Judul : Always
With Me
Penulis : Hyun Go Wun
ISBN : 9786027742239
Penerbit : Haru
Tahun : 2013
Halaman : 428
Harga : Rp. 68.000,-
Rating : 3,5 of 5 stars
Chae Song Hwa, anak kedua dari
tiga bersaudara, tidaklah cantik. Walaupun lebih sering dianggap sebagai
laki-laki, ia bangga dengan kekuatan dan keberaniannya. Ia memiliki karir yang
bagus, teman baik yang menemaninya minum-minum dan orang-orang yang selalu
meminta pertolongannya.
Yoon Sang Yup memiliki tekanan
yang cukup berat. Sebagai cucu tertua ia diharapkan untuk segera menikah hanya
karena gurauan serius kakeknya yang akan mewariskan perusahaan elektroniknya
kepada cucu pertamanya yang memiliki anak. Dengan ibu yang berambisi mengusai
perusahaan tersebut Yoon Sang Yup terus menerus disodori wanita-wanita cantik
kiriman ibunya yang mendatangi rumah sakit tradisonal tempatnya bekerja.
Jadi, ketika Sang Yup bertemu dan
dihajar Song Hwa yang sedang mabuk berat di kamar mandi sebuah klub dan
dilanjutkan dengan pertemuan di kereta, Sang Yup menganggap itu adalah sebuah
takdir. Wanita itu sampai tertidur dibahunya dan meninggalkan jejak air liur di
setelan Armani Sang Yup. Kalau itu bukan takdir apalagi namanya?
Hal itu tentu saja mengejutkan
Song Hwa. Bagaimana dokter yang kasar
dan tidak sopan itu berani-beraninya meminta ia menjadi pacarnya? Mereka kan
juga baru kenal...
Tapi Sang Yup bukanlah lelaki
yang mudah putus asa. Dengan gigih ia mengejar dan mendesak Song Hwa. Dan Song
Hwa yang tidak percaya takdir ini kemudian menyerah. Dengan permainan
gunting-batu-kertas ia menentukan pilihannya. Kalau Sang Yup menang, ia akan
menjadi pacar Sang Yup.
Novel ini merupakan percampuran
antara beberapa kisah yang telah kita kenal. Cinderella, Beauty and The Beast,
Bridget Jones Diary, Romeo & Juliet. Dan itu dipastikan oleh penulis dengan
menceritakan ulang kisah-kisah itu tetapi dari sudut pandang yang berbeda.
Cinderella kehilangan sebelah sepatu kacanya? Bukankah pintar sekali Cinderella itu? Ia sengaja memilih sepatu yang sedikit kebesaran, kalau tidak begitu bagaimana sepatu tersebut bisa terlepas dari kakinya?
Dan The Beast yang tidak malu
akan keburuk rupaannya, toh ia tetap
seorang pangeran.
Kisah-kisah ini membatasi
tahap-tahap perkembangan hubungan antara Chae Song Hwa dan Yoon Sang Yup. Air liurnya
yang tumpah ke bahu Sang Yup adalah sepatu kacanya Cinderella. Si buruk rupa
yang tidak minder adalah Song Hwa yang tetap percaya diri walaupun tumbuh besar
diantara kedua saudaranya yang cantik Park Yang Ji dan Chae Jang Mi. Diary si
Bridget (yang jujur saja ga saya sukai baik buku maupun filmnya) melambangkan
kebahagian Song Hwa yang akhirnya punya pacar. Dan kisah ini berpuncak dalam
tragedi ala Romeo & Juliet.
Menurut saya kreatif sekali
penulis mengambil kisah-kisah ini untuk melambangkan kemajuan-kemajuan dalam
novelnya. Setiap menemukan kisah-kisah penanda ini saya jadi berpikir ‘oke, ini
kisah si buruk rupa yang bangga dengan keburuk rupaannya. Dan jelas-jelas Song
Hwa adalah karakter yang yang dimaksudkan. Apa yang akan diberikan penulis
kepada saya di babak ini?'
