Thursday, May 31, 2012

Compass Brothers 1-4 by Jayne Rylon & Mari Carr



 Total Rating : 3 of 5 stars



Seri ini terdiri dari empat buku yang berkisah tentang 4 bersaudara Compton yaitu Silas, Seth, dan si kembar Sam dan Sawyer.

Keempat bersaudara ini tidak sabar untuk menyelesaikan high school mereka dan meninggalkan Compass Ranch, Compton Pass, Wyoming, untuk bertualang di dunia yang luas.
Yang pertamakali meninggalkan Compass Ranch dan kota kecil mereka adalah Silas. Dengan berbekal tato kompas di punggung yang menunjuk kearah Utara (N) si sulung ini kemudian bekerja di pengeboran minyak di Alaska, meninggalkan kedua sahabatnya Lucy dan Colby dengan perasaan yang mendua.
Ketika Silas kembali pulang bertahun-tahun kemudian karena terluka akibat ledakan di lokasi pengeborannya ia kembali harus menghadapi Lucy dan Colby yang telah menjadi suami istri. Selain itu ia juga mendapati bahwa ayahnya JD yang selalu dianggapnya sebagai manusia yang tak terkalahkan ternyata menderita sakit. Silas harus menghadapi kemungkinan bahwa ia akan terus tinggal di Compass Ranch, dan juga mengambil keputusan mengenai hubungannya dengan Lucy dan Colby.

Buku kedua bercerita mengenai Seth. Setelah tamat sekolah ia mengikuti jejak Silas meninggalkan Compton Ranch. Walaupun mencintai kehidupan peternakan, Seth ingin keluar dari bayang-bayang ayahnya. Dan terbanglah ia dan tatto kompas Selatannya menuju Texas dan menjadi bagian dari  peternakan Thomas Kirkland.
Di peternakan ini Seth bertemu dengan putri Thomas, Jody yang beru berumur 12 tahun dan 7 tahun lebih muda daripada Seth. Sejak diselamatkan oleh Seth dari kuda liar Jody telah jatuh cinta kepada Seth. Walaupun juga tertarik kepada Jody tetapi Seth selalu menjaga jarak dan berniat kalau Jody telah menamatkan kuliahnya ia baru akan mendekati Jody. Tapi karena kejadian disaat natal tahun sebelumnya dimana Seth mencium Jody lalu menyuruhnya menjauh, Jody kemudian membalas dengan membawa seorang tunangan saat kembali pulang setelah menyelesaikan collegenya.

Dengan sedikit penculikan dan adegan ikat mengikat akhirnya Seth berhasil mendapatkan Jody. Tetapi keadaan kemudian semakin diperumit saat Seth menerima berita bahwa ayahnya sakit.

Sejak kecil Sam tidak terlalu menyukai kehidupan peternakan. Ia menginginkan kehidupan kota besar yang meriah dan penuh hura-hura. Memiliki karir sebagai eksekutif muda dan mendapatkan 1 juta pertamanya sebelum berumur 30 tahun. Dengan kompas timurnya Sam kemudian menuju New York.
Semua mimpi ini berhasil dicapai oleh Sam sampai suatu ketika ia dikhianati oleh perempuan yang dikencaninya. Dianggap sebagai pelaku pelecehan seksual dan ide proyeknya di curi Sam kemudian dipecat dari pekerjaannya. Pada hari yang sama ia menerima telepon dari saudara-saudaranya yang menyuruhnya pulang karena ayah mereka sakit.
Di peternakan Sam bertemu dengan Cindy Middleton yang tinggal di pondok di Compass Ranch. Keduanya langsung asling tertarik dan menjalin hubungan. Tetapi Sam dan Cindy masing-masing masih menyimpan rahasia satu sama lain.

