Wednesday, December 21, 2011

The Girl Who Played With Fire (Millenium #2) by Stieg Larsson



My rating : 4 of 5 stars


Setelah membaca buku satu (The Girl With The Dragon Tattoo) saya berpikir bahwa dibuku kedua ini Lisbeth dan Mikael akan kembali bekerjasama mengungkap kasus-kasus pembunuhan atau lainnya, seperti lazimnya cerita-cerita detektif lainnya.

Ternyata perkiraan saya salah. Pada buku ini Stieg Larson memfokuskan kepada kehidupan pribadi Lisbeth yang telah diuraikan sedikit dibuku satu. Apa sebab ia dimasukkan ke rumah sakit jiwa, latar belakang keluarganya, bahkan Camilla yang dibuku satu disebut sabagai saudara Lisbeth ternyata adalah kembarannya. Surprise...!! Ada 2 Lisbeth!

Cerita dimulai hampir 2 tahun kemudian dengan Lisbeth yang sedang bersantai di Grenada setelah kabur karena patah hati melihat Mikael dan Erika Berger. Dalam masa tersebut ia telah melakukan operasi payudara (karena payudaranya tidak berkembang sehingga ukurannya lebih kecil dari ukuran normal) menggunakan uang dari rekening Wennerstroms di Cayman  yang dicurinya (sekitar beberapa milyar kronor!); berlibur ke Roma, Hongkong, Thailand dan berpindah-pindah pulau di Karibbia.

Di Grenada, selain bersantai, Lisbeth yang sedang terpesona dengan matematika sibuk berusaha memecahkan berbagai persamaan yang pernah ada tanpa berusaha mencontek jawaban dari buku teksnya (wajib ditiru nih :p )

Ketika kembali ke Swedia Lisbeth mulai mencari apartemen yang lebih luas dari apartemen lamanya, dan menyewakan apartemen tersebut kepada temannya (juga kekasih?) Miriam Wu. Setelah menunda-nunda sekian lama sembari menyakinkan diri bahwa ia tidak punya perasaan apa-apa lagi terhadap Mikael, Lisbeth kembali aktif memantau komputer Mikael yang telah dihacknya.

Dari sana ia mengetahui bahwa Mikael ternyata sedang bekerjasama dengan Dag Svensson dan kekasihnya Mia Johansson  untuk mengungkap kasus sex trafficking yang sangat banyak terjadi di Swedia. Dag dan Mia telah lama mengkaji mengenai kasus ini dan mereka telah menemukan banyak sumber, mulai dari para korban, pelaku dan pelanggan dan bermaksud mengekspos berita ini. Mereka juga menemukan bahwa bos besar yang menjalankan usaha ini bernama Zala.

Hal ini mengejutkan Lisbeth, karena satu2nya Zala yang dikenal Lisbeth adalah ayahnya, Alexander Zalachenko, mata-mata Rusia yang kabur ke Swedia, dan juga menyebab Lisbeth dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa.

Sementara itu Bjurman, Guardian Lisbeth yang semakin terobsesi untuk menyingkirkan Lisbeth membongkar semua data yang ada mengenai gadis tersebut. Dan ketika ia menemukan bahwa Alexander Zalachenko adalah ayah Lisbeth, dan sangat bernafsu untuk membunuh Lisbeth, ia langsung menghubungi Zala.

Kasus semakin memuncak ketika Dag, Mia dan Bjurman ditemukan tewas dalam jarak waktu beberapa jam, dan disenjata yang digunakan untuk membunuh terdapat sidik jari Lisbeth. Ketika diketahui bahwa Lisbeth juga pernah dimasukkan kerumah sakit jiwa, edaran darurat langsung disiarkan secara nasional untuk waspada terhadap Lisbeth yang sudah dilabeli sebagai pembunuh dan tidak stabil secara kejiwaan.

Mikael yang tidak percaya Lisbeth melakukan pembunuhan tersebut kemudian mengabdikan dirinya berusaha memecahkan kasus tersebut. Berulangkali ia berusaha menghubungi Lisbeth, tapi selalu gagal. Kemudian ia ingat bahwa Lisbeth dapat memantau komputernya darimana saja dan ia mulai meninggalkan pesan-pesan untuk Lisbeth di laptopnya. Dan sesuai dugaan, Lisbeth membalasnya.

Berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ditinggalkan Lisbeth, Mikael berhasil mengetahui mengenai masa lalu Lisbeth. Ternyata ayahnya, Zalachenko, merupakan orang yang kejam dan sering menyiksa ibunya. Pada umur 12 tahun Lisbeth tidak sanggup lagi melihat ibunya disiksa dengan kejam dan membuat rencana untuk menyingkirkan ayahnya. Pada saat Zalachenko mengunjungi ibunya (si bapak ini pulang setiap beberapa bulan) Lisbeth menghampiri ayahnya yang sedang didalam mobil dan melemparkan bom molotov kedalam mobil ayahnya tersebut. Kejadian ini menyebabkan salah satu kaki Zalachenko harus diamputasi dan sebagian wajahnya rusak. Sedangkan ibunya yang disiksa oleh si ayah mengalami pendarahan otak dan tidak pernah normal sesudahnya.

Karena Zalachenko banyak memberikan rahasia Rusia kepada Swedia, pemerintah menganggap kalau kasus pembakaran ini sampai ke pengadilan Zalachenko akan membongkar rahasia pemerintah Swedia itu sendiri. Oleh karena itu Lisbeth dinyatakan sakit jiwa dan dikurung dirumah sakit jiwa. Pada umur 15 tahun ia keluar dan diasuh oleh Palmgren, pengacaranya.

Cerita diakhiri dengan Mikael yang menemukan Lisbeth dirumah pertanian dengan peluru bersarang di pinggul, bahu dan kepalanya..

Walaupun rasanya ga sepuas buku 1 (makanya bintangnya turun satu :p ) tetap aja buku ini memikat untuk dibaca.

Tapiiiiiiii ada sedikit yang mengganggu saya dibuku ini. Masih masalah romancenya..

Kalo dibuku satu saya dibikin sebel ama Mikael yang nidurin perempuan sana sini, punya affair dengan Erika yang sudah menikah dan tidak berniat memutuskan affair ini sampai 20 tahun kedepan, dibuku ini saya dibikin sebel ama Lisbeth.

Ga tau deh ya apa pandangan mengenai sex di Eropa emang lebih bebas dari benua manapun di bumi ini, Lisbeth yang berpaling kepada Miriam Wu bikin saya agak ilfil. Dan untunglah adegan sex di buku ini bisa dibilang hampir  tidak ada (kalo dibandingkan dengan novel romance), selain ciuman dan isyarat mau pindah ke tempat tidur. Kalo ga... ughhh.. mungkin brenti baca...

Walau bagaimanapun, saya masih berharap Mikael bakal sadar dan baikan lagi dengan Lisbeth (doa dari pencinta romance sejati MySpace )

4 comments:

  1. eh dari dulu pengen baca serial ini..tpi buku yg pertama pun blm sempat kebaca..klo yg dragon tattoo bagus gk ya?

    ReplyDelete
  2. dragon tattoo bagus banget... udah lebih 1 minggu aku berkutat baca trilogi ini. sekarang lagi baca no. 3. kalo suka thriller ato adventure ni buku wajib baca deh :)

    ReplyDelete
  3. Saya malah lebih seneng buku yang kedua daripada yang pertama. Hehe.

    ReplyDelete
  4. haha.. yang paling penting buku 1-3 mantap semua..

    ReplyDelete