Judul : Good Memories
Pengarang : Lia Indra Andriana
Penerbit : Haru
Tahun : 2013
ISBN :
9786027742222
Halaman : 336
Rating : 4 of 5 stars
Biasanya bersekolah ke luar
negeri adalah impian semua orang. Tapi beda bagi Maya. Walaupun dulu ia emang
niat banget mau sekolah ke luar negeri, tetapi sejak pacaran niatnya tersebut
hilang. Mana enak kuliah di Seoul sementara dari si jantung hati jauh di
kampung halaman sana? Apalagi si pacar juga dengan gamblang bilangin kalo dia
ga suka pacaran jarak jauh. Mati-matian Maya berusaha mempertahankan
hubungannya dengan Alva, si kekasih.
Ketika kemudian Maya tinggal kelas,
dengan bahagia ia mengirimkan hasil ujiannya pulang. Kalau Papa melihat hasil
ujiannya ini, ia pasti di panggil pulang. Tapi ternyata Papa tetap ngotot. Maya
tidak boleh pulang dari Korea sebelum menyelesaikan kuliah S1-nya.
Gambar ambil disini |
Yang paling saya sukai dari buku
ini adalah konsep membuat kenangan indahnya. Mengingatkan saya akan penyesalan
karena tidak mengabadikan beberapa kenangan yang mungkin tidak terulang
kembali. Sekarang hanya ada dalam ingatan, kadang samar tapi kadang terkilas
tajam.
Selain itu yang menarik adalah
tokoh Maya. Cewek yang menurut saya sedikit keras kepada dan ada unsur-unsur
manja dan naif ini berhasil membuat saya ngakak. Apalagi saat tragedi kartu
kredit yang diblokir itu. Serius, ga nyangka kata-kata itu akan keluar dari
mulut Maya.
Gambar ambil disini
|
Biasanya dalam satu buku itu ada
tokoh yang kurang disukai atau dibenci. Dan predikat itu dengan sukses
disandang oleh Alva. Saya sedikit tidak setuju dibagian akhir dimana Maya
menggambarkan bahwa dibalik sifat menjengkelkannya, Alva sebenarnya adalah
orang yang baik.
Menurut saya, saat seseorang
memutuskan berhubungan dengan orang lain untuk menyelamatkan keluarganya,
setidak ia mempunyai sedikit harga diri untuk berbuat yang terbaik bagi
hubungan tersebut.
Plot cerita sebenarnya biasa
saja, tapi karena karakter Maya dan Luc yang berkesan ditambah dukungan
karakter-karakter teman-teman di kelas bahasa membuat cerita ini menarik untuk
diikuti. Jalan cerita lumayan cepat walaupun ada bagian yang sedikit bikin
pikiran saya melayang seperti saat Maya
yang gigih nyari kerja sampingan.
Oh ya, bagian yang paling menarik
itu adalah Kwanghan University yang terasa sangat real. Apalagi dilengkapi
dengan denah universitas dan keterangan gedung-gedungnya serta gambar dan
keterangan mengenai iHouse dan dapur iHouse. Kedua tempat ini merupakan lokasi
utama dari cerita. Selain itu aura Korea-nya terasa sangat real, tidak seperti
tempelan pada beberapa novel Indonesia bersetting Korea yang pernah saya baca.
Gambar ambil disini |
Aku juga kurang setuju sama ending Alva itu sebenarnya baik. Harusnya ada plot yg memperkuat statement itu, tapi sayangnya nggak ada. Jadi kesannya itu kurang valid yaa! Alva tetep brengsek sih menurutku.. caranya Alva masih blm dewasa :P
ReplyDeletesetuju... :)
DeleteAh sama dng mbak ira aku rasa cowok kayak Alva itu ga baik cuma manfaatin maya aja. Jadi geregetan
ReplyDeleteWhat you feel inside reflects on your face. So be happy and positive all the time. It's so important to realize that every time you get upset, it drains your emotional energy.
ReplyDelete