Tuesday, April 1, 2014

February - March : Busy Months, The Saddest Months



Haloooo...

Duh, kangen banget ngepost sesuatu di blog tercinta ini. Buat yang (sudi) memperhatikan pasti ngerasa bahwa hampir dua bulan ini saya tidak memposting sesuatu yang baru di blog ini. Ada banyak penyebabnya sih, karena Februari – Maret itu bulan yang sibuk (jalan-jalan) dan penuh kesedihan bagi saya dan keluarga.

Pertama-tama, akhir Januari saya dolan ke Pekanbaru mengunjungi adik perempuan saya yang hendak pindahan. Sepupu saya, Uni Neni, membeli rumah di Pekanbaru dan meminta adik saya buat menghuni rumah tersebut. Sekalian juga menjadi tempat persinggahan sepupu saya saat hendak  menuju ke Bukittinggi dari Selat Panjang untuk menjalani kemoterapinya.

Dari kunjungan yang niatnya cuma seminggu dua minggu itu akhirnya molor jadi satu bulan. Lumayan bosen juga nungguin si adek pulang kerja, akhirnya saya malah mendamparkan diri di toko buku Mall SKA. Selama tiga hari berturut-turut disana saya sukses menyelesaikan tiga novel Gagasmedia. 2 review bisa dilihat disini dan disini.

Yang namanya pencinta buku itu pasti bahagia banget kalo nemu diskonan. Kebetulan toko buku tersebut ngadain pesta buku murah. Alhasil saya membawa 23 biji buku pulang. Sebagian besar buku-buku tersebut selesai saya baca dalam beberapa hari.

Nah, pas mau  posting review ternyata saya ga bisa masuk ke blog sendiri! Tapi ga resah-resah amat sih, soalnya tahu ada temen-temen lain yang pernah ngalamin seperti ini. Cukup kirim email ke google buat minta diatasin masalahnya, terus tunggu konfirmasi dari mereka (sepertinya seperti itu caranya..)

Dengan pede saya mendaftarkan diri buat jadi salah satu host BBI 3rd anniversary Giveaway Bloghop (yang masih berlangsung sampai 11 April 2014). Tapi kok ditunggu-tunggu blog saya masih tetep ga bisa dimasukin ya. Akhirnya, dengan panik saya memutuskan membuat blog baru untuk review-review buku saya. Untungnya saja, akhir januari saya sempet eksport blog buat jaga-jaga kalau ada masalah dengan blog saya. Blog baru ini kemudian saya daftarkan ke divisi membership BBI dan meminta blog lama (blog yang ini) dicabut dari daftar.

Tapi masalahnya, saya kehilangan selera ngeblog! Ngeliat pageview dan follower yang masih 0 bikin saya patah semangat. Apalagi kemudian saya mendapat berita kalau kondisi Uni Neni yang lagi di kampung semakin melemah. Setelah sebulan di Pekanbaru, saya mutusin balik ke Bukittinggi.

Ternyata nyampe di kampung saya baru tahu kalau malam sebelumnya suami dan anak-anak sepupu saya tersebut juga pulang. Sekalian dengan saudara-saudara sepupu saya yang semuanya tinggal di Riau. 2 hari kemudian Uni dirawat di rumah sakit. Orangtua saya yang saat itu sudah beberapa hari di Batam karena adik laki-laki saya baru memiliki bayi langsung gelisah.

Uni ini ibarat anak pertama di keluarga kami karena semenjak kecil hingga menikah dia tinggal bersama kami. Orangtua saya kemudian memutuskan balik ke Bukittinggi walaupun dengan hati terbelah karena juga tidak tega meninggalkan adik saya dan istrinya yang baru melahirkan anak pertama mereka, si mungil Aisyah Azzahra. Setelah berunding bersama akhirnya saya berangkat ke Batam untuk menemani adik dan ipar saya.

2 hari kemudian Uni berpulang. Rasanya sampe sekarang masih sesak kalau mengingatnya. Selama hampir 4 tahun ini kami melihat Uni berjuang dengan gigih melawan kanker payudara. Sempat juga putus asa, apalagi di saat-saat akhir hidupnya karena sudah tidak kuat lagi menjalani kemoterapi.