Setelah meninggalkan Compass Ranch Sawyer bergabung dengan Coast Guard. Ia lebih banyak menghabiskan hari-harinya di laut daripada didaratan.
Setelah meninggalkan Compass Ranch selama 7 tahun, keinginan untuk pulang mulai merasuki benak Sawyer. Belum sempat ia pulang, Sawyer bertemu dengan Leah, teman masa kecil yang pernah ditaksirnya, disalah satu pesta khusus anggota klub BDSM.
Tidak ingin Leah dicuri oleh Dom lain, Sawyer langsung mengklaim Leah sebagai miliknya. Selama akhir pekan itu Sawyer mengenalkan Leah kepada aliran submissive yang diminati Leah. Dari Leah, Sawyer kemudian mengetahui bahwa ayahnya sakit berat.

Hal ini menimbulkan kemarahannya kepada saudara-saudaranya yang tidak mengabarkan berita itu kepada Sawyer. Apalagi saat ia tahu bahwa ayahnya telah berbulan-bulan sakit. Ditemani oleh Leah, Sawyer menghabiskan waktu yang singkat dengan ayahnya.


Review yang ga panjang-panjang amat karena cerita emang sedikit :)

Kenapa ceritanya sedikit?  Karena 3/4 buku ini didominasi dengan adegan-adegan yang  bikin gerah. Setiap buku membicarakan orientasi seksual masing-masing tokoh. Dan yang normal hanya satu orang saja. Seth!

Makanya buku Seth saya beri bintang lebih. bukan hanya karena normalnya, tetapi juga tema cerita "cinta lama terpendam" yang emang saya sukai :)

Sedangkan Compton yang lain? Silas, bisexual. Sam, hobi sex group (yuck!!). Sawyer, BDSM. Benar-benar tidak ada ruang untuk pencinta vanilla di buku ini...

Tapiiii.... selain hal tersebut, cerita  yang disuguhkan dalam buku ini lumayan memikat. Hubungan yang dekat antar saudara terasa kental. Walaupun masing-masing terpisah di empat penjuru  mata angin, mereka selalu menyempatkan diri untuk ber videocall berempat dan saling bercerita kabar masing-masing.

Dan kepedihan mereka menghadapi kondisi ayah mereka yang berada diambang maut karena penyakit kanker juga terasa mencekat. Apalagi bagi Sawyer yang memiliki waktu bersama ayahnya lebih sedikit dari saudara-saudaranya yang lain. Sempat berkaca-kaca dibagian ini :(


yah, walaupun cerita sedikit dan lebih banyak fan servicenya (istilah ngomik nih.. hehehehe) tapi buku ini layak dibaca lah. Well, kecuali buku tentang Sam kali yah. Ilfil banget baca hobi si Sam ini. Mana ceweknya juga punya hobi yang sama *geleng2 kepala*

Life Traveler by Windy Ariestanty

Life Traveler


My rating: 4 of 5 stars


Buku ini merupakan hadiah BBI 1st Giveaway dari blog Stefanie Sugia. Walaupun buku ini selesai saya baca praktis dihari yang sama dengan buku ini sampai ditangan saya, tetapi penyakit malas mereview sedang melanda saya bulan ini. Bulan ini baru mereview 2 buku! *sighhhh....*

Di buku ini Windy Ariestanty menceritakan perjalanannya berkeliling vietnam dengan tiket murah yang dibelinya setahun yang lalu.

Walaupun belum ada jaminan ia bakal bisa mendapatkan cuti selama 2 minggu di waktu keberangkatannya tersebut, Windy tetap dengan nekat merencanakan perjalanannya. Windy juga memberikan trik-trik berkemas sehingga barang yang dibawa tidak memberatkan dan masih bersisa tempat untuk menampung oleh-oleh yang dibeli.

Windy tidak hanya bercerita mengenai perjalanannya saja atau tempat-tempat yang dikunjunginya. Ia juga menceritakan mengenai orang-orang yang ditemuinya, seperti Ms. Hang yang ramah sehingga mendapatkan banyak kartu pos dari penjuru dunia yang berterimakasih atas kebaikan dan keramahannya. Juga mengenai nenek Rusia yang berkelana sendirian di negeri Vietnam tanpa mengerti bahasa Inggris apalagi bahasa Vietnam. Mengenai penganti baru yang ditemuinya di bus dan mendapatkan tempat duduk terpisah. Kesedihan mereka begitu berasa walaupun mereka hanya dipisahkan oleh satu kursi.


