Tuesday, August 28, 2012

Throne of Glass #1 by Sarah J. Maas

Throne of Glass (Throne of Glass, #1)
My rating: 2 of 5 stars



Celaena Sardothien adalah assasin yang sedang menjalani hukuman di Endovier, salah satu penjara paling menakutkan di Adarlan. Ia tidak menyangka bahwa hidupnya (yang dipikirnya akan berakhir di penjara tersebut) berubah saat ia bertemu dengan putra mahkota Adarlan, Dorian Havilliard. Oleh si pangeran Celaena diminta menjadi Championnya yang akan bertanding dengan champion dari bangsawan2 lainnya untuk memperebutkan kedudukan sebagai Champion Kerajaan yang bertugas melakukan pekerjaan kotor seperti menyingkirkan saingan atau musuh kerajaan.

Demi mendapatkan kebebasan, akhirnya Celaena bersedia menjadi Champion putra mahkota dan berlatih untuk mendapatkan kembali stamina dan keahliannya dibawah pimpinan kepala pengawal kerajaan Chaol Westfall. Meski harus dijaga oleh beberapa orang pengawal kemanapun ia pergi, Celaena berhasil mendapatkan beberapa orang teman yang terasa seperti sebuah berkah bagi Celaena mengingat kehidupan dimasalalunya yang keras dan tidak memiliki ruang untuk pertemanan.

Setiap minggu diadakan test tertutup yang diikuti oleh semua Champion dan peserta yang paling rendah nilainya akan dieliminasi (atau mati). Hingga pada akhirnya akan tersisa 4 orang champion yang akan berlaga dihadapan raja dan para bangsawan lainnya dan pemenang akan memperoleh status sebagai Champion Kerajaan dan (kalau Celaena menang) akan dibebaskan setelah masa kerja 4 tahun.

Ada beberapa intrik kerajaan dan kasus kematian beberapa champion yang dibantai beberapa hari sebelum test memenuhi halaman-halaman buku ini. Oh ya, tak lupa romansa segitiga antara Dorian, Celaena dan Chaol.

Saat mendapatkan buku ini saya sangat semangat untuk membacanya. Bagaimana tidak. Lima kali mengajukan request ke netgalley untuk membaca ARC buku ini dan lima kali pula ditolak oleh publisher. Belum lagi melihat review dari yang sudah membaca dan menyatakan betapa bagusnya buku ini. Jadi sewaktu memulai membaca buku ini saya dipenuhi ekspetasi yang tinggi.

Tetapi, belum sampai seperempat buku saya baca beberapa hal didalam buku ini mulai terasa mengganggu saya. Dimulai dari Celaena yang beberapa kali berpikir betapa mudahnya kabur dengan melumpuhkan/membunuh/menyingkirkan orang-orang yang menjaganya.

Kalau adegan ini hanya disebut satu atau dua kali menurut saya saya akan mendapatkan gambaran tentang keahlian Celaena yang terkenal dengan julukan Quenn of Underworld karena keahliannya membunuh. Tetapi kalau diulang-ulang terus sampai 4 atau 5 kali, ya saya nunggu action-nya dong! Masa Celaena cuma ngomong doang. Buktinya mana jeng, dirimu bisa melumpuhkan para pengawal tersebut! Latihan dengan Chaol aja ngos-ngosan.

Belum lagi sifat-sifat Celaena yang menurut saya kurang cocok sebagai pembunuh bayaran. Ini bukan berarti saya pernah jadi pembunuh bayaran atau menyewa jasa mereka ya ;)
Tapi saya paling hobi nonton film-film yang bertema asassin. Remember HITMAN ladies and gents? He’s so yummy and cool and always think a few steps ahead.

But Celaena? Nope!

She’s just like a spoiled lady with her first Season to celebrate. She is impulsive and short tempered. Can you imagine an assasin with impulsive streak? I always think an assasin as a calm and discipline person. Well, they need that to do their job right?

#ngelirik keatas, kok mendadak pindah ke english???#
#lanjuuuuttt..