Sekarang anak bungsu Uni yang baru berumur 4,5 tahun tinggal bersama kami sementara 3 orang kakaknya tinggal bersama papa mereka di Selat Panjang. Tidak tahu berapa lama si bandel itu akan bersama kami karena papanya sampai berurai air mata saat berpisah dengan si bungsu. Mungkin setelah peringatan 40 hari Uni (akhir bulan ini)  Yazhid bakal dibawa papanya kembali ke Selat Panjang. Dan saya putuskan untuk menghabiskan sebagian besar waktu saya dengan Yazhid, bermain dan bertengkar (ini anak keras kepala banget!) sampai kepastian dimana ia akan tinggal dan bersekolah sudah diputuskan.

Jadi...buku dan review, maaf kalian harus mengalah sejenak.


P.S. : 3 hari lalu blog saya ini udah bisa diutak-atik lagi. Tapi karena udah terlanjur “maksa” orang buat memfollow blog baru saya lewat BBI Giveaway Bloghop saya putuskan blog baru tersebut tetap blog yang saya gunakan sebagai member BBI dan blog ini mungkin akan saya isi dengan hal-hal  selain review buku... Seperti curhat saya diatas :D

Monday, February 17, 2014

Holland : One Fine day in Leiden by Feba Sukmana

Judul                     : Holland : One Fine Day in Leiden
Pengarang           : Feba Sukmana
Penerbit               : Bukune
Tahun                   : 2013
ISBN                     : 6022201160
Halaman              : 300
Rating                  : 4 of 5 stars

Sinopsis

Sejak menjejakkan kaki di Bandara Schiphol, Belanda, dan udara dingin menyambutnya, Kara tak lagi merasa asing. Mungkin, karena ia pun telah lama lupa dengan hangat.

Belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi dalam kotak tua yang teronggok di sudut kamarnya. Kini, Kara tahu: Ibu yang pergi, Kara yang mencari. Tak ada waktu untuk cinta.

Namun, kala senja membingkai Leiden dengan jingga yang memerah, Kara masih ingat bisik manis laki-laki bermata pirus itu, “Ik vind je leuk”—aku suka kamu. Juga kecup hangatnya. Rasa takut mengepung Kara, takut jatuh cinta kepada seseorang yang akhirnya akan pergi begitu saja. Dan, meninggalkan perih yang tak tersembuhkan waktu. Seperti Ibu.
Aku tidak berada di sini untuk jatuh cinta, ulangnya dalam hati, mengingatkan diri sendiri.

Di sudut-sudut Leiden, Den Haag, Rotterdam, dan Amsterdam yang menyuguhkan banyak cerita, Kara mempertanyakan masa lalu, harapan, masa depan, juga cinta. Ke manakah ia melangkah, sementara rintik hujan merinai di kanal-kanal dan menghunjam di jantung kota-kota Negeri Kincir Angin yang memesona?

Alles komt goed—Semua akan baik-baik saja, Kara.


Review

Hujan menyambut kedatangan Kara di Belanda. Ia mendatangi negeri tulip ini untuk meraih gelar masternya. Leiden adalah tujuannya.

Tapi sesampainya di Leiden permasalahan lama juga turut mengikutinya. Ibu yang telah lama tidak dijumpai juga berada di negeri yang sama. Siapkah Kara mencari ibu yang telah meninggalkannya ini?

Di  kota kecil ini ia tinggal serumah dengan Linny, cewek Belanda yang terbuka dan blak-blakan, menjalin persahabatan dengan teman-teman sekelasnya yang berasal dari berbagai negara, mengunjungi pelosok-pelosok di Belanda dan jatuh cinta dengan pangeran hujan bermata pirus.

Cover ini buku ini sangat menarik perhatian saya. Gambar kincir angin dan warna oranye covernya sangat menggambarkan Belanda. Apalagi sudut-sudut buku yang dibuat melengkung membuat buku ini terasa unik.

