Sunday, July 5, 2015

Before Us by Robin Wijaya




Judul                     : Before Us
Penulis                 : Robin Wijaya
Penerbit               : GagasMedia
Tahun                   : 2012
ISBN                    : 9797805409
Halaman              : 304     
Rating                  : 2 of 5 stars


Alhamdulillah, Gagasmedia lagi bagi-bagi ebook gratis untuk merayakan ultahnya yang ke 12 tahun. Buku ini merupakan salah satu ebook gratis yang dibagikan.

Tidak seperti biasanya, saya nggak nyari-nyari referensi dulu tentang buku ini. Namanya juga juga gratis bok, sambar dulu baru cari tahu belakangan! Hehehehe

Baru baca halaman-halaman awal ada adegan pertengkaran antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang topiknya adalah mengenai kepulangan suami si perempuan dari rumah sakit. Saya kutip dikit percakapannya ya:

Cowok: “Aku tidak berada di sini saat keputusan itu diambil”
Cewek: “Apa kami perlu minta pendapatmu dulu?”
Cowok: “Ya. Aku berhak.”
Cewek: “Aku istrinya.”
Cowok: “Aku sahabatnya. Orang yang tahu banyak tentang Radith.”
Cewek: “Sahabat?”

NENG...NONG...NENG...NONG... gaydar saya langsung berbunyi nyaring mengalahkan sirene mobil pemadam kebakaran.


Dan, barulah saya menuju goodreads untuk mencaritahu tentang buku ini. Ternyata firasat saya tidak salah.

Buku ini bercerita mengenai Agil yang setelah bertahun-tahun lamanya bertemu kembali dengan Radith, sahabatnya dari SMA yang baru kembali dari Korea. Sudah lama mereka tidak berkomunikasi, semenjak Radith memutuskan mengejar karirnya di negeri ginseng itu.

Ada kisah diantara mereka. Kisah terlarang yang membuat mereka harus menutupinya dengan rapat agar tidak diketahui oleh siapapun juga.

Tapi sekarang Agil sudah tidak sendirian lagi. Ada seorang tunangan yang berdiri disampingnya dan sebuah pernikahan yang harus disiapkan.

Hanya saja, pertemuan kembali itu membuat gejolak perasaan diantara Agil dan Radith kembali muncul. Dengan sembunyi-sembunyi Agil berusaha mencuri waktu agar bisa bersama Radith tanpa menimbulkan kecurigaan Ranti, tunangannya.

Tetapi kisah mereka kembali terputus. Radith berlalu bersama Winnie dan Agil akhirnya menikah dengan Ranti.

Apakah kisah mereka akhirnya selesai begitu saja?

Tidak. Karena beberapa tahun kemudian Radith kembali muncul. Kali ini ia siap meninggalkan segalanya demi Agil, agar bisa terus bersama dengan lelaki itu.

Tapi bagaimana dengan Agil? Bisakah ia meninggalkan Ranti yang juga dicintainya dan Melanie, buah hati mereka?

Genre LGBT bukanlah hal yang baru bagi saya. Ada masa dimana saya sangat ingin tahu mengenai genre ini. Saya melahap banyak buku mengenai genre ini, mulai dari yang cheesy banget sampe ke yang cukup serius.

Tetapi genre ini sudah lama saya tinggalkan, karena kepuasan membaca novel romance antar sesama jenis ini tidak sebanding dengan kepuasan saya membaca romance antara pria dan wanita. Jauh sekali perbandingannya...

Jadi ketika New Author Reading Challenge yang diadakan oleh Ren memberikan tantangan tambahan tahun ini yaitu membaca Genre 101 dimana salah satunya adalah mengenai LGBT, saya cukup bingung juga mau membaca apa. Sebenarnya tinggal request di netgalley.com aja saya bisa mendapatkan banyak novel LGBT. Tapi ya itu, saya nggak tertarik.

