Tuesday, June 28, 2016

Cinta Ada Di Sini by Sha Ibrahim




Judul           : Ada Cinta Di Sini
Pengarang  : Sha Ibrahim
Penerbit     : Kaki Novel
Tahun          : 2014
ISBN           : 9789670448848
Halaman     : 1299
Rating         : 2 of 5 stars



Kepulangannya ke pangkuan daddy dan abang-abangnya setelah 10 tahun terpisah membuatkan perasaannya tidak menentu. Kerana amanat yang ditinggalkan oleh arwah mummynya menyebabkan dia terpaksa menagih semula kasih yang telah lama tidak disemai.

Edlynn Jasmin, namanya cukup indah bersesuaian dengan wajahnya yang begitu jelita. Berdarah kacukan Melayu-Inggeris-Cina dan sentiasa kelihatan 'stylo' kepada sesiapa sahaja yang melihatnya. Seorang gadis yang begitu obses dengan fesyen dan dunia tarian. Namun segala-galanya harus dilupakan setelah dia menjejakkan kaki ke villa mewah milik daddynya. Dia harus mengubah penampilan yang selama ini menjadi darah dagingnya. Semuanya gara-gara dia ingin menjadi individu yang berbeza. Tujuannya ke villa itu hanya satu. Ingin menagih semula kasih yang sudah lama dia dambakan.

Di villa mewah itu, misinya bermula. Dia cuba menagih semula kasih sayang dari daddy serta dua orang abangnya. Namun apa yang diharapkan tidaklah seindah seperti apa yang dia bayangkan. Kehadirannya di situ seakan-akan tidak diperlukan. Malah kewujudannya seperti langsung tidak diendahkan. Jelas dia memang dipulaukan oleh keluarga kandung sendiri.

Lama-kelamaan hati Edlynn mula berbelah-bahagi. Dia mula goyah. Amanat mummnynya sedikit demi sedikit semakin dia dilupakan. Buat apa dia mengejar pada yang tidak sudi? Kenapa pula dia harus berubah semata-mata untuk insan yang langsung tidak menghargai dirinya? Sudah tiba masanya untuk dia tunjuk siapa dirinya yang sebenar. Biar semua terkejut. Biar semua makan hati. Dia bukan gadis lemah yang hanya mampu menelan apa saja perkara yang menghiris perasaannya.

Mampukah Edlynn untuk berada di dalam villa itu? Apakah rahsia sebenar yang menyebabkan daddy dan mummynya terpisah? Adakah Maria mampu menjadi sebahagian daripada hidupnya walaupun dengan jelas wanita itu sangat membenci dirinya? Semuanya akan terjawab dalam 'CINTA ADA DI SINI'.
 




Edlynn Jasmine untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Kuala Lumpur setelah sebelumnya tinggal di Johor. Tujuannya datang ke KL adalah untuk berkumpul kembali dengan ayahnya, Tuan Firdause, dan kedua kakak kembarnya, Adam dan Asyraff. Alangkah sedih hatinya ketika ia mendarat di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) dan hanya dijemput oleh seorang pembantu dan seorang bodyguard. Edlynn mengharapkan sambutan yang meriah dari ayah dan abang-abangnya karena sudah sepuluh tahun berlalu sejak mereka terakhir bertemu. Apalagi hanya merekalah keluarga yang masih dimiliki Edlynn sejak mummy-nya meninggal dunia beberapa bulan yang lalu.

Sambutan yang didapatkan sejak tinggal di villa ayahnya adalah sikap dingin ayahnya dan kekasaran Adam dan Asyraff yang dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak punya adik. Edlynn merasa bingung dengan sikap mereka. Sewaktu ibunya masih hidup beliau selalu menyatakan kerinduannya kepada suami dan anak-anaknya. Tetapi, kenapa semua orang di villa tersebut begitu membenci ibunya?

