Showing posts with label Shiva Trilogy. Show all posts
Showing posts with label Shiva Trilogy. Show all posts

Tuesday, October 11, 2016

Siwa : Kesatria Wangsa Surya by Amish Tripathi





Judul                    : Siwa : Kesatria Wangsa Surya
Seri                      : Shiva Trilogy
Pengarang           : Amish Tripathi
Penerbit               : Javanica
Tahun                   : 2016 
ISBN                    : 9786026799159
Halaman              : 427


Kisah ini terjadi ribuan tahun silam di Lembah Sungai Indus. Orang-orang di kurun itu menyebutnya Meluha. Penduduknya berumur sangat panjang berkat ramuan misterius bernama Somras, yang dicipta dari pohon Sanjiwani dan tirta suci Saraswati. Negeri yang dihuni Wangsa Surya ini menghadapi ancaman hebat ketika sungai utama mereka mengering perlahan-lahan. Mereka pun dirundung serangan para pengacau dari timur: negeri Wangsa Chandra. Keadaan bertambah gawat ketika Wangsa Chandra tampaknya bersekutu dengan kaum Naga, bangsa yang sangat lihai berperang.

Ketika kejahatan merajalela, rakyat Meluha berharap pada sebuah ramalan kuno tentang seorang kesatria yang bakal tiba dan membebaskan mereka dari malapetaka. Dalam keputusasaan, muncul seorang pengungsi liar dari Gunung Kailasha, Tibet. Siwa namanya. Ciri-cirinya persis seperti ramalan. Apakah ia memang kesatria pembebas yang diramalkan? Dan apakah ia berhasrat menjadi juru selamat yang diharapkan? Terseret oleh arus takdirnya, oleh dharma, oleh cinta kepada kekasihnya, Siwa memimpin Wangsa Surya menerjang badai prahara.

Didasarkan pada wiracarita dan sejarah kuno, novel langka ini mengungkap kisah tersembunyi tentang kehidupan Siwa sang Mahadewa.



Siwa, pemimpin Suku Guna, memindahkan rakyatnya dari tempat kelahiran mereka di tepian Danau Suci di Gunung Kailasha ke Kerajaan Meluha yang dikuasai oleh Wangsa Surya. Hal ini disebabkan karena sukunya terus menerus diserang oleh suku-suku liar di sekitar mereka yang juga menginginkan akses ke Danau Suci. Walaupun sudah beberapa kali mengajukan tawaran untuk berdamai, tetapi selalu ditolak sehingga kehidupan Suku Guna tidak pernah benar-benar damai.