Thursday, January 30, 2014

The Ring of Solomon (Cincin Solomon) - SS REVEALED!




Haloooooo....

Akhirnya kita sampai di bagian yang paling seru dari event Secret Santa. Mengungkapkan jati diri SS kita!

Aku hampir 99% yakin tahu siapa SS-ku. Dan aku juga tahu kalau SS-ku tahu kalau aku udah tahu. Hehehehe... ga bingung kan...

Tapi, sebelum mengungkapkan identitas SS-ku ini aku pengen ngasih review dulu buku hadiah yang berikan SS. Aku dikasih 2 buku, The Fault in Our Stars (Salahkan Bintang-Bintang) dan The Ring of Solomon (Cincin Solomon). Kedua-duanya selesai aku baca hanya dalam waktu seminggu setelah hadiahnya nyampe.  Dan sukaaaa banget ama kedua bukunya. Terimakasih banyak Secret Santa-ku :)

Untuk postingan yang ini aku bakal ngereview The Ring of Solomon-nya Jonathan Stroud.



Judul                   : The Ring of Solomon (Cincin Solomon)
Pengarang           : Jonathan Stroud
Penerbit              : PT.  GPU
ISBN                   : 978-979-22-8943-5
Tahun                 : 2012
Halaman              : 525
Rating                 : 5 of 5 stars


Buat penggemar seri fantasy, siapa sih yang ga kenal ama Bartimaeus? Jin yang akrab dipanggil Barty ini punya banyak penggemar lho.

Petualangan Barty kali ini terjadi ribuan tahun sebelum pertemuannya dengan Nathaniel di Barty trilogi. Yaitu di jaman Raja Solomon. Raja Solomon ini merupakan raja yang terkenal bisa menguasai bangsa jin. Ia memiliki sebuah cincin yang dihuni oleh makhluk berkekuatan besar. Hanya dengan memutar cincinnya ke kiri, Solomon bisa memanggil makhluk tersebut  yang mematuhi semua permintaan Solomon. Demikianlah Solomon membangun istana dan kota-nya hanya dalam waktu singkat.

Dan Barty kemudian membunuh penyihir Solomon yang memperbudaknya.

Raja Solomon tidak tinggal diam. Ia memanggil kembali Barty dan menyerahkannya kebawah kekuasaan Khaba. Barty di beri tugas sebagai pesuruh yang membuat ia ditertawakan banyak jin.

Dan bukan Barty kalau tidak membuat ulah, sehingga akhirnya Solomon mengirim Barty dan masternya Khaba ke daerah pinggiran untuk mengatasi perampok yang telah membunuh banyak saudagar yang hendak ke Jerusalem.

Disinilah Barty bertemu dengan Asmira. Asmira merupakan salah seorang pengawal pribadi Balkis, Ratu Sheba. Sang Ratu mengirim Asmira ke Jerusalem untuk mencuri cincin Solomon setelah ia mendapatkan ultimatum dari Solomon bahwa apabila Sheba tidak mengirimkan upeti ke Jerusalem maka negeri kecil tersebut akan dihancurkan dalam waktu 2 minggu. Ultimatum itu berikan setelah Balkis menolak lamaran Solomon.

Karena kemudian Asmira mengetahui nama Barty, Barty terpaksa menuruti Asmira. Asmira meminta Barty membawanya kehadapan Raja Solomon. Hal yang sulit dilakukan karena Solomon memiliki jadwal yang ketat dan selalu dikelilingi oleh beberapa afrit, yang tingkatannya lebih tinggi dari jin.

Tapi dengan kekeraskepalaannya, Asmira kemudian berhasil menemui Solomon dan mencuri cincin tersebut.

Setelah ditinggalkan dengan kesedihan di trilogi Bartimaeus, kerinduan kita akan Barty kembali terobati di buku ini. Sifatnya yang sinis, narsis dan kurang ajar masih menjadi daya tarik utama Barty. Tetapi pandangannya akan beberapa hal terasa tepat mengena. Apalagi mengenai sifat-sifat manusia. Mungkin karena pandangan itu merupakan hasil renungan ribuan tahun. Entahlah, hanya Jonathan Stroud yang tahu...

Selain Barty, tokoh utama lainnya dibuku ini adalah Asmira. Si pengawal ratu yang lahir dan besar di negeri Sheba ini merupakan sosok yang tangguh, tetapi juga berpikiran sempit. Baginya hidup dan mati adalah Sheba. Dan kalau Solomon mengancam akan menghancurkan Sheba, berarti adalah tugasnya untuk membunuh Solomon.