Buku ini tidak melulu menceritakan perjalanan Windy mengarungi Vietnam. Ia juga bercerita pengalamannya saat tinggal di Cherokee, North Carolina, paris, Thailand atau sejenak mencuri waktu mengunjungi Praha. Dan disetiap perjalannya Windy menemui kisah-kisah dan teman-teman baru.

Travelers never think they are foreigners

Membaca buku-buku perjalanan selalu menimbulkan perasaan yang bertentangan dalam diri saya. Yang satu adalah perasaan cinta dan bahagia karena membawa saya berkeliling menuju negeri-negeri yang hanya saya kunjungi dalam mimpi (dan buku). Yang satu lagi adalah perasaan iri dan (sedikit) dengki karena ya itu, negara-negara tersebut masih berupa negeri di awan bagi saya.


Yang paliiiiiiiing saya sukai dari buku ini adalah lukisan-lukisan cat air yang menggambarkan tempat-tempat yang dikunjungi oleh Windy. Bagi saya lukisan-lukisan ini lebih berkesan dari foto-foto asli yang juga dilampirkan. Mungkin karena saya belum pernah mengunjungi negera-negara tersebut, lukisan tersebut terasa lebih memancing imajinasi saya.

Dalam setiap bab Windy pasti menyisipkan beberapa pengalaman dan makna hidup yang didapatkannya dari perjalanan dan orang-orang yang ditemuinya. Bahwa walaupun kita berada ditempat yang asing dan jauh dari rumah, tetapi dengan orang-orang yang tepat, tempat asing itupun bisa berubah menjadi rumah yang hangat bagi kita. It’s just your another home.

Aiihhhh... berasa kali baca buku ini :D



Thursday, May 17, 2012

Chasing Daisy by Paige Toon



My rating: 5 of 5 stars


Daisy Rogers bekerja dibagian hospitality di salah satu team yang mengikuti lomba balap F1. Tugasnya adalah menyediakan makanan dan minuman untuk para anggota team dan sponsor mereka. Disaat menjalankan tugasnya inilah Daisy bertemu dengan Luis Castro. Bukan pertemuan yang menyenangkan karena Luis hampir saja menabrak skuter Daisy. Bukannya meminta maaf Luis menuduh Daisy sebagai pengemudi yang tidak becus dan cabut begitu saja.

Daisy kemudian mengetahui kalau Luis ternyata adalah salah satu dari 2 pembalap baru yang akan bergabung dengan tim mereka tahun berikutnya. Ketika musim balap kembali dimulai Daisy berusaha menghindari Luis karena tidak ingin Luis mengingat kejadian ‘hampir tabrakan” mereka sewaktu di Brazil itu. Dalam usahanya menghindari Luis, Daisy malah sekali lagi hampir menabraknya. Dan tentu saja Luis kemudian teringatnya kepadanya. Dan kembali perang kata-kata mereka dimulai.

Pada musim itu juga Daisy berkenalan dengan William Trust, pembalap yang juga satu tim dengan Luis. Luis dan Will sangat bertolak belakang. Luis selalu memberontak terhadap peraturan dan berpesta hampir setiap malam, sedangkan Will patuh pada peraturan dan jarang berhura-hura.

Mata biru dan kebaikan Will memikat Daisy. Walaupun tahu Will sudah memiliki kekasih, Daisy tidak bisa menjauh dari Will. Mereka berdua kemudian jatuh cinta dan Will memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Laura, kekasihnya sejak remaja.

