibuku ketiga (Arrgghhh... belum nemu ebooknya!)

Di buku ini juga kita lihat kelanjutan kisah antara Paul dan Knife. Knife yang melepaskan keperiannya demi bisa bersama Paul tidak menjalani kehidupan barunya dengan mudah. Tapi jangan khawatir, hubungan keduanya cukup kuat untuk mengatasi rintangan-rintangan ini.

Buku ini diakhiri dengan manis. Para peri Oak yang semuanya berjenis kelamin perempuan akhirnya bertemu dengan para peri laki-laki yang keberadaannya hanya mereka ketahui melalui dongeng-dongeng lama saja...



Knife : Pemburu Mantra (Faery Rebel #1) by R.J. Anderson




My rating: 4 of 5 stars





Bryony merupakan peri termuda di Oak. Sayangnya, karena adanya peristiwa Pencabutan yang terjadi beratus-ratus tahun yang lalu, Bryony dan para peri yang tinggal di Oak tidak lagi memiliki sihir, kecuali Ratu mereka Amaryllis.

Ratu Amaryllis-lah yang melindungi kehidupan mereka di Oak dengan sihir yang masih dimilikinya. Pada saat peristiwa Pencabutan terjadi, Ratu Amaryllis yang saat itu masih peri biasa sedang bertugas di dunia manusia sehingga sihirnya tidak ikut hilang. Demi kelangsungan hidup para peri yang rapuh tanpa sihirnya itu, Ratu Amaryllis membuat aturan-aturan yang membatasi warganya keluar dari Oak. Larangan untuk keluar dari Oak ini membuat Bryony resah dengan keinginan untuk melihat dunia luar.

Setiap peri yang tinggal di Oak memiliki tugas masing-masing. Ada yang berugas menjahit pakaian, mengumpulkan makanan ataupun menjadi pemburu. Betapa senangnya Bryony saat ini terpilih menjadi Pemburu. Ini berarti ia bisa keluar dari Oak dalam menjalankan tugasnya.

Tugas utama Bryony sebagai pemburu adalah melindungi Oak dan para peri dari serangan gagak yang sering memangsa para peri dan juga berburu makanan seperi kelinci untuk pasokan mereka. Ketika Bryony berhasil membunuh seekor gagak dengan senjata yang dicurinya dari Rumah, bangunan tempat tinggal manusia yang berada tidak jauh dari Oak, ia pun kemudian merubah namanya menjadi Knife.

Walaupun sudah bisa keluar masuk Oak dengan bebas, keingintahuan Knife tentang manusia tetap tidak terpuaskan. Ia sering mengintip para manusia yang hidup didalam Rumah sehingga ia tahu peristiwa apa saja yang terjadi dirumah itu.

Kemudian muncul seorang anak laki-laki di rumah tersebut. Sehari-hari ia hanya duduk di singgasana beroda tanpa mengucapkan sepatah kata pun, bahkan kepada orangtuanya. Dan pertemuan Knife dengan Paul, anak laki-laki tersebut, tidak terelakkan saat ia dikejar oleh seekor gagak dan jatuh pingsan di pangkuan Paul.

Sejak itu Knife sering bertemu diam-diam dengan Paul. Ia menceritakan sejarah kaumnya dan keingginannya untuk mencari tahu kenapa sihir kaumnya bisa hilang. Dengan dibantu oleh Paul, Knife memulai petualangannya untuk mengembalikan sihir kepada para peri.

Buku ini saya beli akhir tahun lalu. Covernya cantik dan sinopsis di belakang buku juga menarik. Tapi entah kenapa butuh waktu lebih dari 2 bulan bagi saya untuk meraih buku ini dan mulai membacanya. Dan sekali membaca saya tidak berhenti membaca. Malah setelah selesai buru-buru online buat nyari buku 2 dan 3-nya.

Yang saya suka dari buku ini adalah ketidak-rumitannya. Tidak seperti kebanyakan fantasi yang saya baca yang menyuguhkan dunia baru dengan tokoh-tokoh antik, hewan-hewan eksotis dan konflik berbelit-belit serta butuh berjilid-jilid untuk menamatkannya

Cerita dibuku ini sederhana saja, petualangannya juga tidak heboh-heboh amat. Lokasinya pun juga bukan di dimensi lain atau negeri antah berantah. Hanya di kota kecil yang tidak jauh dari London, Inggris.

Inti dari cerita ini adalah hubungan Knife dengan Paul. Dibubuhi dengan terungkapnya kisah yang menyebabkan terjadinya Pencabutan sihir para peri.

Saat Ratu Amaryllis tahu mengenai hubungan Knife dan Paul, ia memerintahkan Knife untuk membunuh Paul agar rahasia mereka tidak terungkap. Knife harus memilih mana yang paling berharga baginya. Kaummnya atau Paul? Tidak bisakah kedua saling berjalan berdampingan?