Holland : One Fine Day in Leiden ini merupakan salah satu seri dari “Satu Tempat Punya Cerita”. Di buku ini kita dibawa ke berbagai kota di Belanda seperti Leiden, Den Haag, Rotterdam dan Amsterdam. Selain itu kita juga diperkenalkan dengan budaya Belanda dan acara-acara yang khas disana seperti perayaan friesland niewjaarsduik yaitu perayaan tahun baru dimana para warga Belanda merayakannya dengan menceburkan diri ke danau atau laut.

Novel ini juga dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi tempat dan perayaan tersebut sehingga kita bisa lebih mudah membayangkannya.

Dari segi cerita sebenarnya biasa saja. Saya malah lebih cenderung mengatakan kalau ini bukanlah novel romance. Karena permasalahan Kara dan ibunya jauh lebih menarik daripada perkembangan hubungan antara Kara dan Rein, si pangeran hujan bermata pirus.

Malah dari awal membaca buku ini ,dimana kedatangan Kara di Belanda disambut oleh hujan, kita sudah bisa merasakan kesenduannya. Ditambah lagi dengan rumitnya hubungan antara Kara dan eyang putrinya semakin membuat buku ini lebih cenderung ke drama keluarga daripada percintaan.

Setengah buku ini berisi permasalahan pribadi Kara dan setengahnya lagi adalah cerita perjalanannya mengunjungi sudut-sudut Belanda ditemani oleh pangerannya. Dapat juga kita katakan bahwa buku ini bisa dijadikan panduan jalan-jalan selama di Belanda. 

Kedetilan deskripsi tempat ini bisa disebabkan karena penulis yang memang sedang bermukim di Belanda sehingga tempat-tempat tersebut bisa dirasakan secara nyata oleh pembacanya.


note :
1. New Author RC
2. Lucky No. 14 RC (Visit the country)


Friday, February 7, 2014

The Last 2 % by Kim Rang

Judul                     : The Last 2 %
Penulis                 : Kim Rang
Penerbit               : Haru
Tahun                   : 2013
ISBN                     : 9786027742246
Halaman              : 424
Rating                  : 3 of 5 stars


Sinopsis :

Jeongha, si ratu pemenang undian, memang selalu beruntung. Kali ini ia mendapatkan hadiah menginap di Arizona, hotel bintang lima yang sangat terkenal. Sayangnya, keberuntungan sepertinya tidak menyertai wanita ini dalam percintaan. Jeongha melihat sendiri pacarnya Minsu, bermesraan dengan seorang wanita berpakaian merah layaknya cabai!

Saking kesalnya, saat Minsu meneleponnya, Jeongha malah berpura-pura sedang menikmati malam yang menyenangkan di Hotel Arizona bersama pria lain. Saat Jeongha sedang mengeluarkan suara-suranya yang dipenuhi kenikmatan palsu, priayang tinggal persis di sebelah kamar Jeongha memergokinya.

Alih-alih menertawakan, pria itu justru membantunya memberi pelajaran bagi Minsu.

Mencurigakan!

Apakah pria itu benar-benar tulus?


Review : 

Eun Jeongha, tuan putri dari Rumah Beras, selalu beruntung kalau sudah menyangkut undian. Sudah banyak hadiah yang didapatkan, seperti voucher, blender, kulkas, dll. Bisa dibilang sebagian besar isi kamar Jeongha adalah hadiah dari undian-undian yang diikutinya.

Suatu hari sebuah biro perjalanan menelepon Jeongha. Ia memenangkan hadiah menginap satu malam di hotel bintang lima, Hotel Arizona! Ini adalah hadiah undian paling besar yang pernah diterima Jeongha. Dengan semangat ia mengambil hadiahnya dan mengajak Minsu, pacarnya, untuk menginap di hotel tersebut bersamanya.

Susah beberapa waktu ini Jeongha berpikir untuk meningkatkan status hubungannya dengan Minsu. Hadiah undian ini seakan membuka peluangnya kearah sana. Dengan semangat calon penulis naskah yang untuk sementara menulis cerita bergambar ini menjemput Minsu ke bandara. Ternyata disana ini melihat kemesraan Minsu dengan perempuan lain!