Tapi, sebelum sempat memulai dan mengumumkan hubungan mereka sebuah kejadian membuat Daisy harus melepaskan Will. Daisy menuduh Luis menjadi penyebabnya dan tidak ingin bertemu dengan laki-laki itu lagi. Daisy kemudian pulang ke rumah orangtuanya di New York dan meninggalkan pekerjaannya. tapi setelah beberapa bulan kemudian ia sadar bahwa apa yang terjadi adalah takdir dan bukan kesalahan Luis.

Sementara itu ia menyaksikan performa Luis yang menurun. Kalau pada awalnya Luis dielu-elukan sebagai pengganti Ayrton Senna, sekarang ia hampir dipecat karena selalu kalah dalam pertandingan. Setelah pertengkaran dengan ayahnya yang sangat otoriter Daisy kemudian kembali ke arena balap. Untunglah ia masih diijinkan bekerja disana.

Pada saat itulah Daisy dan Luis kembali memperbarui pertemanan mereka. Bagaimanapun Luis adalah orang yang sangat dipercayai Daisy dan selalu bisa membuatnya ceria. Sedangkan Luis pun tidak ingin lagi kehilangan kesempatan untuk mendekati Daisy. Tanpa banyak bicara ia menyeret Daisy ke acara-acara makan siang dan amal yang dipenuhi oleh orang-orang penting yang mensponsori tim mereka. Dan ketika berada di Brazil ia membawa Daisy bertemu dengan keluarga besarnya.

Tetapi pertanyaannya adalah sudah siapkan daisy melupakan Will dan menerima Luis kedalam hatinya?


Jujur saja, setengah buku ini saya baca dengan menahan napas. Akankah Daisy jadian dengan Will? Bagaimana dengan Laura, pacar Will sejak remaja? Lalu bagaimana dengan Luis? I love LUIS!!!

Buku ini Wishlist yang sangat sangat sangat ingin saya baca selama setahun terakhir ini. Dan saya akan sangat benci sekali kalau harus memberikan 1* karena Daisy yang merebut kekasih cewek lain. Perselingkuhan bagi saya adalah BIG NO NO!

Padahal sewaktu saya mencari-cari buku ini, setiap website yang menjual buku ini selalu menyediakan 2 bab pertama buku ini. Dan dibab-bab ini sama sekali tidak ada bayangan akan ada kisah cinta segitiga. Prolog hanya menceritakan pertemuan pertama Daisy dengan Luis dan pertengkaran mereka. Daisy merasa Luis hampir melindasnya dengan mobilnya, sedangkan Luis menganggap Daisy sebagai pengemudi yang tidak becus dan hampir menggores mobil mahalnya. Dan percayalah, prolog ini yang memikat saya, dan mungkin juga banyak pembaca lainnya, untuk membaca buku ini.

Beberapa bab pertama masih diwarnai dengan pertengkaran Daisy dan Luis. Perang makian mereka terasa sangat manis dan lucu. Yang satu memaki dalam bahasa Italia dan yang satu lagi memaki dalam bahasa Portugis. Dan kemudian mereka sama-sama belajar memaki dalam bahasa Prancis. Oh, that is so cute.

Kalau kita sudah bisa melihat tanda-tanda bahwa Luis menyukai Daisy, Daisy malah terpikat kepada Will, teman satu tim Luis. Tahu kalau Will sudah mempunyai kekasih Daisy selalu mengingatkan dirinya untuk tidak jatuh cinta kepada Will. Dan ketika Will dan Daisy sama-sama menyadari kalau mereka saling menyukai, saya menyukai keputusan mereka berdua untuk menunggu sampai Will membereskan hubungannya dengann Laura, kekasihnya. Sedikit kesal memang, but i have to admit that they do have a sweet love story.

Tapi, ketika saya sudah siap menutup buku ini dan memutuskan untuk tidak melanjutkan membacanya, Paige Toon membawa saya melalui tikungan yang penuh kejutan...

Kemarahan saya kepada Daisy hilang digantikan rasa iba. Kepedihan Daisy ketika harus melepaskan will benar-benar pekat terasa. Tanpa sadar airmata sayapun ikut berlinang.

