Judul :
In a Blue Moon
Pengarang :
Ilana Tan
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN :
9786020314624
Tahun :
2015
Halaman :
320
Rating :
2,5 of 5 stars
“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”
Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.
Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah
kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang
dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu.
Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa
mengambil keputusan yang sangat tepat.
Lucas Ford, head chef restoran Ramsey milik keluarga, sama sekali tidak tahu kalau ia sudah ditunangkan oleh kakeknya, Gordon,
dengan cucu perempuan teman Gordon. Bayangkan saja betapa terkejutnya Lucas
saat menerima telepon dari kakeknya untuk datang ke sebuah pesta agar bisa
bertemu dengan tunangannya itu. Tentu saja bagi Lucas pertunangan tersebut
tidak nyata. Mana bisa kakeknya begitu saja memilih calon istri buat Lucas
tanpa persetujuan laki-laki itu? Walaupun sang kakek mengancam menyerahkan
Ramsey kepada keluarganya yang lain.
Kejutan lain yang
menunggu Lucas adalah si calon tunangannya itu sendiri. Sophie Wilson, seorang
ahli patiseri dan pemilik toko kue yang terkenal dengan kelezatan tartletnya.
Lucas mengenal Sophie. Mereka dulu sekolah di SMA
yang sama hingga kemudian Sophie pindah setelah kedua orang tuanya meninggal
karena kecelakaan. Lucas sama sekali tidak bangga dengan perilakunya terhadap
Sophie semasa SMA dulu. Ia menyebabkan Sophie di perolok-olok dan dibully
hanya karena ingin menyelamatkan harga diri sendiri. Setelah pertemuan mereka
kembali ini Lucas melihat sebuah kesempatan untuk meminta maaf kepada Sophie.
Bagi Sophie Wilson sendiri, Lucas adalah kenangan
yang sangat menyakitkan. Walaupun sudah
sepuluh tahun berlalu kenangan atas masa-masa SMAnya masih terasa segar di
ingatan Sophie. Usaha Lucas menemuinya untuk meminta maaf dihadapi Sophie
dengan ketus. Memangnya meminta maaf akan membuat semua yang telah terjadi
hilang begitu saja?
Tetapi yang tidak Sophie duga adalah kegigihan
Lucas untuk meminta maaf. Semakin Lucas datang menemuinya semakin Sophie
melihat perbedaan antara Lucas yang sekarang dengan cowok SMA yang dikenalnya
dulu. Dan Lucas yang selalu mengenalkan Sophie ke semua orang sebagai tunangannya
membuat Sophie sedikit berdebar.
Bisakah Sophie memaafkan Lucas? Lalu bagaimana dengan
Miranda yang sering menemani Lucas kemana-mana, dan mantan pacar Sophie, Adrian,
yang ingin kembali kepada Sophie?
Ini adalah buku pertama Ilana Tan yang saya baca.
Saya sudah mendengar tentang seri 4 musimnya yang tersohor itu, tetapi belum
punya hasrat untuk membacanya. In a Blue Moon ini sendiri menarik minat saya
karena covernya yang sangat eye catching dengan nuansa biru dan gambaran kehangatan toko roti ditengah turunnya salju. Belum
lagi promosi gila-gilaan dari penerbit dan antusiasme penggemarnya membuat saya
jadi ikut penasaran dengan karya Ilana Tan.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan terbit saya
mendapatkan kesempatan membaca buku ini.
Dan...
Yah, begitulah...
Saya cuma bisa menyematkan 2,5 bintang saja untuk
buku ini. Buat yang belum tau itu berarti bagi saya buku ini ada diantara “It’s
Okay” sama “I Like It”.
Saya belum bisa bener-bener bilang suka karena
masih banyak hal-hal mengganggu yang saya rasakan. Hampir sepanjang membaca saya
merasa ceritanya datar saja. Nggak ada permasalahan berarti yang membuat
pembaca nggak sabaran untuk tau gimana kelanjutan cerita.