Tetapi peristiwa-peristiwa yang dialaminya setelah ia meninggalkan Sheba membuat pikiran Asmira mulai terbuka. Ia bertemu dengan banyak orang yang mendatangi istana untuk mendapatkan sedikit kebijakan Solomon dalam menyelesaikan masalah mereka. Ia juga melihat beban  yang harus di tanggung Solomon agar bisa menyatukan negerinya. Dan tuduhan Balkis merupakan tamparan yang paling menyakitkan bagi Asmira.

Sepertinya resep rahasia Stroud dalam menulis seri Barty ini adalah dengan menampilkan tokoh utama jin yang menjadi idola dengan humornya yang sinis dan tokoh utama lain yang membangkitkan ketidaksukaan pembacanya.

Asmira di buku ini seperti Nathaniel di seri trilogi. Perasaan kita sebagai pembaca terasa campur aduk terhadap mereka. Ada masa ketika kita benar-benar tidak suka dengan Asmira dan Nathaniel. Tetapi ketika akhir sudah mendekati, kita mendapati adanya rasa enggan untuk melepaskan tokoh-tokoh ini.

Setelah selesai membaca buku ini,  ketamakan saya sebagai penggemar Barty kembali muncul. Kapan kisah Barty akan kembali di tuliskan? Saya bener-bener pengen tahu kisah pertemuan Barty dan Ptolemy, satu-satunya master yang dicintai Barty. Tapi dengan adanya seri terbaru Stroud, Lockwood & Co., saya ragu akan bertemu lagi dengan Barty dalam waktu dekat.


Nah, begitulah review saya tentang Cincin Solomon ini. kita balik ke acara nebak SS yuuukkk...

Buat yang belum tahu petunjuk dari SS-ku bisa lihat postingan yang ini...

SS-ku yang baik hati ini ngasih 2 petunjuk buat aku, yaitu :

1. ”Jika dirimu bertanya-tanya siapakah aku : you know me, like I know you”

2. ”Seorang blogger yang menggemari serial dengan seorang wanita bersenjatakan pedang panjang dan pria yang bisa berubah menjadi raja rimba.”

Jujur aja, pertama baca petunjuk-petunjuk ini saya jadi panik. Mau dicari kemana judul seri buku tersebut? tetapi sesudah meditasi, akhirnya kepanikan saya mulai hilang.

Dan yang  pertama saya sadari adalah sebenarnya SS saya udah ngasih petunjuk yang jelas banget! Petunjuk pertama berarti saya pernah berinteraksi secara pribadi dengan SS saya. Dan petunjuk pertama ini memangkas banyak tersangka!

Petunjuk kedua awalnya saya fokus ke “wanita dengan pedang panjang”. Pikir saya, ini pasti seri fantasy. Dan saya mulai sibuk memikirkan teman-teman BBI yang menggemari seri fantasy. Tercoret lagi beberapa tersangka.

Dan ketika masih bingung-bingung memikirkan siapa SS saya, saya baru sadar kalau ada petunjuk terakhir. Pria yang bisa berubah jadi raja rimba!

Saya langsung teriak, “Ini kan shapeshifter!”

Siapa temen BBI yang menyukai buku-buku dengan tokoh-tokoh utamanya para shapeshifter? Ada satu!

Sayapun langsung menuju blog tersangka SS saya. Ubek-ubek arsipnya sampe saya menemukan buku yang satu ini,



Inilah yang membuat saya yakin kalau SS saya adalaaaaaaahhhh :


Bagaimana SS, apakah tebakanku benar? *loncat-loncat ga sabar*


ps : silakan klik link ini untuk mengetahui siapa X saya :)


Thursday, January 23, 2014

Putih Dalam Cinta by Mursal Fahrezi




Judul                     : Putih Dalam Cinta
Pengarang           : Mursal Fahrezi
Penerbit               : Elex Media Komputindo
Tahun                   : 2013
ISBN                     : 9786020229034
Halaman              : 160
Rating                  : 2 of 5 stars


Sinopsis:

Setelah empat tahun berlalu, akhirnya Manisha kembali pada suami dan anaknya, Ray dan Nayra yang sudah tumbuh besar.

Sayang, sang suami sudah terlampau kecewa karena perbuatannya. Ray  merasa sakit hati lantaran Manisha dulu meninggalkannya dan menelantarkan anak mereka, Nayra, yang saat itu masih berusia dua bulan.