Nah, yang paling tidak saya suka dari buku ini adalah cara Celaena memperlakukan Dorian. Sebagai seorang pencinta romance sejati, apapun genre buku yang saya baca bagian romance di buku tersebut adalah hal yang paling saya ingat ;D

Celaena tertarik pada Dorian, putra mahkota yang tampan dan punya banyak penggemar di kalangan para lady. Tapi dia juga dekat dengan Chaol si kepala pengawal. Setelah dekat dengan Dorian pada akhir cerita kemudian Celaena dengan enaknya memutuskan hubungannya dengan Dorian karena Dorian adalah pewaris takhta. Lah, emang dari awal si Celaena ga tau kalau Dorian itu putra mahkota??? Terus, setelah selesai baca buku ini saya punya perasaan kuat Celaena bakal berpasangan dengan Chaol, tokoh yang sama sekali tidak berkesan menurut saya ;(

He frowned. “Where’s Dorian?”

“Why would Dorian be here?”

“I thought he usually came here at this hour.”

“Well, don’t expect to find him here after today.”

He approached, stopping at the edge of the table. “Why?”

She popped a piece of bread into her mouth. “Because I ended it.”

“You did what?”

“I’m the King’s Champion. Surely you realize how inappropriate it would be for me to have a relationship with a prince.” Her blue eyes glittered, and he wondered at the slight emphasis she put on prince, and why it made his heart skip a beat.

Chaol fought his own smile. “I was wondering when you’d come to your senses.”

Hellooooo??? Apa ini yang namanya temen sejati? Senang Dorian ga jadian ama cewek yang ditaksirnya karena Chaol sendiri juga pengen? Sepertinya si Chaol ini tipe yang makan temen sendiri deh... Rasanya ga bakal lanjut ke buku 2 nih.

Ngomong-ngomong soal nama Dorian, dibuku ini ia digambarkan  sebagai seorang pangeran yang ganteng banget sampe hampir cenderung cantik. Jadinya selama baca buku ini saya membayangkan Ben Barnes yang berperan sebagai Dorian Gray di Picture of Dorian Gray. yummy banget!  hehehehehe...





Thursday, August 9, 2012

Skulduggery Pleasant #2 : Bermain Api by Derek Landy



My rating: 4 of 5 stars

Mari kita lanjutkan mengikuti perjalanan Skulduggery Pleasant dan Valkyrie Cain menyelamatkan dunia

Menyelamatkan dunia?

Yep! Semua petualangan yang dialami kedua tokoh kita ini memang untuk menghindari dunia kita ini dari kemusnahan. Di buku kedua ini ancaman datang dari Baron Vengeous yang lagi-lagi adalah anak buah Mevolent. Tujuannya juga masih sama, mengembalikan para dewa Faceless Ones menjadi penguasa bumi.

Sewaktu masa perang dulu Baron Vengeous diperintahkan membangkitkan kembali Faceless Ones dengan menggunakan sisa-sisa tubuhnya yang ditemukan disebuah pemakaman kuno. Dengan menambahkan bagian-bagian tubuh dan organ-organ dari berbagai makhluk, akhirnya terbentuklah makhluk hybrid yang disebut Grotesquery. Tapi percobaannya ini masih tetap gagal karena ada 2 unsur penting yang kurang. Yaitu kekuatan seorang necromancer untuk membangkitkannya dan sebuah unsur lagi yang sampai sekarang masih belum diketahui.

Untuk kekuatan necromancer, Baron Vengeous berencana menggunakan baju besi Lord Vile, necromancer paling hebat pengikut Mevolent. Tapi sayangnya, saat Lord Vile mati, ia menyembunyikan baju besinya tersebut. Walaupun sudah mati, kekuatan Lord Vile masih tersimpan di baju besinya tersebut.

Setelah 80 tahun di penjara, Baron Vengeous berhasil melarikan diri dan kembali memulai proyeknya membangkitkan sisa tubuh Faceless One. Dan kali ini ia berhasil mengetahui unsur yang hilang dalam menghidupkan kembali faceless One. Dan unsur paling penting tersebut berhubungan dengan Valkyrie Cain dan silsilah keluarganya!

Buku kedua seri Skulduggery Pleasant ini tidak kalah menariknya dari buku pertama. Dibuku ini muncul beberapa tokoh antagonis, mulai dari tokoh yang berbahaya sampai tokoh antagonis yang geblek banget!