Nilai plus dari novel ini adalah covernya yang
cantik, bahasa yang mengalir walaupun menggunakan bahasa yang agak formal dan
usaha Lucas yang lumayan gigih untuk membuat Sophie menyukainya. Bahasa formal
bukan merupakan halangan bagi saya untuk membaca sebuah buku selama digunakan
dengan luwes. Dan Ilana Tan mampu melakukannya. Tidak berbunga-bunga memang,
tetapi dengan kesederhanaan yang tetap bisa menyampaikan makna.
Saya semangat banget waktu tahu profesi kedua
tokoh. Sophie punya toko kue dan ahli patiseri
dan Lucas adalah seorang head chef di
restoran ternama milik keluarga. Mengingatkan saya akan seri great chefs-nya Nora Robert dimana tokoh
utama Summer adalah seorang dessert chef
dan Carlo adalah celebrity chef. Di
seri ini Nora Roberts mampu membuat kita menikmati keahlian Summer dan Carlo
tanpa harus membuat mereka menjelaskan langkah-langkah penciptaan kreasi
mereka. Ini membuat profesi kedua tokoh ini terasa 'believable'.
Sementara di novel ini kedua tokoh disibukkan
dengan pesta, pertunjukkan Broadway, modeling, dll sehingga profesi mereka
berdua seperti tempelan saja. Alangkah menariknya kalau passion terhadap
profesi mereka juga digali sebagai pendukung cerita. Apalagi di masa sekarang
ini di mana profesi chef merupakan
profesi yang sangat bergengsi.
Ada beberapa hal yang terasa mengganggu saya saat
membaca buku ini. Salah satunya adalah kebiasaan Sophie berbicara menggunakan
nama lengkap Lucas Ford yang bikin saya gemes. Tidak apa-apa digunakan untuk
sebuah penekanan, tetapi kalau diucapkan dalam percakapan antara dua orang yang
sama-sama mengenal Lucas, rasanya konyol sekali. Malah saat Sophie ngomong ama
diri sendiri tetap manggilnya Lucas Ford...
Oh ya, ada satu hal dari Lucas yang agak
menyebalkan. Ketika mengejar Sophie seharusnya Lucas membatasi hubungannya
dengan Miranda. Apalagi dengan begitu banyak orang mempertanyakan hubungannya
dengan model tersebut. Miranda tidak bisa disalahkan kalau menganggap mereka
mereka memiliki hubungan spesial dengan intensitas pertemuan dan 'kencan' yang
mereka lakukan. Jadi dari sisi yang ini saya merasa Lucas itu sedikit bodoh
karena tidak bisa membaca situasi.
Tidak ada perubahan karakter yang berarti karena
mereka memang sudah mapan dengan diri sendiri. Tidak apa-apa... bukan masalah
besar, karena Lucas yang muncul dari awal sampai akhir merupakan karakter
paling manis yang ada di buku ini. Sophie sendiri juga sosok yang mudah disukai
walaupun kebenciannya pada Lucas terasa agak ‘angin-anginan’. Sophie bukan
tokoh lebay yang setiap ada masalah langsung kabur melarikan diri, dan Lucas
juga bukan sosok alpha man yang
merasa sikapnya tidak boleh dipertanyakan. Selain itu adapula tokoh-tokoh
pendukung seperti Nik yang juga saya suka.
Dari segi cerita sendiri tidak ada moment yang
dramatis, hanya riak-riak kecil yang bisa diselesaikan dengan cepat. Untuk hal
ini kita bisa ucapkan terimakasih atas kematangan sifat Lucas dan Sophie.
Tapiiiii... apalah romance tanpa drama
(asal jangan sedramatis sinetron)?
Dan karena hal inilah saya merasa novel ini agak datar.
Tidak ada ‘intense moment’ yang
membuat saya berdebar dan membalik halaman dengan penasaran. Bawaannya dari
awal membaca sampai akhir lempeng melulu. Yah, ada juga sih sedikit senyum
dengan pernyataan ‘tunangan saya’ yang terus menerus dilontarkan Lucas.
Malah buku ini sempat juga saya ‘selingkuhi’
dengan Denting Lara-nya K. Fischer yang manis menggigit. Yang tokohnya,
walaupun jauh lebih muda dari Sophie, tetapi sama matangnya.
Segitu dulu review saya, semoga lain kali lebih
berjodoh dengan karya-karya Ilana Tan :)
No comments:
Post a Comment