Saya melihat buku ini sekitar 3 –
4 minggu yang lalu. Ga ingat dimana, mungkin di goodreads saat salah seorang
teman mencentang buku ini untuk dibaca. Yang jelas saya baca dan suka
sinopsisnya, cari ebooknya, masukin ke calibre trus terlupakan. Baru tertarik
lagi saat nyari-nyari buku apalagi yang pengen dibaca terutama romance
kontemporer yang sudah lama tertinggal...
Saat lihat ebook ini juga ga
ingat lagi sinopsisnya, yang jelas suka ama covernya. Terus baca prolognya,
hmmm... ada perang saudara sepertinya. Terus lanjut ke bab 1. Ketemu sama Alli
yang sedang menguping pembicaraan Sam, calon mantan suaminya, dengan putri
mereka Megan.
" Daddy, did you ever love Mommy?"
Ikutan berdebar bersama Alli
menunggu jawaban Sam. Apalagi Alli tahu sebenarnya Sam masih mencintai Tessa,
kakak Alli. Nah, saya dibikin bingung disini. Kalau Sam mencintai Tessa kenapa
menikah dengan Alli? Kemudian saya mendapati bahwa Alli ternyata melakukan the unforgivable sin. Mencuri pacar
kakaknya sendiri!
Saya jadi bimbang. Nerusin baca
buku ini ga ya? Yang paling saya benci dari sebuah cerita adalah pengkhinatan,
perselingkuhan. Apalagi kalau melakukannya kepada saudara sendiri. Sangat,
sangat tidak termaafkan. Dan biasanya yang menjadi tokoh sentral dari cerita
seperti ini adalah si saudara yang dikhianati.
Tapiiii... saya juga ikut
merasakan kepahitan Alli. Selama 9 tahun menikah dengan Sam, tak peduli betapa
kerasnya ia berusaha menjadi istri dan ibu terbaik, ada bagian dari diri Sam
yang tidak akan pernah dimilikinya. Menemukan klipingan dan foto-foto Tessa
dilaci meja kerja Sam akhirnya membuat Alli menyerah. Perpisahan adalah jalan
keluarnya.
Saya jadi penasaran kaan?? Kenapa
Alli yang sepertinya perempuan baik-baik ini merebut pacar kakaknya sendiri?
Dan sepertinya dia dapet ganjarannya deh, tetap tidak bisa memiliki sesuatu
yang paling diinginkannya.
Ini baru bab 1 lho, dan sanggup
memikat saya sedemikan rupa sehingga melupakan kebencian saya terhadap para
pengkhianat seperti Alli. Apalagi ketika mengetahui ada saat-saat Sam membenci
Alli karena dua kali menghancurkan hidupnya. Yang pertama saat merayu Sam yang
sedang mabuk dan kemudian hamil sehingga Sam harus menikahi Alli. Yang kedua
saat dirinya sudah berusaha keras untuk bisa menerima perannya sebagai seorang
ayah dan suami, Alli malah memutuskan untuk bercerai.
Plot cerita bertambah kental saat
Tessa akhirnya pulang ke kota kecil mereka untuk menemui Phoebe, nenek Alli dan
Tessa, yang masuk rumah sakit karena stroke. Dan coba tebak, Tessa masih
mencintai Sam!
Woohoo... saya mesti baca ini
buku. Penasaran banget pengen tahu siapa yang akhirnya dipilih Sam. Tessa-kah,
perempuan yang sudah dicintainya sejak ia berumur 12 tahun, atau Alli, istri yang
tidak diinginkannya tetapi telah menemaninya selama 9 tahun dalam pernikahan
yang bisa dibilang damai dan cukup bahagia?
Saat saya meneruskan membaca buku
ini saya menyadari ada banyak peristiwa yang terjadi yang kemudian berujung
pada malam Alli dan Sam berhubungan intim sehingga menghasilkan Megan.
Mulai dari kecemburuan dan rasa tidak aman Alli terhadap Tessa, nona sempurna, yang mendapatkan lebih banyak perhatian dari orangtuanya dan rasa tersisihnya karena pada saat orangtuanya meninggal dan yang dimilikinya hanyalah Tessa, Tessa malah sibuk membangun dunianya sendiri dengan Sam. Alli tertinggal dibelakang, tidak diundang, bahkan saat Sam membangun rumah pohon untuk Tessa dimana mereka bermimpi dan merencanakan petualangan-petualangan besar untuk menaklukkan dunia.
Well , since I spent most of my time standing on the ground beneath that damn treehouse, I always had to look up to see anything, and when I looked up, I saw you." Her eyes grew watery. "You were my dream, Sam. I wanted so badly to be yours."
Kemudian Sam yang mulai merasa
tersisihkan saat karir modeling Tessa semakin melejit dan waktu yang mereka
miliki semakin sedikit.
Atau Tessa yang merasa aman dalam
pemikirannya bahwa Sam akan selalu ada untuk memuja dan menomorsatukannya.
Di buku ini kita tidak hanya dibawa
melihat suatu permasalahan melalui satu sudut pandang saja. Memang sudut
pandang Alli yang paling utama, tapi kita juga dibawa ke pemikiran Sam dan
Tessa sehingga tahu apa yang mereka rasakan saat itu.
Kita bisa melihat harapan Tessa
yang bangkit saat tahu Alli dan Sam akan bercerai, Sam yang bingung dengan perasaannya
terhadap Tessa dan Alli, atau kerisauan Alli memikirkan seandainya Sam dan
Tessa kembali bersama.
You know, I'm glad she's here. Because you have to find out what you are to each other. Until you do that, we're just going to be circling around her the way we always have, unable to move forward, unable to go back
Tapi pada akhirnya, inti dari
buku ini bukanlah mengenai kisah cinta. Tapi mengenai keluarga dan memaafkan. Tidak
peduli seberapa marahnya dirimu kepada keluargamu, keluarga tetaplah keluarga,
kau tidak bisa tidak mencintai mereka. Atau tidak memaafkan.
Dan bahwa hidup harus maju
kedepan, bukannya bertahan kepada kenangan sehingga kita tidak sadar bahwa
dunia berubah, diri kita berubah dan perasaan kita juga berubah.
Followbacknya Kakak :)
ReplyDeleteasysyifaahs-world.blogspot.com :) Thanks you :)