Ray lalu berbaik hati memberikan Manisha kesempatan, yaitu bisa tinggal di rumah besarnya sekaligus dekat dengan anaknya sendiri yang selalu memanggilnya dengan sebutan “tante” lantaran Ray bersikeras menyembunyikan bahwa Manisha adalah ibu kandungnya.

Jika cinta yang benar-benar putih nan suci itu ada, apakah kehidupan sepasang insan ini bisa kembali seperti empat tahun yang lalu?


Empat tahun yang lalu Manisha meninggalkan keluarganya disebabkan karena sang suami yang di PHK dari pekerjaannya sementara mereka memiliki bayi kecil yang harus diberi makan. Tidak tahan dengan kemiskinan tersebut, Manisha menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh seorang temannya. Masalahnya pekerjaan tersebut berlokasi di Bandar Lampung, sementara ia dan suaminya tinggal di Palembang.

Sekarang ia kembali ke Palembang dengan keberhasilan. Ia memiliki sebuat toko kue yang sangat sukses di Bandar Lampung sehingga bisa membuka cabang tokonya di Palembang. Ia juga bahkan mampu membeli sebuah rumah mewah di Palembang. Setelah mendapatkan semua kesuksesan itu Manisha memutuskan untuk kembali kepada suami dan anaknya. Ia sangat merindukan anaknya tersebut.

Maka dengan membawa sekoper pakaian dan hadiah-hadiah untuk Nayra, putrinya, Manisha menuju kediaman suaminya. Siap untuk memikul kembali tugas sebagai istri dan ibu... kalau Ray masih mau menerimanya.

Buku ini saya dapatkan sebagai buntelan dari penerbit. Selalu berbahagia kalau mendapatkan kepercayaan untuk mereview buku yang diterima langsung dari penerbit. Dari 3 pilihan buku yang tertinggal waktu itu, saya sengaja memilih buku ini.

Kenapa? Karena temanya cukup unik menurut saya.

Biasanya kita membaca kisah mengenai seorang istri yang ditinggalkan oleh suaminya dan harus berjuang sendirian  untuk menghidupi anaknya. Sementara di buku ini si istri-lah yang meninggalkan keluarganya. Tanpa kabar selama 4 tahun. Jadi saya berharap untuk mendapatkan sesuatu yang menyentuh di buku ini.

Satu lagi yang menarik adalah cerita yang berlokasi di Palembang. Dari sekian banyak buku yang saya baca, hanya beberapa yang berlokasi di luar Pulau Jawa. Malah kebanyakan berpusat di Jakarta. Dan saya berharap mendapatkan gambaran yang menarik mengenai Palembang. Karena walaupun saya berdomisili di Sumatera, dan keluarga mamak saya tinggal di Palembang, saya sama sekali belum pernah mengunjungi Palembang.

Cover buku ini juga cantik dan cukup menggambarkan beberapa hal di buku ini. Seperti secangkir teh yang selalu di sajikan Manisha untuk Ray, sebuah cupcake yang menggambarkan toko kue Manisha dan sepasang peralatan makan yang mewakiliki restoran milik Ray.

Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa saat ini cover buku-buku lokal yang diterbitkan sangatlah cantik-cantik. Beberapa buku memang secantik covernya, sementara beberapa lagi membuat kita kecewa.

Dan sayangnya, buku ini termasuk kedalam kategori terakhir bagi saya. Begitu banyak hal-hal yang tidak logis dan dangkal sehingga saya harus berulang kali membacanya dan mencernanya.

Saat Manisha mendatangi rumah Ray untuk pertamakali setelah berpisah selama 4 tahun, hanya ada sedikit kemarahan yang dimunculkan oleh Ray. Padahal saya mengharapkan semburan kemarahan atau sikap dingin yang acuh. Bukan yang berlebihan seperti dalam sinetron, tapi cukup untuk memperlihatkan kepada kita pembaca bahwa Ray sangat sakit hati atas kepergian Manisha.

Tetapi baru sampai kita ke halaman 13, Ray sudah menyerah dan mengijinkan Manisha tinggal dirumahnya supaya bisa berdekatan dengan Nayra. Tidak lama kemudian Manisha sudah kembali melebur dalam kehidupan keluarganya mulai dari memasak sampai mengantarkan anaknya ke sekolah.