“Aku punya pekerjaan dan meskipun aku tidak cantik sekali, setidaknya aku tidak pernah malu dengan wajahku sendiri.” Tatapan Song Hwa benar-benar terlihat serius, seolah ia sedang mengakui kesalahannya. Dari ekspresi wajahnya, sepertinya ia memang baru menyadari bahwa sebenarnya ia memiliki banyak hal.
Song Hwa yang polos seperti
sebuah buku yang terbuka bagi Sang Yup. Setiap kegelisahan yang keraguan Song
Hwa bisa terbaca jelas olehnya. Dan sifat Sang Yup yang selalu membereskan
persoalan sebelum menjadi berlarut-larut merupakan salah satu hal yang
mendukung keberhasilan hubungan Sang Yup dan Song Hwa.
Pada beberapa bagian, kecurigaan
Song Hwa tentang alasan Sang Yup berpacaran dengannya membuat saya sedikit
bosan. Karena hal ini cukup berulang-ulang terjadi. Dan ternyata ini memang
menjadi penyesalan Song Hwa kemudian. Mengapa ia menghabiskan waktu
mempertanyakan motif Sang Yup bukannya berusaha dengan sungguh-sungguh memperdalam hubungan mereka?
Tidak ada emosi yang
meledak-ledak dibuku ini, ataupun adegan yang bisa membuat kita mengucurkan air
mata. Bahkan ketika cerita mulai memasuki adegan ala Romeo & Juliet. Suasana
di novel ini lumayan tenang, hanya ada sedikit riak tapi tidak membosankan. Dan
hal ini penting menurut saya karena novel ini
lumayan tebal.
Saya menyukai semua karakter yang
ada dibuku ini (kecuali orang tua Sang Yup tentunya). Setiap orang memiliki
peranan yang mendukung karakter utamanya, bahkan Jang Mi yang berusaha merebut pacar kakaknya.
Selain hubungan antara Song Hwa
dan Sang Yup, yang paling saya sukai dibukui ini adalah hubungan persaudaraan
antara Yang Ji, Song Hwa dan Jang Mi. Kedua saudaranya ini sangat cantik dan
sesuai sekali dengan nama mereka yang berarti bunga mawar. Sedangkan nama Song
Hwa sendiri juga merupakan nama bunga tetapi bukanlah termasuk kedalam keluarga bunga mawar.
Yang Ji, si kakak tertua yang
kembali kerumah setelah bercerai karena suami berselingkuh adalah perempuan
yang pintar dan cepat menangkap masalah. Sifatnya yang dingin dan tegas menjadi
penyeimbang bagi kedua adiknya.
Jang Mi si bungsu, artis cantik
yang merasa paling dicintai se-Korea Selatan, bersifat manja, egois dan sangat
mementingkan diri sendiri. Ia lebih suka berpikiran simpel, sehingga seringkali
jengkel dengan Yang Ji yang sering memperumit jawaban sebuah persoalan.
Hubungan ketiga orang ini juga
ikut berkembang dalam buku ini. Dari awalnya sedikit acuh tak acuh menjadi
lebih dekat dan akrab.
Sebenarnya hubungan ketiga
bersaudara ini mengingatkan saya akan manga For The Rose karya Akemi Yoshimura
sensei. Di manga ini dikisahkan tentang Yuri yang setelah neneknya meninggal
baru mengetahui bahwa ibunya adalah seorang artis ternama dan ia memiliki 3
orang saudara yang semuanya berlainan ayah. Ketiga saudaranya ini sangat cantik
dan tampan.
Ada Fuyo, si kakak pertama yang
pemalas tapi sebenarnya pintar. Ia juga kembali pulang kerumah setelah bercerai
dari suaminya yang berselingkuh dan mengidap Oedipus complex. Walaupun pemalas
dan memiliki prinsip bahwa orang lain yang harus melakukan sesuatu baginya,
Fuyo adalah orang yang paling tajam dalam menghadapi masalah. Menurut saya
dibuku Always With You ini Fuyo adalah Yang Ji.
Ada Sumire, kakak kedua yang
keturunan bule. Cowok ganteng ini menutup hatinya dari cinta sejak ditinggal
mati kekasihnya. (pacar Sang Yup sebelum Song Hwa sepertinya juga mati kalau
saya tidak salah ingat).