Dan kemudian semangat saya kembali terangkat ketika Daisy kembali ke arena balap dan menyeret Luis dari lingkaran dukanya. Dan ketika Luis mengejar Daisy ke rumah nonna-nya saya mendesah bahagia. Sooooo romantic! Kalo daisy masih ga nyadar Luis suka ama dia, duuhhh.... kebangetan kali!

Seharusnya saya sudah menyadari sewaktu membaca Pictures of Lily bahwa Paige Toon tidak menulis cerita yang biasa-biasa saja. Ia memikat kita dibagian-bagian awal bukunya, kemudian membuat kita membenci tokoh-tokohnya dan akhirnya membujuk kita untuk memaafkan. Membaca buku ini seolah sedang menaiki roller coaster. Emosi kita dibawa naik turun dan ketika semua berakhir kita ditinggalkan dengan desahan puas...

Terimakasih banyak pada my dear friend Mary yang sudah mengijinkan saya membaca buku ini. You make my day girl!


My fave quote in this book :

He told me he fell for me the moment I shouted at him from across the street when he almost ran me off my scooter. I told him it took me longer than that. He doesn’t care. I love him now, and that’s all that matters.


Sunday, May 6, 2012

The False Princess by Eilis O'Neal





My rating: 5 of 5 stars


“A high room with thrones at the end, and lying before them in a pool of blood, a girl, pale with death. A golden crown lay near her, the blood spreading out toward it. Behind her, fifteen lamps winked out.” (ramalan untuk putri mahkota Thorvaldor)


Putri Nalia, putri mahkota kerajaan Thorvaldor, sejak lahir telah dipersiapkan untuk menjadi ratu, memerintah kerajaannya setelah ayahnya meninggal. Walaupun pemalu, kikuk dan sering merasa tidak anggun, Nalia pintar dalam hal pelajaran. Dan ia selalu ditemani Keirnan, putra Earl of Rithia, satu-satunya teman yang dimiliki oleh Naila.

Bayangkan betapa syoknya Naila ketika ia diberitahu oleh Raja dan Ratu bahwa sebenarnya ia bukanlah putri yang asli. Putri Naila yang asli disembunyikan disebuah biara karena ramalan yang datang sebelum ia lahir bahwa ia akan dibunuh sebelum berumur enambelas tahun. Untuk mencegah terwujudnya ramalan ini, maka setelah putri mahkota lahir ia kemudian ditukar dengan seorang bayi lain, yang kemudian hidup sebagai putri mahkota sampai batas waktu ramalan lewat. Dengan kata lain, si bayi ini dipersiapkan untuk menerima takdir buruk si putri asli.

Sekarang, setelah enambelas tahun berlalu Raja dan Ratu bermaksud membawa kembali putri mereka yang disembunyikan untuk tinggal diistana. Pada pagi itu status dan identitas diri Nalia dicabut. Ia bukan lagi Nalia si putri mahkota, melainkan Sinda si rakyat biasa.

Dengan hanya dibekali sekantong kecil uang dan pakaian paling buruk diistana, Sinda dikirim kerumah bibinya untuk tinggal. Hubungan mereka kurang baik karena si bibi membenci ibu Sinda. Menurut bibinya, ibu Sindalah yang menyebabkan kematian ayah Sinda.

Sementara itu Sinda juga masih syok, bingung dan pedih mengenai dirinya sendiri. Seumur hidup ia dibesarkan sebagai Naila, dan sekarang ia harus beradaptasi menjadi Sinda yang harus mengerjakan sendiri segala sesuatunya. Belum lagi gosip-gosip yang harus dihadapinya di desa kecil tempat tinggal bibinya itu. Tidak memiliki teman dan menjadi bahan tertawaan setiap kali ia lewat. Kerasnya hidup membuat si mantan putri ini menjadi sedikit pahit. Kepahitan inilah yang menyebabkan Sinda bersikap kejam ketika Keirnan datang menemuinya.