Jadi ketika saya tahu novel ini bercerita mengenai cinta sesama jenis, saya lumayan ragu juga buat membacanya. Apalagi masih ada 3 ebook Gagas yang saya download hari itu (dan hari ini nambah 4 ebook lagi. Thank you so much GagasMedia!). Tetapi setelah membaca review-review di goodreads dan mengintip ending buku ini (iyaaa... saya emang nggak pantang spoiler!) akhirnya saya putuskan juga membaca buku ini.

Well, saya baca buku ini dari abis Isya sampe lewat tengah malam. Nggak ingat kalau hanya beberapa jam lagi udah mau sahuran.

Dari segi cover sudah tidak diragukan lagi, Gagasmedia memang juaranya. Saya suka kombinasi warnanya yang lembut dan simbol cincin dengan berlian yang terlepas seolah menyatakan sebuah hubungan yang retak. Sebelum kehebohan "rainbow" belakangan ini saya mungkin bakal komen simbol cincin berlian itu menceritakan retaknya hubungan Agil dan Ranti. Tapi sepertinya tidak ya :(

Saya setuju dengan kebanyakan pendapat bahwa buku ini ditulis dengan bahasa yang sangat baik, memikat pembacanya untuk terus membaca. Ceritanya tidak terlalu berat dan hubungan antara Agil dan Radith diceritakan dengan halus tetapi dengan makna yang jelas.

Cerita disajikan secara flashback atau maju mundur. Urutan waktunya cukup jelas sehingga tidak membuat kita bingung.

Sebenarnya saya tidak bisa menemukan emosi yang mendalam antara Agil dan Radith. Keduanya memang tidak terang-terangan menyatakan cinta, hanya menunjukkannya melalui sentuhan tangan atau pandangan mata. Tapi dari hal-hal itupun saya tidak merasakan perasaan mendalam itu. Apalagi tiap sebentar mereka berpisah. Dan saat berpisah sepertinya Agil dengan mudah mengalihkan perhatiannya kembali kepada Ranti. Yang katanya benar-benar ia cintai.

Puncak konfliknya adalah ketika Radith meminta Agil meninggalkan Ranti demi dirinya. Disini Agil menghadapi dilema. Keduanya sama dicintai, apalagi bersama Ranti ia memiliki seorang putri yang dicintainya. Ketika Agil membuat pilihan, saya merasa bahwa ia tidak terlalu kesulitan membuat pilihan tersebut.

Dan entah kenapa saya merasa bahwa Agil bukanlah purely gay. Tidak ada tanda-tanda ketertarikannya kepada lelaki selain selama berpisah dengan Radith. Ia cukup puas dengan cintanya kepada Ranti.

Secara keseluruhan cerita ini lumayanlah menurut saya. Kisah cintanya tidak dramatis atau bikin gregetan, tetapi walaupun begitu cara penulisan yang elok dari penulis membuat kita tidak berniat berhenti ditengah jalan.

Kalaupun ada yang bikin gregetan adalah penggunaan bahasa Inggrisnya yang lumayan banyak di buku ini. Dan lumayan banyak juga tiponya. Saya punya feeling seakan-akan kalimat awalnya adalah kalimat berbahasa Indonesia yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris. Itu feeling saya aja yaaa... :)

Yang paling saya ingat itu adalah penggunaan kata “cheat behind me” yang kalau diartikan lurus yaitu “selingkuh dibelakangku” sementara pemakaian kata yang sering saya dengar adalah “cheat on me” yang memiliki pengertian yang sama juga.

Nah, segitu aja dulu review saya tentang buku ini. Tidak perlulah saya menyinggung gaya hidup Agil dan Ranti sebelum mereka menikah. Pergi liburan berdua, pesan cottage bersama dan ujung-ujungnya seranjang berdua. Yaelah anak-anak, ngapain juga mesti tunangan setahun dulu. Langsung nikah aja napa?

Oke...Oke... sebaiknya saya hentikan saja sebelum mengomel panjang.

Mau baca buku yang mana lagi yaaa.... *gosoktangan*