Thursday, January 22, 2015

The Whispering Skull (Tengkorak Berbisik) by Jonathan Stroud






Judul                     : The Whispering Skull (Tengkorak Berbisik)
Pengarang          : Jonathan Stroud
Penerbit              : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun                   : 2015
ISBN                      : 9786020310121
Halaman              : 488
Rating                   : 4 of 5 stars


Sinopsis

Hantu dan arwah gentayangan, waspadalah! Lockwood & Co. beraksi kembali.

Lockwood & Co. makin sibuk. Lucy dan George berusaha memecahkan misteri tengkorak bisa bicara yang terkurung dalam wadah-hantu, sementara Lockwood mencari kasus-kasus baru yang seru.

Lalu mereka dihubungi untuk menyelidiki makam dokter kejam yang hidup pada zaman Victoria. Seperti biasa, segalanya jadi kacau---ada hantu mengerikan yang terlepas dan benda berbahaya yang hilang karena dicuri dari peti mati. Lockwood & Co. harus menemukan benda itu sebelum kekuatannya digunakan, tapi mereka harus berpacu dengan waktu.

Dan yang membuat keadaan makin gawat, si tengkorak dalam wadah-hantu mendadak bergerak...


Review

Sejak berhasil menuntaskan kasus Undakan Menjerit Lockwood & Co. tidak pernah sepi order. Ada saja kasus yang harus mereka tangani, walaupun tingkat penyelesaian kasus mereka mungkin sedikit emmm… meragukan. Kadang sukses, terkadang gagal. Ditambah lagi persaingan yang cukup ketat dengan kantor agensi lain, seperti agensi Fittes yang seolah membuntuti Lockwood dan kawan-kawan kemana saja.


Pada suatu hari kantor Lockwood & Co kedatangan dua orang tamu yaitu Mr. Paul Sanders dan Mr. Albert Joplin, pemilik perusahaan yang membersihkan area pemakaman yang dicurigai berhantu. Keduanya sedang melakukan pembersihan di area pemakaman Kensal Green saat mereka menemukan sebuah kuburan yang tidak terdaftar. Setelah diselidiki ternyata kuburan tersebut adalah kuburan Edmund Bickerstaff, seorang dokter di jaman Victoria yang memiliki kebiasaan membongkar kuburan dan kematiannya menimbulkan horror diantara penduduk jaman tersebut. Lockwood dan teman-teman diminta untuk membantu Mr. Sanders dan Mr. Joplin membongkar kuburan tersebut dan menetralkannya.

Yang mengherankan bagi Lockwood, Lucy dan George, peti mati Bickerstaff terbuat dari besi, yang biasanya digunakan untuk menahan roh halus atau benda gaib. Pertanyaannya, kenapa Bickerstaff yang mati ratusan tahun yang lalu dikuburkan dalam peti besi sementara wabah hantu baru merebak lima puluh tahun yang lalu?

Dan ketegangan semakin meningkat ketika cermin antik yang ada di genggaman tangan mayat Bickerstaff tiba-tiba dicuri orang dan meninggalkan jejak kematian dimana-mana. Lockwood & Co harus mendapatkan cermin itu kembali sebelum jatuh korban lebih banyak, atau didahului oleh regu Quill Kipps dari Fittes Agency yang merupakan saingan berat Lockwood & Co.


Sekali lagi Jonathan Stroud membuktikan kepiawaiannya dalam menjalin cerita.

Petualangan Lockwood, Lucy dan George masih sama menegangkan seperti pada buku terdahulu. Perselisihan-perselisihan diantara tokoh-tokoh kita ini malah lebih menggambarkan kedekatan mereka. Semua persoalan mereka bahas dan selesaikan sambil minum teh atau makan malam.

Selain itu sedikit demi sedikit karakter para tokoh kita semakin dikupas. Lockwood dengan rahasianya yang tersembunyi dalam sikap yang anggun tanpa cela, Lucy yang semakin percaya diri dengan kesuksesan yang mereka raih tetapi tetap merasa tergelitik untuk mengungkap rahasia Lockwood dan George yang semakin tenggelam dalam obsesinya untuk mengetahui rahasia dunia lain.

Ditambah lagi dengan si tengkorak dalam wadah hantu yang membisikkan petunjuk-petunjuk yang benar tapi dilengkapi dengan perangkap kematian, membuat Lucy mempertanyakan dirinya sendiri dan orang-orang didekatnya.

Stroud juga telah memasukkan beberapa landasan yang akan menjadi topik cerita berikutnya. Bagaimana latar belakang Lockwood sebenarnya? Apa itu Orpheus Society dan apa peranan Penelope Fittes didalamnya?

Dan saya tetap memiliki keyakinan bahwa Marissa Fittes memiliki hubungan dengan awal mula merebaknya wabah hantu!

Kalaupun ada yang hilang (atau berkurang) dari buku ini adalah… kesan horornya!

Kalau Undakan Menjerit membuat saya merinding, maka buku ini membuat saya bersemangat. Itu disebabkan karena aura horror di Undakan Menjerit jauh lebih kental sementara di buku ini lebih banyak petualangan yang menegangkan.

Kesan horror di Undakan Menjerit bahkan sudah dimulai dari kovernya. Demi keamanan jiwa saya, saya terpaksa menyatukan cover dalam gadis yang duduk di kuda mainan dengan cover luar yang berupa lubang kunci. Sementara kover buku ini tidak menimbulkan efek apa-apa bagi saya.

Para hantu di buku pertama juga lebih menyeramkan, karena ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi dan melayang-layang mengejar para manusia yang masih berani berada diluar rumah setelah malam tiba. Masih terbayang dalam ingatan adegan Lockwood & Co yang terkunci di kamar berdarah di buku satu.

Sementara di Tengkorak Berbisik ini, sikap sinis dan penuh hasutan si tengkorak malah menghilangkan
efek seram tersebut.

Tapi sepertinya itu akan menjadi keuntungan bagi saya, karena saya bener-bener ga tahan membaca, menonton, atau mendengarkan segala sesuatu yang berbau horror!

Seri ini pun saya baca hanya karena penulisnya adalah Jonathan Stroud, dan rasanya bakal lama sekali sebelum saya memikirkan untuk membaca buku bergenre horror.

Well, mungkin sampai seri Lockwood & Co ketiga terbit :)

No comments:

Post a Comment