Rating : 3 of 5 stars
Trenton St.James III mendatangi Bar
Harbour untuk melihat sebuat properti yang hendak dijadikannya sebagai lokasi
terbaru hotel St.James. Properti tersebut adalah sebuah manor yang merupakan
landmark kota dan dimiliki oleh keluarga Calhoun yang terdiri dari
empat orang gadis dan seorang bibi yang romantis. Dan mereka semua menolak menjual rumah
tersebut kepada Trenton.
Ketika sampai di Bar Harbour
mobil Trent mogok dan dibawa ke bengkel C.C. Yang tidak diketahuinya adalah C.C
merupakan gadis termuda dari keempat Calhoun bersaudara. Ketika Catherine Coleen
atau C.C melihat nama di kartu kredit Trent, ia pun langsung mengamuk dan
mengusir Trent. Baginya Trent terlihat seperti pengusaha haus darah yang tidak
mempedulikan bahwa ia mengusir orang-orang dari rumahnya sendiri untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya.
Tetapi bagi keluarga Calhoun
sendiri tawaran menjual rumah mereka adalah jalan keluar bagi kesulitan ekonomi
yang melanda mereka. Hanya saja kecintaan mereka terhadap rumah tersebut
membuat mereka sangat sulit melepaskan Two Tower, rumah mereka. Dengan semua
sejarah unik rumah tersebut yang meliputi nenek buyut yang bunuh diri karena
mencintai lelaki lain dan kakek buyut yang menjadi gila setelah kematian si
nenek buyut, The Tower bukan hanya sekedar rumah bagi keluarga Calhoun.
Buku ini saya baca sebagai bagian
dari tiga reading challenge yang saya ikuti yaitu What’s In A Name RC, Book in
English RC dan Read-A-Long Nora Roberts/J.D. Robb. Karena ini udah hampir akhir
tahun, saya make trik dimana dengan hanya membaca satu buku saya bisa memenuhi
tiga RC sekaligus. Semoga sampe akhir desember semua target RC saya tercapai...
Seperti biasa Nora Roberts
membuat kita terhanyut dengan romansa dan drama keluarganya. Sekali kita
membaca bukunya sulit untuk dilepaskan lagi.
Plot dasar buku ini sebenarnya
sudah ada beberapa novel NR yang memiliki kisah yang sama. Keluarga yang
bersatu padu dan dibumbui dengan hantu keluarga yang memiliki kisah tragis. Paling
mirip sih sebenarnya dengan seri Inn Bonsboroo. Dan para gadis Calhoun ini
mengingatkan saya dengan tokoh-tokoh di trilogi Dream. Tapi buku ini
diterbitkan sebelum kedua seri yang saya sebutkan diatas.
Keempat gadis keluarga Calhoun
memiliki sifat berbeda-beda. Ada Amanda yang praktis, Suzanne yang rapuh, Lilah
yang santai dan C.C yang berapi-api. Ditambah juga dengan Bibi Coco yang
romantis, yang membuat rencana rahasia menjodohkan salah satu gadisnya dengan
Trent dan dengan begitu bisa menyelamatkan The Tower.
Dari awal pertemuan C.C dan Trent
kita sudah merasakan percikan diantara keduanya. Walaupun percintaan diantara
keduanya terasa seperti secepat kilat menurut saya. Hanya beberapa hari setelah
bertemu C.C. sudah menyatakan cinta. Tapi
seperti yang dinyatakan C.C, cinta itu datang saat ia merasa siap, bisa dalam
beberapa detik atau malah menunggu bertahun-tahun.
Dan seperti biasa, perselingkuhan
membuat saya jengkel. Begitu juga potongan-potongan cerita Bianca, si nenek
buyut yang berselingkuh, yang menceritakan pertemuan pertamanya dengan
Cristian, pelukis yang dicintainya.
Yang bikin meradangnya sih tiap
kali ketemu Cristian pasti si Bianca merasa bersalah dan kemudian
bertanya-tanya kenapa suaminya begitu acuh, atau kenapa suaminya hanya
memperhatikan penampilan atau kenapa suaminya tidak bisa membuat ia
mencintainya. Jadi mikir sendiri, si Bianca ini pernah ga sih berusaha membuat
suaminya mencintai dia?
Belum lagi tiap ia merasa
bersalah terhadap suaminya si Bianca langsung memakai kalung emerald yang
dikeliling berlian sebagai hukuman bagi dirinya sendiri. Kalung tersebut di
hadiahkan suaminya setelah melahirkan putra pertama mereka. Hukuman yang “berat”
sekali menurut saya.
Seperti biasa, cerita ini
memiliki akhir bahagia yang merupakan ciri khas novel romans #ya iyalah!
Novel ini cukup ringan dibaca dan
juga tidak terlalu tebal sehingga tidak bikin bosan, walaupun sebenarnya tidak
ada novel Nora Roberts yang membosankan. Sekali membaca pasti kita akan dibawa
hanyut dalam dunia yang diciptakannya.
No comments:
Post a Comment