Kemudian Sinda mendapati dirinya memiliki bakat sihir. Bakat yang diturunkan oleh ibunya. Dan iapun membuat keputusan. Ia akan kembali ke ibukota, mendaftar ke sekolah sihir dan menitis karir menjadi seorang penyihir. Ia memang bukan lagi Nalia sang putri, tapi ia bisa menjadi Sinda sang penyihir!

Tetapi sesampainya di kota, semua rencananya tidak berjalan mulus. Bahkan setelah mempelajari sihirpun ia tetap tidak bisa menguasainya sepenuhnya. Dengan susah payah Sinda berusaha memperbaiki hidupnya. dan ketika hidupnya mulai membaik dan ia kembali berteman dengan Keirnan, Sinda mendapatkan bahwa Putri Nalia yang sekarang ada diistana bukanlah putri yang asli!

Seolah mendapatkan inspirasi baru, Sinda berjuang sekuat tenaga untuk mencari putri yang sebenarnya. Ia menolak meminta pertolongan dari pihak lain karena dibawah sadarnya ia ingin dikenal sebagai penyelamat sang putri. Hal ini menimbulkan pertengkaran kembali diantara Sinda dan Keirnan. Keirnan menolak membantu Sinda dan lebih memutuskan untuk meminta bantuan dari pihak lain.


Baru membaca bab pertama buku ini sudah membuat mata saya berkaca-kaca dan hati serasa ngilu. Sikap Nalia/Sinda saat menerima berita bahwa dirinya bukanlah putri yang asli benar-benar bikin sedih. Karena emang dasarnya pemalu dan tidak suka konfrontasi, Sinda hanya bisa menerima berita itu dengan diam. Belum lagi ia bisa mencerna kenyataan bahwa dirinya bukan orang yang selama ini dipikirkannya, pada hari yang sama Sinda juga harus langsung meninggalkan istana. Benar-benar nasib Sinda ini seperti “sudah jatuh tertimpa tangga pula.”

Saya sedikit kesal dengan Raja dan Ratu. Enambelas tahun membesarkan Sinda, tidak adakah sedikit kasih sayang yang mereka rasakan kepada gadis itu? Memang dari awal mereka tahu bahwa Sinda bukanlah putri mereka, tapi tetap saja enambelas tahun adalah waktu yang lama untuk mengenal seseorang.

Dalam buku ini Sinda harus berjuang keras untuk mencari identitas dirinya. Siapakah dia sebenarnya? Jelas ia bukan putri mahkota Thorvaldor. Tapi “Sinda” juga merupakan sosok yang asing baginya.

Dalam perjalanan hidupnya yang baru ini Sinda belajar menguasai kelemahannya dan berubah menjadi gadis yang lebih kuat. Ia tidak lagi mudah berputus asa dan hanya duduk menunggu nasibnya ditentukan oleh orang lain.

Selain itu ia juga menemukan cinta yang sebenarnya telah ada lama didalam dirinya. Dulu sama sekali tidak terbayang olehnya untuk jatuh cinta kepada Kiernan. Sebagai putri mahkota, ia tidak akan diperbolehkan menikah dengan pria yang kedudukannya jauh lebih rendah. Sekarang, sebagai seorang Sinda, ia juga menghadapi dilema yang hampir sama. Hanya saja saat ini dirinyalah yang memiliki kedudukan yang lebih rendah. Mungkinkan Earl of Rithia mengijinkan putranya menikah dengan rakyat biasa?

Saya memberi 5* untuk buku ini bukan hanya karena ceritanya yang sangat bagus. Salahsatu alasan lainnya adalah karena ini buku pertama yang diterbitkan oleh Eilis O’Neal! Sebagai buku perdana, buku ini benar-benar dipersiapkan dengan baik. Bab pertama dari buku ini saja sudah bisa memikat kita untuk terus melanjutkan sampai kelembaran terakhir. Sungguh tidak sabar menunggu karya-karya Eilis O’Neal selanjutnya...