Judul : The Lottie project (Buku Harian Lottie)
Pengarang : Jacqueline Wilson
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2006
ISBN : 979-22-1789-4
Halaman : 274
Rating : 4 of 5 stars
Charlotte Enright lebih dikenal
dengan nama Charlie buat teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Tapi kemudian
guru baru datang ke kelasnya. Miss Beckworth, guru baru yang nekad memanggilnya
Charlotte, tidak sama dengan guru-guru baru lain yang pernah ditemui Charlie.
Biasanya para guru baru tersebut
bersikap tegas pada minggu-minggu pertama mengajar mereka dan kemudian mulai
melunak sehingga Charlie bisa bertingkah seenaknya. Tapi tidak begitu dengan
Miss Beckworth. Mungkin itu ada hubungannya dengan umurnya yang lebih tua,
pakaiannya yang resmi dan juga wajahnya yang jarang tersenyum
Bagi Miss Beckworth hukum yang
berlaku di kelas adalah hukumnya. Jadi ketika Charlie mencoba-coba mengecoh
Miss Beckworth agar menuruti kehendak Charlie, ujung-ujungnya selalu gagal.
Yang paling mengesalkan adalah
ketika Miss Beckworth mengatur susunan tempat duduk sehingga Charlie harus
bersebelahan dengan James Edwards, anak pintar kesayangan guru yang selalu
membuatnya jengkel. Emang ada orang yang
selalu tunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan guru?
Permasalahan Charlie disekolah
ditambah pula dengan permasalahan di rumah. Jo, ibu Charlie, kehilangan
pekerjaannya sebagai manajer penjualan karena perusahaan tempatnya bekerja
tutup. Jo akhirnya harus bekerja sebagai
cleaning service di sebuah mall di pagi hari dan sebagai pengasuh anak di siang
dan sore hari. Dan yang membuat Charlie semakin cemas, Jo mulai berdandan hanya
untuk pergi ke rumah tempat ia mengasuh anak.
Ketika diberi tugas mengenai
zaman Victoria, Charlie memutuskan membuat sebuah diari yang ditulis oleh
Lottie, gadis pelayan yang hidup di zaman Victoria. Sebagian besar isi diari
ini sebenarnya adalah hal-hal yang dilalui oleh Charlie sendiri.
Ini buku kedua Jacquelin Wilson
yang saya baca. Suka banget baca buku ini karena Charlie anak yang pemberani,
sedikit judes dan bandel tapi juga baik hati. Dan ia masih berada dimasa anak
perempuan membenci anak laki-laki, walaupun sudah banyak teman-temannya yang
melalui masa ini.
Saya sedikit bertanya-tanya
mengenai kapasitas Jo sebagai orangtua Charlie. Memang Jo adalah orangtua
tunggal yang melahirkan Charlie saat ia sendiri masih di bangku sekolah. Dan ia
juga berjuang sendiri membesarkan Charlie karena kurangnya dukungan dari
orangtua Jo, tapi sifat kanak-kanaknya lebih terasa daripada Charlie. Ada masa
dimana Charlie malah bertindak seperti orangtua Jo.
Ada banyak pelajaran yang disampaikan
penulis di buku ini dan ditulis dengan
kata-kata sederhana yang mudah dicerna oleh anak-anak kita. Belajar untuk
meminta maaf dan memperhatikan kata-kata yang keluar dari mulut kita sehingga tidak
menyakiti orang lain adalah salah satunya.
No comments:
Post a Comment