Sakit hati, Jeongha memutuskan untuk pergi ke Hotel Arizona sendirian. Ketika telepon-telepon Minsu semakin mengganggunya, Jeongha memutuskan mengangkatnya dan berpura-pura sedang bermesraan dengan laki-laki lain. Ia pura-pura mendesah penuh gairah untuk membalas perbuatan Minsu. Yang tidak disadarinya adalah pria yang menginap di sebelah kamarnya juga sedang berdiri di balkon yang berjarak hanya setengah meter dari balkonnya dan melihat semua kelakuan Jeongha.

Dengan malu Jeongha kabur kekamarnya.

Pria yang mengamati Jeongha tersebut adalah Hyeon Seongwoo, Direktur Walden Pictures yang sedang mengadakan sayembara untuk mencari naskah film yang akan menjadi produksi pertama mereka. Tingkah Jeongha memancing keingintahuan Seongwoo. Dan ketika ia mendapat kesempatan menolong Jeongha, ia sama sekali tidak menyia-nyiakannya.

Ini pertama kalinya saya membaca novel yang ditulis oleh Kim Rang dan Seoungwoo sendiri merupakan karakter yang pernah dikeluarkan penulis di beberapa novelnya sebelumnya. Saya penasaran apa Seongwoo ada di “The Vineyard Man” atau tidak. Kebetulan sepupu saya punya K-dramanya dan sudah ada di tumpukan yang saya pinjam.

Saya suka ama cover bukunya, walaupun tidak melihat hubungan cover ini dengan cerita. dan yang paling saya sukai adalah gambar-gambar di tiap bab dimana gambar-gambar ini memiliki hubungan dengan isi bab yang diceritakan. 
Di buku ini Seongwoo digambarkan sebagai cowok Korea yang sudah memiliki darah campuran dimana neneknya adalah orang Amerika. Seongwoo sendiri bekerja di Walden Group cabang Amerika dan kedatangannya ke Korea adalah untuk membantu sepupunya di cabang Walden Korea.

Seongwoo adalah pria matang yang sudah berpikir untuk berumah tangga. Apalagi ia melihat keharmonisan rumah tangga sepupunya yang saling mencintai. Ia juga ingin menikah atas dasar cinta.
Jeongha merupakan anak bungsu dari pemilik Rumah Beras, toko beras yang dimiliki oleh orangtuanya. Ia memiliki tiga orang saudara laki-laki. Jeongha merupakan anak kesayangan orangtuanya dan ia tidak malu-malu bermanja kepada mereka, terutama kepada ayahnya. Sifatnya sedikit polos, tetapi juga kuat dan keras kepala.

Percintaan diantara mereka terjadi lumayan cepat, dan itupun juga berkat kegigihan Seongwoo yang sudah jatuh cinta kepada Jeongha sejak kejadian di teras hotel Arizona.

Mungkin ada yang merasa kurang percaya dengan cinta kilat seperti ini. Dulu saya juga begitu. Tapi ternyata seorang teman saya membuktikan bahwa cinta kilat ini emang ada. Dari pertemuan pertama, ia dan suaminya sudah merasa bahwa mereka memang jodoh. Hanya dalam waktu dua bulan setelah pertemuan pertama mereka, keduanya menikah. Dan sampai sekarang, setelah 6 tahun menikah, keduanya masih harmonis.

Begitu juga yang terjadi dengan Seungwoo dan Jeongha.

Konflik dibuku ini sebenarnya tidak banyak dan diselesaikan dengan cepat. Seperti permasalahan dengan musuh bebuyutan Jeongha, Inyeoung, dilema dan kepedihan yang dihadapi Kangho, teman masa kecil dan tetangga Jeongha, serta keberatan ibu Jeongha kalau putrinya harus menikah dengan lelaki yang merupakan putra tetua.

Sedikit yang membuat risih di buku ini adalah pemikiran tokoh-tokohnya mengenai seks, walaupun adegan seks dibuku ini bisa dibilang cukup “aman”, artinya ga bikin kita ngipas-ngipas sendiri ;D

Jujur aja, novel-novel Historical Romance yang sedang banyak diterbitkan sekarang ini jauh lebih panas daripada buku ini. Untungnya saja, dibuku ini ditempeli label “dewasa” sehingga memberi pilihan kepada pembaca apakah ingin membaca buku ini atau tidak.