Contoh berbahaya seperti Dusk, vampir yang menjadi anak buah Baron. Kalau biasanya vampir digambarkan sebagai makhluk yang cool, tampan dan bikin klepek-klepek, dibuku ini vampir digambarkan hampir seperti binatang. Pada siang hari ia memang berwujud manusia, bisa bertahan terhadap sinar matahari dan kekuatannya melemah. Tapi saat malam datang, ia akan merobek kulit manusianya dan sosok aslinya akan muncul dengan kulit sepucat mayat, gigi runcing bergerigi dan tidak bisa mengontrol akal pikirannya lagi. Teman dan lawan akan dimangsa kalau mendekat. Kulit manusianya akan muncul kembali kalau pagi menjelang.

Ada juga Billy Ray Sanguin, Vaurien Scapegrace yang ngaku2 sebagai Killer Supreme walaupun sebenarnya selalu gagal membunuh dan Springheeled Jack yang pembunuh beneran tapi sangat anti pada Faceless One. Ketiga tokoh ini, yang kemudian akan terus muncul di seri-seri berikutnya, menambah kenikmatan membaca dengan keunikan mereka masing-masing.

Bagi saya buku pertama adalah yang paling menentukan dari sebuah seri. Apabila saya suka bukunya dan kemudian melanjutkan kebuku kedua biasanya saya tidak berharap terlalu banyak. Sudah sangat sering saya kecewa saat membaca lanjutkan sebuah seri. Tidak selucu buku pertama, atau tidak semenegangkan buku pertama atau perbandingan2 lainnya.

Tapi di seri ini saya tidak kecewa. Humor-humor masih bertebar disana-sini. Valkyrie yang ceplas-ceplos, Skulduggery yang agak narsis, bahkan saya makin suka dengan karakter China Sorrows. Dan yang paling penting, actionnya masih tetap seru. Alur cerita juga berjalan cepat sehingga tidak ada “moment membosankan” saat membaca buku ini.

Ada beberapa petunjuk yang ditinggalkan menggantung oleh penulis. Mungkin diniatkan sebagai landasan cerita untuk buku selanjutnya. Yah, yang pasti sih saya bakal terus mantengin seri ini :)


Berikut review saya untuk seri ini:

Tuesday, August 7, 2012

Skulduggery Pleasant by Derek Landy




My rating: 4 of 5 stars


Stephanie Edgley, gadis berumur 12 tahun dan merupakan putri yang sempurna bagi kedua orangtuanya, tidak menyangka bahwa kematian pamannya Gordon Edley akan membawa perubahan besar dalam hidupnya. Pertama, ia mejadi pewaris utama kekayaan pamannya yang merupakan penulis novel terkenal. Dan kedua, ia berkenalan dengan dunia baru yang membuat kehidupan lamanya menjadi terasa membosankan.

Stephanie yang memang merasa gelisah dengan kehidupan kota kecilnya yang tidak pernah terjadi apa-apa dengan penuh semangat merangkul dunia tersebut. Dunia yang penuh dengan sihir yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehnya.

Di dunia ini ia berkenalan dengan Skulduggery Pleasant, detektif utama dari Sanctuary yang mewadahi para penyihir dan makhluk-makhluk gaib lainnya. Dan karena Stephanie memang anak yang keras kepala, ia menolak semua usulan Skulduggery untuk tidak terlibat dengan dunia sihir dan terus mengikuti detektif tersebut. Jadilah akhirnya Skulduggery mempunyai murid dan “partner” untuk menuntaskan kasusnya.
Kasus mereka kali ini adalah menyelidiki pembobolan dirumah paman Stepanie, atau mungkin rumah Stephanie kali ya coz dia sudah mewarisinya:). Skulduggery yakin kalau pembobolan tersebut dilakukan oleh anak buah Nefarian Serpine, pengikut Mevolent.

Mevolent merupakan penyihir sesat yang ingin mengembalikan dewa-dewa yang disebut sebagai Faceless Ones ke bumi. Faceless Ones adalah dewa-dewa kejam yang dulu menguasai bumi dan kemudian diusir oleh para Ancient (para penyihir pertama) dengan menggunakan Scepter of Ancient (semacam tongkat sihir). Serpine percaya dengan bantuan tongkat ini ia bakal bisa mengembalikan Faceless Ones kembali ke bumi.