Manisha di buku ini digambarkan sebagai seorang wanita cantik dengan kulit putih dan rambut lurus. Tidak ada penjelasan lebih lanjut sehingga sepanjang buku ini saya membayangkannya dengan wajah Manisha Koirala. Dan sebagai karakter yang melakukan “kejahatan” dibuku ini,  malah ia lebih bersikap sebagai manusia yang teraniaya.

Tidak ada perjuangan yang perlu dilakukannya oleh menebus dosa-dosanya. Dan setiap kali menginginkan sesuatu yang berhubungan dengan anaknya, Manisha akan mengeluarkan jurus “karena dia anak kandungku” atau “karena dia darah dagingku.” Sementara yang mengucapkan adalah seorang ibu yang meninggalkan si anak kandung tersebut.

Walaupun sering mengucapkan permintaan maaf atas kepergiaannya dulu, tapi kita sebagai pembaca sama sekali tidak merasakan penyesalan tersebut. Malah yang terasa adalah adanya sekelumit kebanggaan karena telah sukses dalam karirnya.

Ray sendiri, sebagai seorang ayah yang berjuang mati-matian untuk menghidupi anaknya sehingga dalam satu hari itu ia bertemu dengan anaknya hanya di pagi dan malam hari, juga seperti kerbau yang di cucuk hidungnya. Menuruti semua permintaan Manisha. Ray merupakan karakter yang paling lemah dan paling tidak saya sukai di buku ini. Perlakuannya terhadap Risha membuat saya marah.

Kalau kita mengharapkan romans di buku ini, silakan bermimpi saja. Di sinopsis kita dituntun ke arah dimana “cinta putih” Ray dan Manisha akan menang. Tapi satu-satunya percintaan yang ada dibuku ini adalah hubungan antara Ray dan Risha, yang kemudian berakhir dengan sangat menyedihkan bagi Risa.

TIDAK ADA SAMA SEKALI interaksi antara Ray dan Manisha kecuali kalau menyangkut anak mereka Nayra. Tidak ada percakapan berdua mengenang masa lalu mereka atau benih-benih cinta yang kembali muncul, karena Manisha selalu berkata “aku kembali demi anakku.” Dan Manisha memang hanya berurusan dengan Nayra saja, kecuali kalau saat dia memasak sarapan untuk Ray masuk hitungan.

Ketika membaca sinopsis buku ini saya mengharapkan perjuangan Manisha untuk merebut hati Ray dan Manisha. Tetapi yang saya dapatkan adalah Manisha cukup meminta dengan manis dan Ray serta semua orang lain (kecuali Risha) akan menuruti kehendaknya.

Ada begitu banyak hal yang saya pertanyakan dari buku ini sehingga saya jadi bingung sendiri. Buku dengan ketebalan 160 halaman ini saya selesaikan dalam waktu 5 jam (jauh lebih lama dari buku-buku berhalaman 300an) karena tiap sebentar saya berhenti mempertanyakan hal yang saya baca.

Karakter-karakter yang dangkal, plot yang unik tapi kurang digali adalah kelemahan besar buku ini. Sementara yang saya harapkan mengenai Palembang juga tidak terkabul. Setelah membaca buku ini pengetahuan saya tentang Palembang hanya bertambah sejauh mall PTC dan Palembang Squre Mall.

Saya  berharap seandainya buku ini lebih dikembangkan lagi. Semua bumbunya telah ada untuk membuat buku ini menarik, tetapi pengembangan karakter dan plotnya sungguh mengecewakan....


Untuk RC :
1. Lucky No. 14 RC (Freebies Time)
2. New Author RC

Saturday, January 11, 2014

Pink Project by Retni SB

Judul            : Pink Project
Pengarang    : Retni SB
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama
ISBN           : 9789792247718
Tahun           : 2009
Halaman       : 264  
Rating           : 3,5 of 5 stars   

Sinopsis :

Puti Ranin berang sekali ketika Sangga Lazuardi menyerangnya di ruang publik, di koran. Sangga mengejeknya sebagai katak dalam tempurung yang mencoba berceloteh tentang dunia! karena berani memberi penilaian terhadap lukisan tanpa pengetahuan yang memadai.

Bah! Dia memang awam dalam soal seni, seni lukis khususnya, tapi apakah itu berarti dia tidak boleh mengapresiasi sebuah karya? Dan baginya, lukisan Pring menyentuh kalbunya. Sangga Lazuardi sangat pongah. Kesombongan lelaki itu membuat Puti mati-matian membela dan mengagumi Pring, pelukis yang dicela Sangga.