Untuk RC :
1. Lucky No. 14 RC (freebies time)
2. New Author

Thursday, January 30, 2014

The Ring of Solomon (Cincin Solomon) - SS REVEALED!




Haloooooo....

Akhirnya kita sampai di bagian yang paling seru dari event Secret Santa. Mengungkapkan jati diri SS kita!

Aku hampir 99% yakin tahu siapa SS-ku. Dan aku juga tahu kalau SS-ku tahu kalau aku udah tahu. Hehehehe... ga bingung kan...

Tapi, sebelum mengungkapkan identitas SS-ku ini aku pengen ngasih review dulu buku hadiah yang berikan SS. Aku dikasih 2 buku, The Fault in Our Stars (Salahkan Bintang-Bintang) dan The Ring of Solomon (Cincin Solomon). Kedua-duanya selesai aku baca hanya dalam waktu seminggu setelah hadiahnya nyampe.  Dan sukaaaa banget ama kedua bukunya. Terimakasih banyak Secret Santa-ku :)

Untuk postingan yang ini aku bakal ngereview The Ring of Solomon-nya Jonathan Stroud.



Judul                   : The Ring of Solomon (Cincin Solomon)
Pengarang           : Jonathan Stroud
Penerbit              : PT.  GPU
ISBN                   : 978-979-22-8943-5
Tahun                 : 2012
Halaman              : 525
Rating                 : 5 of 5 stars


Buat penggemar seri fantasy, siapa sih yang ga kenal ama Bartimaeus? Jin yang akrab dipanggil Barty ini punya banyak penggemar lho.

Petualangan Barty kali ini terjadi ribuan tahun sebelum pertemuannya dengan Nathaniel di Barty trilogi. Yaitu di jaman Raja Solomon. Raja Solomon ini merupakan raja yang terkenal bisa menguasai bangsa jin. Ia memiliki sebuah cincin yang dihuni oleh makhluk berkekuatan besar. Hanya dengan memutar cincinnya ke kiri, Solomon bisa memanggil makhluk tersebut  yang mematuhi semua permintaan Solomon. Demikianlah Solomon membangun istana dan kota-nya hanya dalam waktu singkat.

Dan Barty kemudian membunuh penyihir Solomon yang memperbudaknya.

Raja Solomon tidak tinggal diam. Ia memanggil kembali Barty dan menyerahkannya kebawah kekuasaan Khaba. Barty di beri tugas sebagai pesuruh yang membuat ia ditertawakan banyak jin.

Dan bukan Barty kalau tidak membuat ulah, sehingga akhirnya Solomon mengirim Barty dan masternya Khaba ke daerah pinggiran untuk mengatasi perampok yang telah membunuh banyak saudagar yang hendak ke Jerusalem.

Disinilah Barty bertemu dengan Asmira. Asmira merupakan salah seorang pengawal pribadi Balkis, Ratu Sheba. Sang Ratu mengirim Asmira ke Jerusalem untuk mencuri cincin Solomon setelah ia mendapatkan ultimatum dari Solomon bahwa apabila Sheba tidak mengirimkan upeti ke Jerusalem maka negeri kecil tersebut akan dihancurkan dalam waktu 2 minggu. Ultimatum itu berikan setelah Balkis menolak lamaran Solomon.

Karena kemudian Asmira mengetahui nama Barty, Barty terpaksa menuruti Asmira. Asmira meminta Barty membawanya kehadapan Raja Solomon. Hal yang sulit dilakukan karena Solomon memiliki jadwal yang ketat dan selalu dikelilingi oleh beberapa afrit, yang tingkatannya lebih tinggi dari jin.

Tapi dengan kekeraskepalaannya, Asmira kemudian berhasil menemui Solomon dan mencuri cincin tersebut.

Setelah ditinggalkan dengan kesedihan di trilogi Bartimaeus, kerinduan kita akan Barty kembali terobati di buku ini. Sifatnya yang sinis, narsis dan kurang ajar masih menjadi daya tarik utama Barty. Tetapi pandangannya akan beberapa hal terasa tepat mengena. Apalagi mengenai sifat-sifat manusia. Mungkin karena pandangan itu merupakan hasil renungan ribuan tahun. Entahlah, hanya Jonathan Stroud yang tahu...

