- Judul : Can't Buy Me Love
- Pengarang : Maggie Marr
- Penerbit : NLA Digital Liaison Platform
- ISBN : 9781620510117
- Halaman : 144
- Tanggal Terbit : 28 Maret 2012
Tema bos dan
sekretaris/asisten/partner merupakan salah satu favorit saya. Yang penting dua-duanya
sama-sama lajang, jadi ga ada tuh yang namanya si bos mencampakkan istrinya
demi sekretaris yang lebih muda. Hehehehe...
Nah, buku ini bercerita mengenai
Meg yang sudah menjadi asisten Cole Jackson selama 3 tahun. Itu prestasi yang
tidak mudah diraih karena biasanya asisten Cole hanya tahan bekerja selama 6
bulan sebelum memutuskan berhenti.
Tapi tentu saja Meg tidak puas
hanya menjadi asisten. Walaupun banyak yang meminangnya untuk pindah
perusahaan, tapi Meg tetap setia kepada Cole. Jadi ketika Cole mempercayakan
sebuah akuisisi perusahaan kepadanya Meg langsung kerja keras. Tapi ternyata
pada saat-saat terakhir pemilik perusahaan yang mereka ambil alih menolak untuk
menjual perusahaannya.
Akhirnya Cole-pun turun tangan. Ia
langsung membawa Meg ke Costa Rica dimana Morton, si pemilik perusahaan yang
mereka incar sedang berlibur bersama istrinya. Morton dan istrinya menyangka
kalau Meg dan Cole itu pasangan. Jadi untuk memuluskan bisnis mereka, akhirnya
Cole dan Meg berpura-pura sebagai pasangan.
Sebenarnya Meg sudah jatuh cinta
kepada Cole sejak pertama bertemu. Klise emang, hehehe...
Tapi karena belajar dari
pengalaman hidup ibunya yang selalu jatuh cinta kepada atasannya dan kemudian
ditinggalkan begitu saja, Meg berusaha menyembunyikan perasaannya. Sedangkan Cole
sendiri juga sebenarnya sudah jatuh cinta kepada Meg walaupun awal-awalnya dia
sendiri ga sadar.
Ketika pada akhirnya mereka
menjadi pasangan sesungguhnya, hantu-hantu dari masalalu selalu membayangi
mereka dan menjadi penghambat dalam mencapai kebahagiaan mereka berdua.
Walaupun tema cerita ini sudah
sangat banyak ditulis oleh para pengarang roman/Harlequin, tapi membaca buku
ini tetap saja terasa bedanya. Mungkin karena setiap penulis punya ciri khas
masing-masing kali ya.
Yang enaknya dari buku ini, sudut
pandang kedua tokoh diceritakan. Jadi saat ada suatu kejadian, kita bisa tahu
gimana pikiran dan perasaan Meg dan Cole pada saat itu. Walaupun awalnya kita
kesel sama Meg atau Cole atas suatu keputusan yang mereka buat, akhirnya toh
kita bisa nerima karena pemikiran mereka dijelaskan.
Tapi tetep kesal tuh, saat Cole
menuduh Meg berkhianat hanya karena info ga jelas.
Kenapa ya di buku-buku seperti
ini tokoh cowok lebih dipuja walaupun banyak sifat dan perbuatannya yang bikin
pembaca (wanita) keki setengah mati???
No comments:
Post a Comment