Ada Aoi, si bungsu yang sangat
tampan, narsis dan jutek. Ia ditaksir oleh banyak cewek dan cowok.
Lalu si tokoh utama, Yuri, cewek
gendut dan jerawatan dengan kepercayaan diri yang sangat rendah.
Apakah mungkin penulis
terinspirasi oleh tokoh-tokoh ini? Jalan cerita jelas beda, karena For The
Rose-nya Akemi sensei menyentuh banyak persoalan, bukan hanya percintaan.
Dan sebelum menutup review ini,
adalah beberapa kejanggalan yang saya temukan dibuku ini. Yang sempat saya catat antara lain :
- Hal 246 : Wanita itu bergerak dengan lamban dan anggun layaknya seorang kucing mahal... (Seorang? Seriously?!?)
- Hal 277 : Jari tangan yang gemuk dan imut dokter itu... (apa ga lebih cocok menggunakan kata pendek?)
- Hal 327 : Romeo dari keluarga Montague adalah satu lelaki yang terkenal... (satu atau seorang?)
- Hal 365 : Mereka harus menaiki 419 buah anak tangga... (menurut saya lebih efektif kata ‘buah’ dihilangkan)
- Sang Yup sering sekali terkikik di buku ini. Apa tidak bisa digantikan menggunakan kata lain seperti 'terkekeh' misalnya? Aneh aja membaca ada cowok yang terkikik. Girlie banget menurut saya.
Secara keseluruhan saya berikan
3,5 bintang untuk buku ini.
Saya sangat menunggu-nunggu untuk
bisa membaca kisah Yang Ji dan Jang Mi. Dan saya tidak bisa mengetahui apakah
buku-buku mereka sudah diterbitkan atau belum karena di goodreads saya hanya
menemukan buku-buku Hyun Go Wun edisi bahasa Indonesia. Ketemu link novelnya
tapi pake bahasa Korea :(
Apakah tidak ada rakyat Korea
Selatan yang menjadi anggota Goodreads dan menginput data buku-buku yang sudah
diterbitkan Hyun Go Wun?
Aiihh.. jadi penasaran ini..
Kmaren liat buku ini di top pertamanya bukabuku. eeeh cepet bangeet bikin reviewnya hehe :p
ReplyDeleteJadi penasaran sama bukunya.
Salam kenal, btw :)
salam kenal juga Hanifah :)
Deleteaku udah terima bukunya 3 hari yang lalu sih dan langsung baca. abis baca langsung bikin review, kalau ditunda-tunda ntar malasnya timbul. ujung2nya malah ga jadi bikin reviewnya. hehehehe...
Halo, Kak Ira! Ini pertama kalinya ke blog ini sepertinya, hehe.
ReplyDeleteBaru selesai baca buku ini juga beberapa hari lalu, secara keseluruhan suka, tp entah kenapa lebih suka buku sebelumnya yg '4 Ways to Get a Wife'
Dan iya, setuju banget tentang poin-poin diatas. Kalo diperhatiin buku terjemahan Penerbit Haru udah makin baik dari segi terjemahan maupun fisik tampilan bukunya, tapi seringkali masih ada beberapa pemilihan kata/diksi yg agak-agak kurang enak ya, hehe. Tapi dibanding buku terjemahan pertamanya, yg sekarang ini udah progress banget :)
-Tirta @ I Prefer Reading
halo juga Tirta, makasih sudah berkunjung :)
Deleteaku emang denger kalo 4 Ways to Get A wife itu lebih bagus, sepertinya ceritanya lucu. mesti berburu nih, atau apa ada yang mau ngadoin? #kode
hehehe...
blog bagus dari pembaca dan reviewer yg cermat..salam kenal
ReplyDeleteterimakasih :)
Deletesalam kenal juga...
hubungan ketiga bersaudara ini mengingatkan saya akan manga For The Rose karya Akemi Yoshimura sensei.
ReplyDeleteToko Buku Online GarisBuku.com
ada yang punya novel hyun go wun-1% of anything ?
ReplyDeletemaaf, saya nggak punya. Ini satu-satunya novel Hyun Go Wun yang saya punya dan baca... :)
DeleteApakah1% of anything sdh diterbutkan di indo?????
ReplyDelete