Selain Barty, tokoh utama lainnya dibuku ini adalah Asmira. Si pengawal ratu yang lahir dan besar di negeri Sheba ini merupakan sosok yang tangguh, tetapi juga berpikiran sempit. Baginya hidup dan mati adalah Sheba. Dan kalau Solomon mengancam akan menghancurkan Sheba, berarti adalah tugasnya untuk membunuh Solomon.

Tetapi peristiwa-peristiwa yang dialaminya setelah ia meninggalkan Sheba membuat pikiran Asmira mulai terbuka. Ia bertemu dengan banyak orang yang mendatangi istana untuk mendapatkan sedikit kebijakan Solomon dalam menyelesaikan masalah mereka. Ia juga melihat beban  yang harus di tanggung Solomon agar bisa menyatukan negerinya. Dan tuduhan Balkis merupakan tamparan yang paling menyakitkan bagi Asmira.

Sepertinya resep rahasia Stroud dalam menulis seri Barty ini adalah dengan menampilkan tokoh utama jin yang menjadi idola dengan humornya yang sinis dan tokoh utama lain yang membangkitkan ketidaksukaan pembacanya.

Asmira di buku ini seperti Nathaniel di seri trilogi. Perasaan kita sebagai pembaca terasa campur aduk terhadap mereka. Ada masa ketika kita benar-benar tidak suka dengan Asmira dan Nathaniel. Tetapi ketika akhir sudah mendekati, kita mendapati adanya rasa enggan untuk melepaskan tokoh-tokoh ini.

Setelah selesai membaca buku ini,  ketamakan saya sebagai penggemar Barty kembali muncul. Kapan kisah Barty akan kembali di tuliskan? Saya bener-bener pengen tahu kisah pertemuan Barty dan Ptolemy, satu-satunya master yang dicintai Barty. Tapi dengan adanya seri terbaru Stroud, Lockwood & Co., saya ragu akan bertemu lagi dengan Barty dalam waktu dekat.


Nah, begitulah review saya tentang Cincin Solomon ini. kita balik ke acara nebak SS yuuukkk...

Buat yang belum tahu petunjuk dari SS-ku bisa lihat postingan yang ini...

SS-ku yang baik hati ini ngasih 2 petunjuk buat aku, yaitu :

1. ”Jika dirimu bertanya-tanya siapakah aku : you know me, like I know you”

2. ”Seorang blogger yang menggemari serial dengan seorang wanita bersenjatakan pedang panjang dan pria yang bisa berubah menjadi raja rimba.”

Jujur aja, pertama baca petunjuk-petunjuk ini saya jadi panik. Mau dicari kemana judul seri buku tersebut? tetapi sesudah meditasi, akhirnya kepanikan saya mulai hilang.

Dan yang  pertama saya sadari adalah sebenarnya SS saya udah ngasih petunjuk yang jelas banget! Petunjuk pertama berarti saya pernah berinteraksi secara pribadi dengan SS saya. Dan petunjuk pertama ini memangkas banyak tersangka!

Petunjuk kedua awalnya saya fokus ke “wanita dengan pedang panjang”. Pikir saya, ini pasti seri fantasy. Dan saya mulai sibuk memikirkan teman-teman BBI yang menggemari seri fantasy. Tercoret lagi beberapa tersangka.

Dan ketika masih bingung-bingung memikirkan siapa SS saya, saya baru sadar kalau ada petunjuk terakhir. Pria yang bisa berubah jadi raja rimba!

Saya langsung teriak, “Ini kan shapeshifter!”

Siapa temen BBI yang menyukai buku-buku dengan tokoh-tokoh utamanya para shapeshifter? Ada satu!

Sayapun langsung menuju blog tersangka SS saya. Ubek-ubek arsipnya sampe saya menemukan buku yang satu ini,



Inilah yang membuat saya yakin kalau SS saya adalaaaaaaahhhh :


Bagaimana SS, apakah tebakanku benar? *loncat-loncat ga sabar*


ps : silakan klik link ini untuk mengetahui siapa X saya :)