"Macam ni sajalah, aku tak tahu kenapa daddy suruh kau datang sini, tapi apa yang aku tahu, aku dengan Asyraff tak pernah ada adik, kami tak pernah ada adik yang namanya apa tadi...Yes! Edlynn, nama dah moden tapi orangnya tak adalah moden mana pun,"

Demi mematuhi wasiat ibunya agar Edlynn selalu berada di dekat ayah dan abangnya dan tidak pernah meninggalkan mereka, ia menabahkan hatinya menghadapi perlakuan-perlakuan yang menyakitkan hatinya. Dicobanya meraih kasih sayang ayah dan kakaknya, tapi terlalu sulit untuk dilakukan. Ditambah dengan kehadiran Maria, tunangan ayahnya, yang bersikap seperti nyonya besar di rumah tersebut dan putrinya Sofia yang diperlakukan Adam dan Asyraff seperti seorang adik lebih daripada Edlynn.

Sampai sejauh mana Edlynn bisa bertahan? Apalagi dengan sifat dasarnya yang begitu sulit dikontrol, yang selalu disembunyikannya dari keluarganya. Akankan tiba masa dimana Edlynn juga tidak akan menganggap keluarganya sama seperti mereka tidak menganggap Edlynn?


Ketika kakak saya pulang dari kampung dan menyodorkan buku ini saya sangat excited untuk membacanya. Saya memang belum pernah membaca karya-karya Sha Ibrahim, tetapi saya sudah menonton Sha & Shah, drama seri yang diadaptasi dari buku karya Sha Ibrahim dengan judul yang sama. Dan saya sangat sangat menyukai drama tersebut. Jadi ketika mulai membaca buku dengan cover yang cantik ini saya memiliki ekspektasi yang cukup tinggi dan keyakinan bakal menyukai buku ini.

Dan ya... Di 250 halaman pertama saya mengira ekspektasi tersebut akan terpenuhi. Karakter Edlynn yang pada awalnya saya sangka adalah gadis kampung pemalu ternyata sangat jauh dari dugaan. Ia gadis yang pemberani, berterus terang, sangat emosional, susah mengontrol amarah dan secara keseluruhan bisa dibilang tomboy. Saya menikmati perjumpaan Edlynn dan Ikmal dan celotehan Edlynn yang bisa membuat wajah Ikmal memerah menahan malu dan geram.

"Tak apa bang! Saya okey! Tengok muka abang yang handsome gila makin buat saya okey, bang."

Saya juga merasa penasaran dengan apa yang terjadi sepuluh tahun yang lalu yang menyebabkan kelurga Edlynn tercerai berai. Ada beberapa petunjuk yang diberikan sehingga kita bisa membuat beberapa dugaan, tetapi tetap masih terasa samar yang membawa pada rasa penasaran. Apalagi sepertinya para secondary characters juga akan mendapatkan porsi cerita tersendiri, sehingga saya sempat berpikir, "Ohhh, mungkin itu sebabnya buku ini begitu tebal."

Dan kemudian saya lanjut membaca... 400 halaman... 500 halaman... 600 halaman... Dan otak saya menjerit-jerit, "What the hell is going on here!?"

Karena tidak ada yang terjadi di sepanjang halaman tersebut.

Yang ada hanya adegan-adegan yang diulang berkali-kali. Edlynn membangkang pada ayahnya. Bertengkar dengan Adam, Asyraff, Sofia, Samuel, Maria. Edlynn bermanja pada pacarnya Ikmal, dan kemudian bertengkar, lalu berbaikan. Atau keluhan terus menerus dari Edlynn yang merasa sudah melakukan yang paling maksimal dalam meraih kasih sayang keluarganya. Dan ketika ia gagal, Edlynn merasa sah-sah saja membenci dan bersikap kasar kepada keluarganya. Dan siklus ini berulang berulang berulang selama 700 halaman. Dan setelah hanya tersisa sekitar 300 halaman menuju akhir, ceritanya kemudian melaju secepat Ducati Evo 8 milik Edlynn.

Karakter Edlynn yang awalnya menarik malah akhirnya menjadi sangat menyebalkan. Karakter Edlynn sama sekali tidak berkembang. Dari awal hingga akhir ia tetap sama. Emosional dan tidak mampu mengontrol amarah.

