My rating : 4 of 5 stars
Setelah membaca
buku satu (The Girl With The Dragon Tattoo) saya berpikir bahwa dibuku kedua
ini Lisbeth dan Mikael akan kembali bekerjasama mengungkap kasus-kasus
pembunuhan atau lainnya, seperti lazimnya cerita-cerita detektif lainnya.
Ternyata perkiraan
saya salah. Pada buku ini Stieg Larson memfokuskan kepada kehidupan pribadi
Lisbeth yang telah diuraikan sedikit dibuku satu. Apa sebab ia dimasukkan ke
rumah sakit jiwa, latar belakang keluarganya, bahkan Camilla yang dibuku satu
disebut sabagai saudara Lisbeth ternyata adalah kembarannya. Surprise...!! Ada 2
Lisbeth!
Cerita dimulai
hampir 2 tahun kemudian dengan Lisbeth yang sedang bersantai di Grenada setelah
kabur karena patah hati melihat Mikael dan Erika Berger. Dalam masa tersebut ia
telah melakukan operasi payudara (karena payudaranya tidak berkembang sehingga
ukurannya lebih kecil dari ukuran normal) menggunakan uang dari rekening
Wennerstroms di Cayman yang dicurinya
(sekitar beberapa milyar kronor!); berlibur ke Roma, Hongkong, Thailand dan berpindah-pindah
pulau di Karibbia.
Di Grenada, selain bersantai, Lisbeth yang
sedang terpesona dengan matematika sibuk berusaha memecahkan berbagai persamaan
yang pernah ada tanpa berusaha mencontek jawaban dari buku teksnya (wajib
ditiru nih :p )
Ketika kembali ke
Swedia Lisbeth mulai mencari apartemen yang lebih luas dari apartemen lamanya,
dan menyewakan apartemen tersebut kepada temannya (juga kekasih?) Miriam Wu.
Setelah menunda-nunda sekian lama sembari menyakinkan diri bahwa ia tidak punya
perasaan apa-apa lagi terhadap Mikael, Lisbeth kembali aktif memantau komputer
Mikael yang telah dihacknya.
Dari sana ia
mengetahui bahwa Mikael ternyata sedang bekerjasama dengan Dag Svensson dan
kekasihnya Mia Johansson untuk
mengungkap kasus sex trafficking yang sangat banyak terjadi di Swedia. Dag dan
Mia telah lama mengkaji mengenai kasus ini dan mereka telah menemukan banyak sumber,
mulai dari para korban, pelaku dan pelanggan dan bermaksud mengekspos berita
ini. Mereka juga menemukan bahwa bos besar yang menjalankan usaha ini bernama
Zala.
Hal ini mengejutkan
Lisbeth, karena satu2nya Zala yang dikenal Lisbeth adalah ayahnya, Alexander
Zalachenko, mata-mata Rusia yang kabur ke Swedia, dan juga menyebab Lisbeth
dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa.
Sementara itu
Bjurman, Guardian Lisbeth yang semakin terobsesi untuk menyingkirkan Lisbeth
membongkar semua data yang ada mengenai gadis tersebut. Dan ketika ia menemukan
bahwa Alexander Zalachenko adalah ayah Lisbeth, dan sangat bernafsu untuk
membunuh Lisbeth, ia langsung menghubungi Zala.
Kasus semakin
memuncak ketika Dag, Mia dan Bjurman ditemukan tewas dalam jarak waktu beberapa
jam, dan disenjata yang digunakan untuk membunuh terdapat sidik jari Lisbeth.
Ketika diketahui bahwa Lisbeth juga pernah dimasukkan kerumah sakit jiwa,
edaran darurat langsung disiarkan secara nasional untuk waspada terhadap
Lisbeth yang sudah dilabeli sebagai pembunuh dan tidak stabil secara kejiwaan.
Mikael yang tidak
percaya Lisbeth melakukan pembunuhan tersebut kemudian mengabdikan dirinya
berusaha memecahkan kasus tersebut. Berulangkali ia berusaha menghubungi
Lisbeth, tapi selalu gagal. Kemudian ia ingat bahwa Lisbeth dapat memantau
komputernya darimana saja dan ia mulai meninggalkan pesan-pesan untuk Lisbeth
di laptopnya. Dan sesuai dugaan, Lisbeth membalasnya.
Berdasarkan
petunjuk-petunjuk yang ditinggalkan Lisbeth, Mikael berhasil mengetahui
mengenai masa lalu Lisbeth. Ternyata ayahnya, Zalachenko, merupakan orang yang
kejam dan sering menyiksa ibunya. Pada umur 12 tahun Lisbeth tidak sanggup lagi
melihat ibunya disiksa dengan kejam dan membuat rencana untuk menyingkirkan
ayahnya. Pada saat Zalachenko mengunjungi ibunya (si bapak ini pulang setiap
beberapa bulan) Lisbeth menghampiri ayahnya yang sedang didalam mobil dan
melemparkan bom molotov kedalam mobil ayahnya tersebut. Kejadian ini
menyebabkan salah satu kaki Zalachenko harus diamputasi dan sebagian wajahnya
rusak. Sedangkan ibunya yang disiksa oleh si ayah mengalami pendarahan otak dan
tidak pernah normal sesudahnya.
Karena Zalachenko
banyak memberikan rahasia Rusia kepada Swedia, pemerintah menganggap kalau
kasus pembakaran ini sampai ke pengadilan Zalachenko akan membongkar rahasia
pemerintah Swedia itu sendiri. Oleh karena itu Lisbeth dinyatakan sakit jiwa
dan dikurung dirumah sakit jiwa. Pada umur 15 tahun ia keluar dan diasuh oleh
Palmgren, pengacaranya.
Cerita diakhiri
dengan Mikael yang menemukan Lisbeth dirumah pertanian dengan peluru bersarang
di pinggul, bahu dan kepalanya..
Walaupun rasanya ga
sepuas buku 1 (makanya bintangnya turun satu :p ) tetap
aja buku ini memikat untuk dibaca.
Tapiiiiiiii ada sedikit
yang mengganggu saya dibuku ini. Masih masalah romancenya..
Kalo dibuku satu
saya dibikin sebel ama Mikael yang nidurin perempuan sana sini, punya affair
dengan Erika yang sudah menikah dan tidak berniat memutuskan affair ini sampai
20 tahun kedepan, dibuku ini saya dibikin sebel ama Lisbeth.
Ga tau deh ya apa
pandangan mengenai sex di Eropa emang lebih bebas dari benua manapun di bumi
ini, Lisbeth yang berpaling kepada Miriam Wu bikin saya agak ilfil. Dan
untunglah adegan sex di buku ini bisa dibilang hampir tidak ada (kalo dibandingkan dengan novel
romance), selain ciuman dan isyarat mau pindah ke tempat tidur. Kalo ga...
ughhh.. mungkin brenti baca...
eh dari dulu pengen baca serial ini..tpi buku yg pertama pun blm sempat kebaca..klo yg dragon tattoo bagus gk ya?
ReplyDeletedragon tattoo bagus banget... udah lebih 1 minggu aku berkutat baca trilogi ini. sekarang lagi baca no. 3. kalo suka thriller ato adventure ni buku wajib baca deh :)
ReplyDeleteSaya malah lebih seneng buku yang kedua daripada yang pertama. Hehe.
ReplyDeletehaha.. yang paling penting buku 1-3 mantap semua..
ReplyDelete