Namun yang tidak dimengertinya... Sangga Lazuardi selalu muncul dalam setiap langkah hidupnya.... Bagai siluman, Sangga selalu muncul di mana pun dirinya berada. Apa yang diinginkan lelaki yang telah menghinanya habis-habisan itu?

Puti Ranin bukanlah ahli lukisan. Tapi ia suka mengunjungi pameran-pameran lukisan untuk menikmatinya dan sekedar melepaskan diri dari rutinitas kesehariannya. Ketika ia melihat lukisan Pring yang berjudul “Kucari Dirimu” Puti merasa tersentuh. Ia seperti dapat merasakan emosi yang dalam dari lukisan tersebut.

Puti kemudian membuat sebuah artikel mengenai lukisan tersebut dan mengirimnya ke koran. Artikel tersebut kemudian diterbitkan. Tidak berapa lama Sangga Lazuardi membalas artikel Puti tersebut. menyebut Puti sebagai “katak dalam tempurung yang mencoba mengoceh tentang dunia”.

Spontan Puti murka. Emang salah kalau ia menyampaikan apa yang dirasakannya terhadap lukisan tersebut walaupun tidak punya ilmu di bidang seni rupa?

Dan saat ada kesempatan untuk bertemu dengan Sangga Lazuardi, Puti langsung mengambilnya. Dan ternyata dugaannya benar. Laki-laki itu adalah makhluk angkuh dan sombong. Dan ketika Puti mulai jatuh cinta kepada Pring, apakah keberadaan Sangga di sekitarnya adalah sebagai teman atau penghalang?

Yang pertama menarik saya untuk membeli buku  ini adalah harganya yang lumayan murah saat itu karena lagi diskon yaitu 10rb. Dan kemudian adalah covernya. Setengah halaman di dominasi oleh warna hot pink dan setengahnya lagi diisi dengan lukisan bunga yang cantik. Setelah itu baru saya membaca sinopsis dibelakang buku. Dan menemukan alasan kedua yang membuat saya membeli buku ini.

Alasan tersebut adalah nama tokoh perempuannya, Puti, yang kalau di Minang adalah sebuah gelar kebangsawanan. Walaupun saya jarang menemukan orang bernama Puti di daerah saya kecuali  mereka adalah keturunan bangsawan atau di anugerahi gelar tersebut melalui acara adat. Keterangan mengenai gelar Puti ini bisa dicek di wikipedia.

Saya jadi berpikir, apakah Puti ini keturunan Minang? Dan sampai selesai membaca buku ini satu-satunya hal mengenai Minang yang saya temui adalah Ina, sahabat Puti, yang “didandani model Padang” pada resepsi pernikahannya. Sedikit kecewa sih... :(

Kebetulan ngomong soal Ina, dia adalah tokoh yang paling tidak saya sukai di buku ini. Dari seorang yang digambarkan selalu menggunakan akal sehatnya, bagaimana mungkin ia bisa berubah sampai 180 derajat begitu? Jatuh cinta dengan begitu mudahnya, memutuskan pertunangan dengan Nico dan bahkan merusak persahabatannya dengan Puti. Dan kemudian dengan santainya kembali bertunangan dengan Nico. Tokoh yang satu ini sangat tidak masuk akal bagi saya.

Hubungan benci-cinta yang menjadi inti cerita  ini sebenarnya sudah sering saya baca. Tetapi ga pernah bosan, apalagi kalau penulis pintar memainkan perasaan pembacanya. Puti yang biasanya humoris berubah jutek kalau sudah berhubungan dengan Sangga, sementara Sangga yang awalnya sombong berusaha mendekati Puti dengan baik-baik.

Saya bisa merasakan chemistry antara Puti dan Sangga dan sedikit heran dengan plot melingkar  yang diberikan penulis sehingga kedua tokoh ini bisa bersama. Mengapa bukan Pring yang mempunyai rencana menjodohkan Puti dan Sangga? Ini terasa lebih masuk akal bagi saya, apalagi porsi Puti – Sangga emang lebih banyak di buku ini sementara Pring hanya sekedar nama.

Tapi secara keseluruhan saya cukup menikmati buku ini dan suka dengan cara penulisan dan gaya bahasa mbak Retni SB.


Untuk RC :
1. Lucky No. 14 (Bargain All The Way)
2. New Author RC