Saya mengharapkan Ikmal mampu merubah sifat Edlynn menjadi lebih baik. Bagaimanapun ia digambarkan sebagai lelaki dewasa yang tenang dan tegas dan seharusnya mampu mengontrol Edlynn yang sembilan tahun lebih muda daripada dirinya. Tetapi yang saya dapati malah Ikmal yang jadi bersifat kekanak-kanakan, seperti Edlynn yang memang baru berusia sembilan belas tahun.

Cerita tambahan untuk para karakter pendamping seperti kisah Adam - Nurul Iman atau Asyraff - Intan, sama sekali tidak saya dapatkan. Kisah kedua pasangan ini hanya mendapatkan secuil porsi yang tidak memuaskan. Dari 1200an halaman, paling tidak kisah mereka ada ada 4-5% saja (dan ini angka yang saya berikan dengan sangat murah hati). Alangkah baiknya, pengulang-pengulangan scene Edlynn yang membosankan itu diganti dengan plot tambahan untuk mereka-mereka ini. Malahan kisah ayah mereka, Firdaus dengan ibu angkat mereka, Safi mengambil porsi yang lebih banyak dari Adam dan Asyraff. Belum lagi banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab mengenai peristiwa sepuluh tahun yang lalu.

<Spoiler, blok paragraf untuk membaca isinya> Diceritakan kalau Maria dan Irfan yang bertanggung jawab akan peristiwa tertangkap basahnya Kaseh (ibu Edlynn) dengan seorang ustadz sedang berduaan di kamar. Pertanyaan saya, bagaimana caranya Maria merancang agar peristiwa ini terjadi? Apa alasannya si ustadz sampai berada di kamar tidur Kaseh? Apakah Irfan ikut serta dalam rancangan ini karena Maria tahu ia memperkosa Kaseh, ataukah peristiwa perkosaan itu termasuk rencana mereka berdua? (blo?

Ahh... seandainya ada sedikit flashback ke peristiwa sepuluh tahun yang lalu itu, mungkin lembaran-lembaran kertas di novel ini bisa digunakan dengan lebih layak. Begitu banyak pertanyaan yang tak terjawab dengan penyelesaian masalah yang cukup membuat saya mengernyitkan dahi. Apakah hanya pemberian maaf saja yang perlu diberikan sementara banyak peristiwa kriminal yang terjadi? Apa gunanya hukum kalau begitu?

Sejujurnya saja, kalau ada yang bertanya kepada saya apa pesan moral dari novel ini, sungguh saya tidak tahu jawabannya. Sah-sah saja menyimpan dendam kepada keluarga? Membangkang dan berkata-kata kasar kepada orang tua? Membalas bully dengan lebih membully? Atau kalau kau diperkosa, sembunyikan peristiwa tersebut dari suamimu dan lebih baik keluargamu hancur daripada berterus terang?

Selain dari bagian-bagian yang cukup menyakitkan kepala ini, banyak juga bagian-bagian yang saya sukai. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya menyukai 250 halaman pertama dimana kita baru mengenal karakter-karakter yang ada di buku ini. Edlynn yang tomboy, Ikmal yang dewasa tetapi selalu kalah dalam bergurau dengan Edlynn, Tuan Firdause yang dingin padahal sangat ingin dekat dengan putrinya, Adam yang lebih tenang dibandingkan Asyraff, Intan yang selalu diganggu Asyraff. Semuanya karakter-karakter yang menunggu agar potensinya dikembangkan. Dan sayangnya penulis gagal dalam melakukan hal tersebut.

Tentu saja ada bagian-bagian yang menarik di buku ini yang membuat saya tersenyum dan tertawa (di bagian-bagian awal buku) atau yang membuat mata saya panas menahan air mata (di bagian-bagian akhir) sehingga buku ini akhirnya masuk kategori 'it's okay' alias 2 bintang versi goodreads dan blog saya.

Walaupun begitu, rasanya saya tidak akan jera untuk membaca tulisan Sha Ibrahim. Karena di bagian-bagian terbaik buku ini saya bisa melihat gaya penulisannya yang lincah, penuh humor dan kadang membuat haru. Semoga saya bisa berjodoh dengan buku Sha Ibrahim yang lainnya :)

No comments:

Post a Comment