Pertama kali mendapatkan buku ini butuh 1 minggu bagi saya untuk mulai membacanya. Covernya yang sama sekali ga menarik menurut saya merupakan salah satu faktor yang menghambat saya untuk membacanya. Tapi setelah melewati cover tersebut dan sampai ke bab pertama, saya tidak bisa berhenti membaca.

Derek Landy sangat pandai bermain kata. Itu harus saya akui. Peristiwa-peristiwa yang digambarkan terjadi secara cepat tapi tidak sembarangan. Action yang tidak putus-putus dari awal sampai akhir juga ikut membuat adrenalin kita melonjak. Belum lagi “bantering” antara Stephanie dan Sulduggery yang bikin kita ngakak habis.

Dan karakter-karakter lain yang ditampilkan penulis juga memikat. Ada China Sorrows, mantan pengikut Mevolent yang memiliki aura yang membuat semua orang jatuh cinta kepadanya. Tidak pandang bulu, baik laki-laki ataupun perempuan. Ada Tanith Lows, penyihir adept yang lihai bermain pedang. Juga Ghastly Bespoke, si tukang jahit sahabat Skulduggery.

Saya suka dengan penjelasan nama penyihir dibuku ini. Mengingatkan saya akan komik chrystal dragon (yang rasanya sampai sekarang belum tamat-tamat juga). Para manusia memilik 3 nama dalam hidupnya. Yang pertama adalah nama lahir, nama rahasia yang kadang si manusia itu sendiri tidak mengetahuinya. Apabila nama ini diketahui oleh orang lain, maka orang tersebut bisa mengontrol si pemilik nama sepenuhnya.

Yang kedua adalah nama yang diberikan. Biasanya ini adalah nama yang diberikan oleh orangtua. Nama ini juga memiliki kekuatan dan kelemahan. Apabila nama ini diketahui oleh lawan, maka kita juga bisa dikontrol oleh lawan tersebut tapi kekuatannya tidak sedahsyat apabila nama lahir diketahui.

Yang ketiga adalah nama yang diambil. Apabila seseorang sudah memutuskan untuk terjun kedunia sihir, ia harus memilih nama baru bagi dirinya. Nama baru ini akan menyegel nama keduanya (nama yang diberikan orangtua) sehingga tidak bisa digunakan lagi oleh lawan2nya.

Nama yang dipilih Stephanie untuk dirinya adalah Valkyrie Cain. Setelah nama Valkyrie ini dipilih, kita akan sangat jarang menemukan/membaca nama Stephanie seterusnya. Valkyrie adalah tokoh utama di seri ini, bukan Stephanie si putri yang sempurna

Buku ini tidak saya beri 5* karena ada sifat Stephanie/Valkyrie yang tidak saya sukai. Ada terasa kesan egois dalam dirinya. Kesan egois ini lebih terasa dalam perlakuannya terhadap kehidupan Stephanie.

Agar bisa menjalani kehidupan Valkyrie, ia mengeluarkan bayangannya dari dalam cermin dan menyuruh bayangan tersebut untuk menggantikannya pergi ke sekolah dan menjalani kehidupan sehari-harinya sebagai Stephanie. Tapi di akhir hari ia memperlakukan bayangan ini seperti sebuah robot atau sosok lain yang tidak ada hubungannya dengannya. Ia iri dengan bayangannya sendiri yang lebih sering bersama dengan orangtuanya daripada dirinya sendiri. Ia takut orangtuanya akan lebih mencintai bayangannya daripada Stephanie sendiri. Dan cara ia memberi perintah kepada si bayangan seperti majikan yang kejam bikin saya mengerutkan kening. Lah, kok iri sama bayangan sendiri?

Tapi karena kehidupan Stephanie hanya mencakup 10-20% dari buku ini jadinya hal tersebut tidak terlalu mengganggu. Yah, mengganggunya saat kita nyampe dibagian itu sih. Hahaha...

Buku ini saya rekomen buat para penggemar novel-novel remaja yang penuh action. Rugi sekali untuk melewatkan seri ini. Saran saya, lewatkan covernya dan langsung saja menuju bab pertamanya. Dijamin bakal terhanyut dalam petualangan Skulduggery Pleasant dan Valkyrie Cain yang selalu berusaha menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Nah lho... judulnya Skulduggery Pleasant kok saya malah banyak ngomong soal Valkyrie? hahahaha....